TEMPO.CO, Belo Horizonte - Argentina kian berpusat pada Lionel messi. Bahkan ada kesan tim itu terlalu bergantung pada pemain Barcelona ini. Hal itu terlihat dalam dua laga yang sudah dijalani tim Tango itu di Piala Dunia 2014.
Dalam laga pertama, saat Argentina mengalahkan Bosnia-Herzegovina 2-1, sang pelatih, Alejandro Sabella, akhirnya mengubah formasi 5-3-2 menjadi 4-3-3 demi mengakomodasi permainan Messi, yang kemudian mampu mencetak gol penentu kemenangan.
Dalam laga terakhir, saat melawan Iran, peran Messi bahkan terkesan dramatis. Saat itu, pertandingan sudah memasuki injury time, menit ke-91. Para pendukung Iran di Stadion Mineirao, Belo Horizonte, Sabtu malam lalu, itu semakin antusias. Nyanyian "Ole, ole, Iran!" terus membahana. Mereka antusias menyambut sejarah hebat buat tim pujaannya: berhasil menahan imbang Argentina tanpa gol dalam laga pada babak penyisihan Grup F Piala Dunia 2014.
Namun mimpi itu tiba-tiba hancur. Lionel Messi, bintang Argentina yang sebelumnya seperti kehilangan kecemerlangannya, mendapatkan bola di sektor kiri pertahanan Iran. Dari luar kotak penalti, ia memanfaatkan ruang kosong untuk melakukan tendangan pisang dengan kaki kirinya. Bola hasil tendangannya itu gagal dibendung kiper Ali Reza Haghighi, sekaligus memastikan Argentina lolos ke babak 16 besar lewat kemenangan 1-0.
Gelandang Argentina, Javier Mascherano, bersyukur Argentina memiliki pemain sekaliber Messi. “Itulah Leo. Pada hari ketika dia tak mampu menunjukkan aura briliannya, dengan satu gerakan ia bisa memenangi pertandingan,” kata pemain yang malam itu menjalani laga ke-100 tersebut.
Alejandro Sabella ikut memuji penyerang gesit itu. "Bersama Messi, semuanya serba mungkin. Bahkan dua kiper pun tak akan mampu menstop tendangannya itu,” katanya. “Semua pemain sudah berkontribusi, tapi tentu saja kami memiliki seorang jenius yang bernama Messi. Untungnya ia adalah orang Argentina. Semua ingin memilikinya, tapi ia adalah milik kami.” (Baca:Disebut Bawa Sial, Maradona Acungkan Jari Tengah)
Sebelum gol Messi itu, Argentina mendominasi permainan dan memiliki penguasaan bola hingga 71 persen. Dalam pertandingan yang disaksikan 57 ribu orang itu—termasuk legenda Argentina, Diego Maradona—Messi cs juga mampu melepaskan 19 tendangan, dan 9 di antaranya tetap sasaran. Adapun Iran hanya mampu melepaskan 8 tendangan, dan hanya 4 yang tepat sasaran. Meski demikian, Iran, yang menumpuk banyak pemainnya di lini belakang dan bermain sangat disiplin mampu membuat tim Tango frustrasi.
Messi mengakui laga itu sangat sulit bagi timnya. “Mereka bisa menutup lini belakang, jadi sangat sulit membobolnya,” kata pemain yang dijuluki La Pulga (Si Kutu) ini. Ia sendiri tak berdaya karena terus dijaga dua-empat pemain Iran. Toh, pemain 26 tahun itu akhirnya bisa mencetak gol—sumbangan ke-40 buat Argentina—lewat satu-satunya tembakan tepat yang ia lepaskan dari enam upaya. “Setelah mencetak gol itu, saya sangat bahagia, karena kami sudah berada di waktu tambahan dan sangat ingin lolos ke babak berikutnya.” (Baca:Beginilah Penentuan Klasemen Grup Piala Dunia)
REUTERS | FIFA
Berita lainnya:
Singkong Goreng dan Bintang Sepak Bola Brasil
Ronaldo Ucapkan Selamat pada Klose
FIFA Selidiki Suporter Jerman Berias Serbahitam