Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Piala Dunia dan Sepak Bola Kelelawar

Editor

Nur Haryanto

image-gnews
Penyerang Pantai Gading, Gervinho (kiri) merayakan golnya ke gawang Kolombia, pada laga piala dunia di Brazil, 20 Juni 2014. EVARISTO SA/AFP/Getty Images
Penyerang Pantai Gading, Gervinho (kiri) merayakan golnya ke gawang Kolombia, pada laga piala dunia di Brazil, 20 Juni 2014. EVARISTO SA/AFP/Getty Images
Iklan

TEMPO.CO - Pada menit ke-73, saat timnya tertinggal dua gol dan tim Kolombia bertambah sulit ditembus, Gervinho menerima bola di sisi kiri, tak jauh dari gawang lawan. Dia lalu bergerak menusuk ke dalam, melewati seorang pemain lawan dengan sekali kelokan, sebelum melaju ke kotak penalti. Seorang lagi bisa ia kecoh. Lalu, dari jarak 10 meter, dia menendang bola ke sudut kanan gawang yang dijaga David Ospina Ramirez. Tembakan yang mengagetkan.

Gol Gervinho itu memang tak menyelamatkan Pantai Gading dari kekalahan dalam pertandingan keduanya pada babak penyisihan Grup C, Jumat lalu. Tapi siapa pun yang menonton bakal sulit melewatkan apa yang sebenarnya berlangsung di depan mata: sebuah peragaan determinasi, teknik, kepercayaan diri, dan... keberuntungan, yang menghasilkan gol individual menakjubkan—salah satu yang terbaik sejauh ini.

Momen serupa, yang merupakan elemen sepak bola indah, boleh dibilang jarang terjadi. Aksi ala Gervinho lebih sulit muncul setelah sepak bola semakin mengutamakan kecepatan dan meminggirkan keelokan permainan, setelah “ideologi” kecepatan dan kekuatan menjadi elemen utama formula permainan. Demi efisiensi, kata dia. Tapi formula ini tak jarang dibuat semata berdasarkan rasa takut akan, atau sekurang-kurangnya keinginan menghindari, kekalahan.

Dalam formula itu, pemain banyak berlari, tapi sedikit sekali mengambil risiko, atau bahkan nihil. Keberanian tak dipromosikan, ia dianggap tak menguntungkan. Semangat kreatif untuk beraksi, yang bisa mengilhami, menjadi langka. Wajar jika jumlah gol rata-rata terus menurun, paling tidak sejak 1954. Untuk mengurangi pertandingan yang berakhir seri, pada 1994, FIFA memberlakukan poin tambahan bagi setiap kemenangan. Tapi tampaknya sia-sia juga.

Dari kalangan yang memuja sepak bola indah, kemudian bertebaran komentar sinis. Misalnya yang dilontarkan Carlos Caszely, mantan pemain nasional Cile yang dijuluki Raja Meter Persegi: “Jenis permainan ini adalah taktik kelelawar. Kesebelas pemain bergelantungan di tiang gawang.” Atau keluhan Nikolai Starostin, mantan pemain Rusia dan pendiri klub Spartak Moskow: “Sekarang semua pemain terlihat serupa. Kalau mereka berganti kaus, tak ada yang mengenali. Mereka bermain persis sama.”

Syukurlah, Piala Dunia kali ini kelihatannya menjanjikan keadaan yang lebih baik, setidaknya dibanding empat tahun lalu. Barulah, kurang-lebih sepekan berlangsung, jumlah gol rata-rata per pertandingan mendekati 2,9. Angka tersebut mengindikasikan turnamen tahun ini berprospek menjadi Piala Dunia dengan gol terbanyak sejak 1958, ketika Piala Dunia diselenggarakan di Swedia. Waktu itu jumlah rata-rata golnya 3,6.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Faktor yang menyokong perkiraan itu terutama adalah penampilan tim-tim non-unggulan atau kesebelasan yang bukan merupakan langganan Piala Dunia. Betapa menyenangkannya menyaksikan pertandingan Kolombia melawan Pantai Gading, atau Honduras versus Ekuador. Mereka berani. Mereka agresif. Dan hasil akhirnya bukan skor “kacamata”.

Sangat boleh jadi masih akan ada pertarungan sejenis pada hari-hari mendatang. Syukur-syukur muncul lagi letupan aksi ala Gervinho yang tak hanya menyelamatkan suatu tim dari kekalahan, melainkan juga menghasilkan kemenangan. Atau bahkan juara.

