TEMPO.CO, Cuiaba - Paras Jose Pekerman datar saja seusai laga terakhir Grup C ketika Kolombia menaklukkan Jepang 4-1 di Pantanal Arena, Cuiaba, Rabu dinihari, 25 Juni 2014. Pelatih Kolombia itu tak jumawa meski timnya tampil sempurna pada babak penyisihan grup. Sebab, tim kuat Uruguay sudah menanti Kolombia pada babak 16 besar, Sabtu, 28 Juni 2014.
Sejarah pertemuan Kolombia dengan Uruguay tidak menguntungkan Pekerman. Kolombia hanya menang tiga kali dari 14 kali pertemuan. "Mereka memiliki pemain hebat, sangat konsisten, kuat, dan banyak pengalaman," kata Pekerman.
Toh, pelatih asal Argentina ini yakin kali ini timnya akan bisa meraih hasil lebih bagus. Kepercayaan diri timnya terpompa setelah memenangi seluruh laga di Grup C. "Kami merasa sangat percaya diri. Kami sekali lagi membuktikan diri sebagai tim yang kuat," ujarnya. "Saya pikir kami akan jadi lawan sulit bagi Uruguay."
Pekerman menepis kemungkinan serangan Uruguay akan melemah jika FIFA menjatuhkan hukuman larangan bertanding kepada Luis Suarez setelah ia menggigit pemain Italia, Giorgio Chiellini, ketika Uruguay mengalahkan Italia 1-0, Rabu dinihari, 25 Juni 2014. "Kami masih belum tahu apa yang telah terjadi, tapi kita lihat saja nanti." (Baca: Gigitan Suarez bernilai Rp 12 juta)
Pekerman mulai menangani Cafeteros, julukan Kolombia, pada 2012. Kini dia berhasil mengantar timnya menyamai torehan terbaik mereka pada Piala Dunia 1990.
Dalam laga terakhir melawan Jepang, Kolombia bisa menang berkat gol penalti Juan Cuadrado, dua gol sumbangan Jackson Martinez, dan gol lain dari James Rodriguez. Sedangkan gol tunggal Jepang diceploskan Shinji Okazaki. "Jepang sepertinya tidak tampil sesuai dengan harapan," kata Pekerman.
Uruguay, yang pernah menjadi juara di Brasil pada 1950 dengan mengalahkan tuan rumah di final, masih optimistis akan tetap diperkuat Suarez ketika melawan Kolombia. "Saya tidak melihat alasan kenapa dia tidak bisa dimainkan di laga berikutnya," kata pelatih Oscar Tabarez.
Tabarez mengatakan belum melihat rekaman pertandingan ketika insiden penggigitan itu terjadi. Menurut dia, jika wasit tak menyaksikan apa pun, tak ada yang perlu dikatakan. Dia justru menuding media Inggris yang menjadikan Suarez sebagai target.
FIFA| GUARDIAN| REUTERS| NUR HARYANTO
BERITA TERKAIT
Tiga Wajah Piala Dunia
Deretan Aksi 'Drakula' Suarez di Sepak Bola
FIFA Investigasi Insiden Gigitan Suarez
Robben Dinilai Lebih Baik dari Messi