TEMPO.CO, Curtiba - Fabio Capello tentu tidak melupakan kenangan buruk saat melawan Aljazair dalam Piala Dunia 2010. Dia gagal memandu tim nasional Inggris yang bertabur bintang mengalahkan wakil Afrika tersebut, dan laga berkesudahan dengan skor 0-0.
Jumat dinihari nanti, Capello memimpin Rusia menghadapi Aljazair dalam pertandingan terakhir Grup H di Stadion Arena da Baxaida, Curitiba. Sbornaya—julukan Rusia yang berarti tim nasional—memasuki pertandingan sebagai peringkat ketiga dengan nilai 1, hasil seri dengan Korea Selatan dan kalah dari Belgia.
Bagi mereka, hasil seri—seperti saat memimpin Inggris, apalagi kalah, berarti harus memesan tiket untuk meninggalkan Brasil. "Hanya ada satu kesempatan melawan Aljazair, hasil seri tidak akan menyelesaikan apa-apa," kata Capello, 68 tahun. (Baca: Jerman Vs Amerika Serikat, Duel Pelatih Jerman)
Pelatih legendaris AC Milan itu sadar betul dia harus membawa Rusia tampil lebih gahar ketimbang Inggris empat tahun lalu. Kemenangan atas Aljazair—peringkat kedua Grup H dengan nilai 3—bakal membawa Sbornaya ke babak 16 besar mendampingi Belgia sebagai juara grup.
Masalahnya, Rusia seperti kelimpungan soal gol. Mereka baru mencetak sebiji gol dalam dua pertandingan, yaitu saat Aleksandr Kerzhakov membobol gawang Korea Selatan dalam pertandingan pertama, pekan lalu. Sebaliknya, Rubah Gurun—julukan Aljazair—sedang dibakar rasa percaya diri setelah berhasil menyarangkan empat gol dan menang 4-2 atas Korea Selatan, Senin lalu. Beban mereka lebih ringan ketimbang Rusia karena hanya butuh hasil seri untuk melaju ke babak 16 besar.
Saat terjepit seperti sekarang, Capello jadi sorotan, terutama bagi media Rusia. Catatan Capello memimpin tim Piala Dunia sebenarnya tidak terlalu mengesankan. Dari enam pertandingan pada Piala Dunia bersama Inggris dan Rusia sejak 2010, Capello hanya membuahkan satu kemenangan, yaitu saat Inggris menaklukkan Slovenia, 1-0, di Nelson Mandela Bay Stadium, Port Elizabeth, Afrika Selatan, empat tahun lalu.
Namun sikap pesimistis itu buru-buru ditampik Don Fabio, panggilannya. "Saya percaya kami masih bisa lolos, sepenuhnya percaya," kata mantan pelatih Real Madrid dan Juventus tersebut.
Di balik sikap optimistisnya, Capello mungkin bisa mempertimbangkan kritik Viktor Papayev, mantan bek Rusia, soal keputusan memilih pemain sebagai starter. Papayev, 67 tahun, mempertanyakan alasan Capello menyimpan penyerang veteran Kerzhakov pada dua pertandingan awal. Mengusung formasi defensif, 5-4-1, sang pelatih menempatkan Aleksandr Kokorin, 23 tahun, sebagai ujung tombak. (Baca juga: Gigit Chiellini, Suarez Dilarang Main Bola 4 Bulan)
"Apakah Kerzhakov benar-benar tidak memiliki tenaga yang cukup?" kata Papayev seperti dimuat harian Rusia, Sovietsky Sport. "Dia bisa menyarangkan bola ke gawang. Kalau kita tidak membuat gol, kita akan kalah."
Kerzhakov, 31 tahun, merupakan satu-satunya anggota Sbornaya yang sudah merasakan Piala Dunia. Penyerang Zenit Saint Petersburg itu memperkuat negaranya dalam Piala Dunia 2002, turnamen dunia terakhir yang diikuti Rusia. Vasili Berezutskiy, kapten Rusia, mengatakan butuh bimbingan pemain veteran itu untuk mengatasi demam panggung mereka di Brasil.
Perkiraan susunan pemain:
Rusia (4-3-2-1)
Kiper: Akinfeev
Bek: Eshchenko, Ignashevic, Berezutskiy, Kombarov
Gelandang Tengah: Fayzulin, Glushakov, Zhirkov
Sayap: Samedov, Shatov
Penyerang: Kokorin
Aljazair (4-2-2-1)
Kiper: Bolhi
Bek: Mandi, Medjani, Bougherra, Halliche, Mesbah
Gelandang Tengah: Brahimi, Djabou
Sayap: Feghouli, Bantaleb
Penyerang: Slimani
REUTERS | MOSCOW TIMES | GADI MAKITAN
BERITA TERKAIT
Tiga Wajah Piala Dunia
Deretan Aksi 'Drakula' Suarez di Sepak Bola
FIFA Investigasi Insiden Gigitan Suarez
Robben Dinilai Lebih Baik dari Messi