TEMPO.CO, Jakarta - Cuaca panas di Brasil tentu menjadi persoalan tersendiri bagi para pemain dari Eropa. Seperti saat laga 16 besar Piala Dunia 2014 antara Belanda melawan Meksiko di Estadio Castelo, Fortaleza, suhu di Brasil hingga 97 derajat Fahrenheit. Cuaca yang menyengat ini cukup mengganggu jalannya laga. Dua kali laga dihentikan (colling break) karena suhu panas baik di babak pertama maupun babak kedua.
Wasit Pedro Proenca memberikan istirahat untuk menurunkan suhu tubuh selama tiga menit pada pertandingan 16 besar Piala Dunia antara Belanda dan Meksiko di Estadio Castelao, Fortaleza, Ahad, 29 Juni 2014. Cooling break resmi pertama di Piala Dunia ini diberikan Proenca pada menit ke-32 dengan durasi tiga menit.
Para pemain memanfaatkan cooling break untuk minum dan membasahi badan dengan air atau handuk basah. Proenca juga tampak mendinginkan diri dengan menggunakan dua handuk basah.
Berdasarkan peraturan FIFA, cooling break diberikan untuk mencegah terjadinya gangguan fisik akibat cuaca panas, yang bergantung pada temperatur dan kelembaban. Gangguan muncul ketika tubuh menghasilkan panas lebih besar dari yang bisa dilepaskan. Dalam keadaan tersebut, pemain bisa berhalusinasi atau kesulitan bernapas.
Masalah kondisi cuaca di Brasil yang panas memang sempat dibicarakan panitia penyelenggara Piala Dunia 2014. Wasit yang memimpin pertandingan diberikan kewenangan untuk menghentikan pertandingan selama satu menit bila suhu mencapai di atas 90 derajat Fahrenheit atau 32 derajat Celsius. Hal itu untuk menghindari pemain mengalami dehidrasi karena suhu yang panas.
Berdasarkan penelitian, suhu yang panas tidak selalu berefek negatif terhadap kinerja pemain. Namun bagaimana pun juga, para pemain dan pelatih dari negara-negara Eropa yang tidak terbiasa dengan cuaca tropis sempat khawatir akan mempengaruhi permainan mereka.
THE GUARDIAN|GOAL POST | SETIAWAN ADIWIJAYA
Berita Terpopuler:
Pembakar Juru Parkir Monas Pengguna Narkoba
Mark Wahlberg Tertekan Bintangi Transformers
Tren Harga Emas Dunia Terus Menurun
Musipah Bawa Kabur Suaminya dari Rutan Salemba