TEMPO.CO, London - Tim nasional Ghana dicurigai terlibat skandal pengaturan skor dalam pertandingan internasional mereka. Kasus itu mencuat setelah investigasi yang dilakukan harian The Telegraph dan Channel 4 selama enam bulan. Mereka menemukan bukti yang menunjukkan Presiden Asosiasi Sepak Bola Ghana (GFA) Kwesi Nyantakyi terlibat dalam skandal itu.
Skandal itu terkuak saat reporter dari kedua media dan mantan penyidik FIFA menyamar sebagai perwakilan dari perusahaan investasi. Mereka menemui agen FIFA, Christopher Forsythe, dan salah satu petinggi GFA, Obed Nketiah, untuk menawarkan diri menjadi sponsor.
"Anda tinggal datang dan menyebut hasil yang diinginkan," kata Forsythe, seperti dikutip The Telegraph dalam situsnya. "Tapi kalian juga harus memberi sesuatu untuk wasit, karena tugas mereka tidak mudah," ujar pria yang menjadi pengurus tim nasional Ghana U-20 itu. Dia bahkan mengatakan bisa mengatur pertandingan dengan berbagai tim Afrika dan Eropa.
Tim yang sedang menyamar itu kemudian dipertemukan dengan Presiden GFA Kwesi Nyantakyi di sebuah hotel bintang lima di Miami, Amerika Serikat, sebelum laga persahabatan dengan Korea Selatan. Laga itu digelar sebelum timnas Ghana bertolak ke Brasil untuk mengikuti Piala Dunia. (Baca: Klose Samai Rekor Ronaldo, Jerman Tahan Ghana 2-2)
Hasilnya, GFA bersedia membuat timnas Ghana bermain dalam pertandingan yang sudah diatur, asalkan dibayar US$ 170.000 atau sekitar Rp 2 miliar. Mereka juga akan mengatur siapa wasit yang akan mengadili pertandingan itu. Presiden GFA pun meminta adanya "laga percobaan" di pertandingan persahabatan setelah Piala Dunia usai.
GFA kini meminta polisi menyelidiki tuduhan yang disampaikan The Telegraph dan Channel 4 tersebut. "Jika tuduhan itu benar, kami akan menjatuhkan sanksi yang berat," ujar GFA melalui keterangan tertulis di situs resmi mereka.
THE TELEGRAPH | ANGGRITA DESYANI