TEMPO.CO, Jakarta - Kolombia akan melakoni pertandingan berat di babak perempat final Piala Dunia 2014, Sabtu, 5 Juli 2014. Pertandingan melawan tuan rumah, Brasil, membuat ingatan terhadap pembunuhan Andres Escobar, pemain Kolombia pada Piala Dunia 1994, kembali muncul.
“Saya pikir lebih baik orang tak mengingat Andres setiap hari karena itu menyakitkan,” kata Jose Escobar, saudara Andres Escobar, seperti dikutip dari Fifa.com, Rabu, 2 Juli 2014. Namun dia memahami jika kenangan terhadap Escobar ada karena dia meninggalkan sebuah ingatan. “Itu wajar,” katanya.
Seperti pada Piala Dunia 2014, 20 tahun lalu Kolombia datang ke Amerika Serikat dengan permainan indah dan menawan selama babak kualifikasi. Bahkan Kolombia yang ketika itu diperkuat Carlos Valderrama, Faustino Asprilla, dan Freddy Rincon sempat membantai Argentina 5-0. Legenda Brasil, Pele, bahkan sempat menjagokan tim ini sebagai menjadi favorit juara.
Namun penampilan mereka Piala Dunia justru antiklimaks. Kolombia tampil buruk plus muncul rumor seputar sindikat perjudian dan kartel obat bius. Pelatih Kolombia ketika itu, Fransisco Maturana, bahkan sempat mendapat ancaman pembunuhan. Saat melawan Amerika Serikat, Escobar yang bermaksud memotong umpan justru melakukan gol bunuh diri. Kolombia kalah 1-2 oleh tuan rumah dan pulang kampung.
Sepuluh hari setelah gol tersebut, Escobar mendatangi sebuah bar di Medellin. Saat hendak meninggalkan klub malam tersebut, seseorang menembaknya dari jarak dekat. Sebanyak 12 peluru langsung menembus badannya. Escobar tewas seketika. Menurut keterangan polisi setempat, setiap bunyi tembakan terdengar, pelaku meneriakkan, “Gol!”
Pada Piala Dunia 2014, Kolombia memang tampil impresif. Di babak penyisihan mereka mengalahkan Yunani 3-0, menekuk Pantai Gading 2-1, dan mengempaskan wakil Asia, Jepang, 4-1. Di babak 16 besar, Kolombia memulangkan bekas juara dunia, Uruguay 2-0. Namun di babak delapan besar Kolombia akan berhadapan dengan tim favorit juara, Brasil. Pertandingan ini akan diselenggarakan di Estadio Castelao, Fortaleza.
Escobar sempat menulis kritik pedas di surat kabar El Tiempo setelah Kolombia tersingkir dari Amerika Serikat. Dalam tulisan yang terbit lima hari sebelum kematiannya itu Escobar antara lain menyatakan: “Hidup tak berhenti di sini.”
FIFA | WAYAN AGUS PURNOMO
Berita lain
Piala Dunia 2014 Disebut sebagai Turnamen Terbaik
Pelatih Belgia Kantongi Kelemahan Messi
Argentina ke Perempat Final, Maradona Belum Puas