TEMPO.CO, Sao Paulo - Semalam sebelum pertandingan babak 16 besar melawan Argentina, pelatih Swiss, Ottmar Hitzfeld, mendapat kabar buruk. Saudara laki-lakinya, yang memiliki relasi sangat dekat dengan Hitzfeld, meninggal dunia.
Kendati demikian, Hitzfeld tidak membiarkan kesedihan mempengaruhi dirinya. Dia berusaha berfokus memimpin anak asuhnya menjalani pertandingan yang berlangsung di Arena de Sao Paulo, Sao Paulo, Selasa malam, 1 Juli 2014, itu.
Namun, apa hendak dikata, kesedihan lain malah datang. Gelandang Argentina, Angel Di Maria, membobol gawang Swiss pada menit-menit terakhir pertandingan. Swiss dipaksa menyerah 0-1 atas Argentina, sekaligus tersingkir dari Piala Dunia 2014.
Sebagaimana dilaporkan FIFA.com, pelatih terbaik dunia pada 1997 dan 2001 itu menggembungkan pipi sambil menghela napas saat ia keluar dari ruang ganti untuk menjalani wawancara dengan wartawan. Kali ini dia tidak bisa menolak rasa sedih menguasai dirinya. Air mata Hitzfeld jatuh. Berkali-kali suaranya tertahan saat menjawab pertanyaan-pertanyaan jurnalis.
"Kami bermain sebagaimana kami harus bermain," kata Hitzfeld. "Tapi Anda bisa melihat apa yang bisa dilakukan Argentina ketika mereka memiliki ruang."
Pelatih berusia 65 tahun itu adalah salah satu dari lima manajer di dunia yang bisa meraih gelar juara Liga Champions UEFA di dua klub berbeda. Bagi orang dekatnya, Hitzfeld adalah sosok perfeksionis. "Dia memiliki filosofi yang fantastis mengenai kehidupan dan menghargai aspek paling penting dari kehidupan," kata Michel Pont, asisten Hitzfeld selama enam tahun terakhir di tim nasional Swiss. "Dia memberi banyak hal kepada pemain. Mereka juga mengakui bahwa mereka tidak pernah mengalami hal seperti itu."
Hitzfeld pun memuji pemain-pemainnya yang telah berusaha keras dalam pertandingan hari itu. "Hari ini Swiss diakui banyak orang di seluruh dunia dan kami bisa pergi dengan kepala tegak," ujarnya.
Toh, Hitzfeld tetap harus menghadapi kenyataan bahwa timnya kandas di Piala Dunia terakhirnya. "Setelah ini, saya pensiun dari dunia kepelatihan dan ingin menikmati kehidupan yang lebih tenang," kata dia.
FIFA | GADI MAKITAN
Baca juga:
Pemain Swiss: Sepak Bola Kadang Kejam
Ottmar Hitzfeld Mundur
Kolom Piala Dunia: Rahasia Sukses ke Perempat Final