TEMPO.CO, Salvador - Tim pembunuh raksasa. Reputasi itu melekat pada Swiss dalam empat tahun terakhir berkat keberhasilan mereka mengalahkan sejumlah tim besar. Namun, Prancis optimistis tak akan jadi korban berikutnya saat kedua tim bertemu untuk berebut tiket 16 besar di Arena Fonte Nova, Salvador, dinihari nanti.
Keyakinan itu diungkapkan bek Prancis, Patrice Evra. "Soalnya, sekarang kami lebih kompak," kata pemain Manchester United itu. "Tak ada lagi kelompok-kelompok kecil dalam tim nasional. Kami sadar bahwa kami sekarang bermain untuk satu negara yang sama. Sejak November, kami merasakan kebanggaan mengenakan seragam ini."
Evra menyinggung soal friksi di tim terkait dengan kejadian dalam Piala Dunia sebelumnya. Saat itu konflik internal membuat Les Bleus pulang tanpa membawa satu pun kemenangan. Pada Piala Dunia kali ini, konflik itu tak terlihat jejaknya. Dalam laga pertama lalu, Prancis tampil mengesankan dengan menggulung Honduras 3-0, antara lain berkat dua gol yang diborong Karim Benzema.
Namun Swiss, tetangga Prancis di kaki Pegunungan Alpen, bukan lawan sembarangan. Dalam empat tahun terakhir, tim asuhan Ottmar Hitzfel itu sudah berhasil menekuk Spanyol 1-0 pada 2010, lalu sempat mengalahkan Jerman 5-3 dan Brasil 1-0. Karena itu pula mereka mendapat reputasi sebagai tim pembunuh raksasa. Torehan apik dalam rangkaian pertandingan yang dijalaninya juga membuat Swiss menempati peringkat lebih baik—keenam—ketimbang Prancis (17).
Ketangguhan dan sikap pantang menyerah mereka juga terlihat dalam laga pertama di Grup E. Mereka mampu mencatatkan kemenangan 2-1 atas Ekuador, meski sempat tertinggal 0-1. Gol kemenangan dalam pertandingan itu bahkan dicetak Haris Seferovic pada menit ke-93. Artinya, Swiss berjuang hingga peluit akhir berbunyi.
Kemenangan itu juga mendongkrak kepercayaan diri para pemain. "Kami tidak takut Prancis," kata penyerang Seferovic, 22 tahun, seperti dilansir laman resmi Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA). Ia bahkan menilai Prancis wajib berhati-hati dalam laga nanti. "Kami punya keberanian dan harga diri. Kami akan memasuki lapangan nanti dengan penuh kepercayaan diri."
Swiss kini berada di peringkat kedua klasemen dengan tiga poin, sama dengan koleksi poin Prancis, yang memiliki selisih gol lebih baik. Dengan posisi kedua tim itu, pertandingan malam ini pun akan jadi penentuan siapa yang akan lebih dulu lolos ke babak 16 besar.
Bek Swiss, Johan Djourou, paham akan kalkulasi tersebut. Ia ngotot ingin menekuk Prancis dalam laga nanti, meski beberapa pengamat justru lebih menjagokan sang lawan. "Prancis mungkin favorit karena pemain mereka terkenal dan bermain di klub besar," kata Djourou, yang dikabarkan akan digantikan Fabian Schar karena dianggap melakukan blunder dalam laga pertama lalu.
"Tapi di Piala Dunia, yang dihitung hanya pertandingan ini, bukan nama besar pemain atau klub yang diperkuatnya."
Prancis, yang harus kehilangan gelandang Yohan Cabaye akibat cedera hamstring, ada kemungkinan akan mempertahankan formasi tim seperti saat mengalahkan Honduras. Pelatih Didier Deschamps sebenarnya masih memiliki alternatif formasi dengan memasukkan Olivier Giroud di lini depan. Namun, hal itu berarti ia harus menggeser Benzema dan meminggirkan Antoine Griezmann, yang mampu tampil meyakinkan di posisi sayap kiri yang biasa diisi Franck Ribery, yang kini cedera.
Di kubu Swiss, dua penggantian yang dilakukan Hitzfeld dalam laga sebelumnya terbukti jadi kunci kemenangan timnya. Namun, pelatih asal Jerman itu ada kemungkinan akan tetap memilih Josip Drmic di lini depan ketimbang Seferovic yang jadi pahlawan dalam laga sebelumnya. Drmic, yang bermain untuk Bayer Leverkusen, dianggap mampu lebih memperlihatkan konsistensi tampilan sebelum datang ke Brasil.
FIFA | AFP | REUTERS | ARIE FIRDAUS
Perkiraan Pemain
Swiss (4-2-3-1)
Benaglio;
Lichsteiner, Djourou, von Bergen, Rodriguez;
Behrami, Inler;
Shaqiri, Xhaka, Mehmedi;
Drmic
Prancis (4-5-1)
Lloris;
Debuchy, Varane, Sakho, Evra;
Valbuena, Pogba, Mavuba, Matuidi, Griezmann;
Benzema
Berita utama
Jokowi: Politik Indonesia Kurang Beradab
Khotbah Jumat, Prabowo Didoakan Jadi Presiden
BEI Tak Kenali 'Tanoesoedibjo Prabowo-Hatta'