TEMPO.CO, Jakarta - Ini dia dua laga bagus tapi unpredictable: Belanda vs Meksiko di Fortaleza dan Yunani vs Kosta Rika di Recife. Anda mau bilang apa jika keempat tim itu tiba di fase baku bunuh dengan sederet cerita yang bikin geleng-geleng kepala?
Kita mulai dari Belanda, tim paling produktif. Mereka mengemas 10 gol, semuanya dari open-play dan separuhnya dari mencocor gawang Iker Casillas--kemenangan 5-1 yang mencengangkan dan meruntuhkan moral Spanyol.
Belanda juga lolos dengan rekor sapu bersih di fase grup, sama seperti Kolombia, Argentina, dan Belgia. Tapi mereka juga memunculkan Daley Blind—anak Danny Blind, asisten Louis Van Gaal—yang fenomenal di belakang, duet Jonathan de Guzman-Nigel de Jong plus Wesley Sneijder yang kreatif di lini kedua, serta Robin van Persie dan Arjen Robben yang spektakuler di depan.
Belanda sempurna! Tapi di depan mereka ada Meksiko, tim yang kebobolan paling sedikit selama fase grup. Hanya satu gol, kreasi Ivan Perisic saat Meksiko melumat Kroasia 3-1. Dan nama sentral tentu saja Guillermo Ochoa, 28 tahun, penjaga gawang yang dilepas Ajaccio musim lalu dan kini belum punya sandaran.
Memo Ochoa pula yang mengirim memo penting: dua peluang berlian Neymar dan satu dari Thiago Silva diselamatkannya dengan brilian. Brasil yang dadanya berderak-derak menuju hexa-campeao ditahan imbang Meksiko tanpa gol!
Inilah yang membuat Ochoa punya motivasi lebih saat Meksiko versus Belanda di Fortaleza. Sebab, kemenangan akan membuat mereka “pergi lebih jauh”. Toh, di depan mereka, jika Belanda diempaskan, apa pun caranya—meski itu lewat extra-time atau drama adu penalti, yang menanti “hanya” tim sekelas Yunani atau Kosta Rika yang berduel di Recife.
Yunani, memang, lolos ke second round berkat campur tangan para dewa lewat eksekusi penalti Giorgios Samaras, hanya ketika laga genting versus Pantai Gading bersisa 17 detik. Ironis, tapi inilah sepak bola yang kerap, sudah, dan selalu menyodorkan cerita pahit, tak diduga, menyakitkan, serta menyesakkan.
Sama seperti Kosta Rika, skuad semenjana yang jauh sebelum kickoff dilihat sebelah mata tapi kemudian membelalakkan mata dunia dengan melumat Uruguay 3-1, meredam Italia 1-0, dan bermain imbang 0-0 versus Inggris. Mereka keluar dari grup “neraka” yang dihuni tiga tim berlabel juara dunia dengan dua bintang terang: Bryan Ruiz (PSV Eindhoven) serta Joel Campbell yang bakal moncer di Arsenal.
Jadi, terlalu naif memang jika Ochoa bilang mereka akan “pergi lebih jauh”. Tidak ada yang mudah meskipun tidak ada yang tidak mungkin. Toh, fakta 136 gol yang lahir dari 48 partai selama fase grup di 12 kota telah melahirkan banyak cerita, termasuk soal gol-gol “pembunuh” saat injury time, gol-gol yang membuat denyut jantung bisa berhenti.
Dan laga Belanda vs Meksiko di Fortaleza sangat mungkin menyisakan cerita: drama extra-time, bahkan juga adu penalti. Meksiko sangat mungkin menunggu itu, tampil ultra-defensive dan berharap banyak pada reaksi penyelamatan Ochoa. Tapi saya melihat Belanda punya energi lebih, selain kembalinya Van Persie yang absen saat melawan Cile.
Dan ini adalah momentum yang pas buat Belanda untuk meneruskan kampanye mereka menghapus kutukan spesialis runner-up, meski Meksiko punya duet kokoh di belakang: Hector Moreno-Rafael Marquez dan Carlos Salcido, anak PSV Eindhoven yang berpotensi turun mengisi pos yang ditinggalkan oleh Jose Juan Vazquez.
Moreno-Marquez sudah menyodorkan frustrasi untuk Samuel Eto’o, Mandzukic, dan Neymar dengan dibantu penampilan spektakuler Ochoa. Tapi sepak bola mengenal adagium unik: menang tua. Belanda punya itu, dan bandingkan dengan Meksiko yang selalu terhenti di perdelapan final dalam lima edisi Piala Dunia terakhir.
Saya kira, dan sekali lagi berharap, kali ini Belanda yang akan mengirim memo untuk Ochoa: Van Oranje sulit dihentikan. Tinggal kemudian Sneijder dan kawan-kawan berfokus pada duel Kosta Rika yang “improbable” kontra Yunani yang “unbelievable” di Recife dan kemudian Belanda bersiap untuk duel dengan salah satu dari mereka dalam perempat final di Salvador. Maunya sih begitu….
Hardimen Koto/Pemerhati Sepak Bola
Baca juga:
Ini Daftar Kekalahan Cile Vs Brasil di Piala Dunia
Pelatih Uruguay Mundur dari FIFA
Ini Dia Wasit Laga Brasil Vs Cile
Gagal di Piala Dunia, Gerrard Bersantai di Pantai
Melawan Brasil, Cile Khawatir Wasit Berpihak