TEMPO.CO, Jakarta - Kekalahan 0-2 dari Cile, Kamis dinihari lalu, membuat Spanyol tersingkir dari Piala Dunia 2014. Padahal, pada awal turnamen, tim berjuluk La Furia Roja atawa Si Merah Menyala itu dijagokan sebagai salah satu calon juara.
Iker Casillas cs memang datang ke Brasil dengan status juara bertahan dan juara Piala Eropa. Tak mengherankan, begitu mereka tersingkir pada fase grup, penggemar sepak bola pun dibuat gempar.
Meski mengejutkan, tersungkurnya Spanyol--sang juara bertahan--pada fase grup sebenarnya bukan hal aneh dalam turnamen sepak bola terakbar sejagat tersebut. Pada tiga edisi Piala Dunia sebelum Brasil, misalnya, dua juara bertahan juga rontok pada fase grup.
Prancis, yang menjuarai Piala Dunia 1998 di kandang, tersingkir pada fase grup Piala Dunia 2002. Tergabung bersama Senegal, Denmark, dan Uruguay pada Grup A, tapi Prancis mentok pada posisi juru kunci. Les Blues--julukan Prancis--kalah 0-1 pada laga pembuka melawan Senegal, disusul hasil imbang tanpa gol saat menghadapi Uruguay, dan kalah 0-2 dari Denmark pada laga pamungkas.
Mirip seperti Prancis, Italia yang menjuarai Piala Dunia 2006 juga keok pada fase grup Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Azzurri--julukan Italia--juga berada pada posisi juru kunci di bawah Paraguay, Slovakia, dan Selandia Baru.
Memulai turnamen dengan hasil imbang 1-1 melawan Paraguay, selanjutnya Italia kembali mendapat hasil imbang 1-1 dengan Selandia Baru, dan kalah 2-3 dari Slovakia.
Berikut ini juara bertahan Piala Dunia yang rontok pada fase grup:
- Spanyol: juara Piala Dunia 2010, tersingkir pada fase grup Piala Dunia 2014;
- Italia: juara dunia 2006, tersingkir pada fase grup 2010;
- Prancis: juara dunia 1998, tersingkir pada fase grup 2002;
- Brasil: juara dunia 1962, tersingkir pada fase grup 1966; dan
- Italia: juara dunia 1938, tersingkir pada fase grup 1950.
ARIE FIRDAUS