Dengan gairah itu, tanpa Spanyol, apalagi Italia, dan entah tim elite mana lagi nanti yang gugur, Piala Dunia tak akan kehilangan apa pun.

PURWANTO SETIADI (WARTAWAN TEMPO)

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mantan Gelandang Jerman Mesut Ozil Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

22 Maret 2023

Mesut Ozil. REUTERS/Kenan Asyali
Mantan Gelandang Jerman Mesut Ozil Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

Mesut Ozil pensiun dari timnas Jerman pada 2018 di tengah debat politik tentang imigran.


Mantan Gelandang Real Madrid dan Juventus Sami Khedira Pensiun

20 Mei 2021

Juventus mendapatkan Sami Khedira secara gratis setelah kontraknya tidak diperpanjang oleh Real Madrid pada 2015. Hingga saat ini Khedira tetap jadi andalan di lini tengah Juventus. Instagram/@sami_khedira6
Mantan Gelandang Real Madrid dan Juventus Sami Khedira Pensiun

Sami Khedira mengundurkan diri sebagai pesepakbola profesional. Cedera membuat dia harus menyerah di usia 34 tahun.


Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar: 6 Hal yang Penting Diketahui

17 Juli 2018

Kiper sekaligus kapten Prancis, Hugo Lloris, memegang trofi Piala Dunia saat pesta penyambutan di Istana Presiden Elysee, Paris, 16 Juli 2018. (Ludovic Marin/Pool Photo via AP)
Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar: 6 Hal yang Penting Diketahui

Piala Dunia 2018 sudah berakhir dan yang selanjutnya akan digelar di Qatar pada 2022.


Laporan Tempo dari Rusia: Angkutan Kota Andalan Meliput

7 Juli 2018

Laporan Tempo dari Rusia.
Laporan Tempo dari Rusia: Angkutan Kota Andalan Meliput

Selama meliput perhelatan Piala Dunia 2018, angkutan publik bisa jadi andalan.


Piala Dunia 2018: Denmark Kalahkan Peru, Kasper Schmeichel Dipuji

17 Juni 2018

Ekspresi kiper Leicester, Kasper Schmeichel, dalam pertandingan Liga Inggris melawan Aston Villa di Stadion Villa Park, 16 Januari 2016. Reuters / Darren Staples
Piala Dunia 2018: Denmark Kalahkan Peru, Kasper Schmeichel Dipuji

Kasper Schmeichel mendapat pujian dari Denmark mengalahkan Peru dalam Piala Dunia 2018.


3 Negara Ini Ajukan Jadi Tuan Rumah Bersama Piala Dunia 2026

11 April 2017

Ilustrasi sepak bola. Benevolat.org
3 Negara Ini Ajukan Jadi Tuan Rumah Bersama Piala Dunia 2026

Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada mengajukan penawaran bersama untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026.


Real Madrid Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

15 Desember 2016

Striker klub Real Madrid, Cristiano Ronaldo membawa bola saat ikuti sesi latihan bersama rekan setimnya di Yokohama, Jepang, 14 Desember 2016. REUTERS
Real Madrid Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

Real Madrid berhasil menundukan Club America pada semifinal Piala Dunia Antar Klub dengan skor 2-0. Karim Benzema dan Cristiano Ronaldo jadi pahlawan.


River Plate Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

16 Desember 2015

FIFA (Federation Internationale de Football Association). (logos.wikia.com)
River Plate Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

River Plate akan menantang pemenang laga antara Barcelona vs Guangzhou Evergrande di babak final. Laga itu akan berlangsung besok.


Kolombia: Tanpa Suarez, Uruguay Tetap Berbahaya

14 Oktober 2015

Reaksi pemain Uruguay, Luis Suarez, setelah gagal mencetak gol  dalam pertandingan persahabatan melawan Kosta Rika di Montevideo, Uruguay, 13 November 2014. Uruguay kalah lewat adu penalti 6-7. AP/Matilde Campodonico
Kolombia: Tanpa Suarez, Uruguay Tetap Berbahaya

Penyerang andalan Uruguay Luis Suarez masih menjalani larangan
pertandingan karena menggigit Giorgia Chiellini pada Piala
Dunia 2014.


Messi Pinjamkan Nomor Punggungnya untuk Aguero

8 Oktober 2015

Lionel Messi (kiri) dan Sergio Aguero melakukan peregangan jelang pertandingan melawan Belanda pada semifinal piala dunia di Brazil, 8 Juli 2014. REUTERS/Dylan Martinez
Messi Pinjamkan Nomor Punggungnya untuk Aguero

Aguero senang dengan tawaran Messi agar ia mengenakan kaus dengan nomor 10.