TEMPO.CO, Manaus - Cristiano Ronaldo meninggalkan Arena Amazônia di Manaus, Brasil, dengan kepala tertunduk. Hasil imbang 2-2 melawan Amerika Serikat, yang diraih kemarin dinihari, membuat impiannya untuk meraih trofi Piala Dunia buyar.
"Mungkin kami memang tim yang biasa-biasa saja, tidak sehebat yang kami bayangkan sebelumnya," kata dia dengan nada kecut. "Kami harus menerima level kami dan melupakan Piala Dunia."
Melawan Amerika Serikat dalam laga kedua Grup G kemarin pagi, Portugal sempat unggul lewat gol Luis Nani pada menit ke-5. Namun, Amerika kemudian membalap mereka lewat gol Jermaine Jones dan Clint Dempsey pada menit ke-64 dan ke-81.
Portugal baru bisa menyamakan skor pada menit ke-90+4 lewat gol yang dicetak Silvestre Varela. Ronaldo yang memberi assist kepada Varella hanya tersenyum kecil menyambut gol tersebut.
Hasil imbang 2-2 ini membuat posisi Portugal melorot ke dasar grup (nilai 1), di bawah Ghana (1), Amerika Serikat (4), dan Jerman (4). Mereka memang belum terdepak, tapi juga nyaris tak memiliki harapan untuk bertahan.
"Saya tahu persaingan di grup ini sangat ketat. Semua semakin berat ketika Pepe diberi kartu merah dan Fabio Coentrao cedera," kata Ronaldo. "Memang masih ada satu laga lagi, tapi tidak akan ada keajaiban."
Persaingan di Grup G memang masih menyisakan satu laga lagi. Portugal akan menghadapi Ghana pada 26 Juni nanti. Pada hari yang sama, Amerika Serikat akan menantang Jerman.
Amerika dan Jerman hanya perlu hasil imbang untuk lolos ke babak 16 besar. Di lain pihak, Portugal dan Ghana harus saling bunuh. Keduanya tak hanya harus menang, tapi juga harus mencetak gol sebanyak mungkin sambil berharap laga Amerika dan Jerman tak berakhir dengan seri.
Portugal, misalnya, harus menang dengan skor minimal 5-0 untuk bisa lolos ke putaran 16 besar. Ini dengan asumsi Amerika Serikat kalah oleh Jerman. Jika Jerman yang kalah, Portugal harus menekuk Ghana dengan skor minimal 8-0.
Meski Portugal memiliki pemain sekaliber Ronaldo, bahkan jika ada tiga Ronaldo di sana, misi ini sama sulitnya dengan menegakkan benang basah. Kalaupun Portugal bisa menang 8-0, hasil itu tetap akan sia-sia jika Amerika Serikat bermain imbang.
Situasi ini membuat aksi main mata antara Jerman dan Amerika bukan tak mungkin terjadi. Sebab, selain keduanya hanya perlu hasil imbang, pelatih Amerika Serikat, yakni Juergen Klinsmann, adalah orang Jerman.
Menyadari ada desas-desus tak enak ini, Klinsmann buru-buru membantah. "Tidak akan ada hal semacam itu. Saya memang berteman baik (dengan Joachim Loew, pelatih Jerman), tapi saat ini tidak ada waktu untuk sekadar menelepon, apalagi menemuinya."
Meski Klinsmann sudah memastikan tak akan bermain mata, Ronaldo tetap pesimistis timnya bisa menang besar dari Ghana. Sebab, dalam laga terakhirnya, Ghana justru tampil apik. Mereka menahan imbang Jerman 2-2. "Saya harus realistis. Kami tidak akan memenangi turnamen ini."
Ronaldo saat ini berusia 29 tahun. Jika ia gagal kali ini, peraih Ballon d'Or ini tidak akan pernah memenangi Piala Dunia. Sebab, saat Piala Dunia berikutnya digelar, usianya sudah 34 tahun.
REUTERS | GUARDIAN | SKY SPORTS | DWI RIYANTO AGUSTIAR
Berita lain:
Hazard Jadi Pahlawan Belgia Lawan Rusia
Aljazair Bikin Korea Selatan Keok 4-2
Paruh Pertama, Aljazair Bobol Gawang Korea 3-0
Nani Bawa Portugal Unggul Sementara
Mandzukic Bertekad Membawa Kroasia Menang
Del Bosque Ingin Pensiun dari Timnas Spanyol
Hadapi Rusia, Belgia Turunkan Skuad Penuh
Babak Pertama, Belgia Tahan Rusia tanpa Gol