TEMPO.CO, Rio de Jainero - Di Stadion Maracana, Rio de Janeiro, pada malam nanti, Prancis bertarung lagi melawan Jerman dalam Piala Dunia--kali ini pada babak perempat final. Dua pertemuan terakhir sebelumnya secara beruntun meninggalkan luka yang mendalam buat Prancis, yaitu pada semifinal 1982 dan 1986.
Pada 1982 di Spanyol, Prancis sudah berhasil mengimbangi Jerman Barat--nama sebelum Jerman Timur bergabung--dengan skor 3-3 sampai 120 menit. Pada adu penalti, tim berjulukan Les Bleus atau Ayam Jantan ini kalah tipis 4-5. Namun, mungkin yang paling menyedihkan saat itu adalah terkaparnya pemain mereka, Patrick Battiston, yang terkena tendangan kiper Jerman, Harald Schumacher.
Battiston cedera berat dan dilarikan ke rumah sakit. Schumacher mesti datang secara khusus ke tempat perawatan gelandang Prancis tersebut selepas pertandingan. Pada 1986 di Meksiko, Ayam Jantan kembali berhadapan dengan tim Panser di empat besar dan kali ini kalah telak 0-2.
Perihal kemungkinan membalas dendam masa lalu itu di Maracana, pelatih Prancis, Didier Deschamps, tak mau membicarakan hal itu. "Saya adalah orang yang realistis. Target saya, seperti dijelaskan sebelumnya, adalah pertandingan Jumat, bukan yang lain (membalaskan dendam)," kata Deschamps.
Yang jelas, Deschamps tak main-main mempersiapkan timnya untuk laga nanti. Ia tak ingin pulang menanggung malu. "Kami tak akan datang ke Maracana sebagai turis," ujar kapten Prancis ketika memenangi Piala Dunia 1998 itu.
Itu artinya, jelas, Deschamps--mantan gelandang petarung ini--ingin membawa Les Blues menggilas Jerman dan tak ingin mengulangi dua kekalahan beruntun pada pertemuan sebelumnya di Piala Dunia itu.
Jadi, tak ada liburan selepas pertandingan perdelapan final melawan Nigeria di Brasilia, Senin lalu. Keesokan paginya, Hugo Lloris dan kawan-kawan memeras keringat di lapangan. "Satu-satunya fokus kami adalah laga nanti," kata Deschamps.
Beruntung bagi Deschamps, ia bisa memainkan semua pemain terbaiknya dalam laga nanti. Blaise Matuidi terbebas dari kemungkinan skors karena melakukan tackle berbahaya terhadap gelandang Nigeria, Ogenyi Onazi. Begitu juga penyerang Olivier Giroud, yang sempat tertangkap kamera menyikut pemain Nigeria lainnya, John Obi Mikel.
Adaun pelatih Jerman, Joachim Low, sepertinya sudah melupakan kritik yang datang kepada dia selepas pertandingan 16 besar melawan Aljazair.
Low memang sempat sewot setelah menjadi sasaran tembak para pengamat dan legenda sepak bola Jerman setelah tim Panser hanya menang tipis 2-1 atas wakil Afrika tersebut.
Mantan kapten Michael Ballack menyebut penampilan Philipp Lahm dkk dalam laga itu sebagai yang terburuk dalam setahun terakhir. Adapun mantan penjaga gawang Oliver Kahn menyebut tim bermain sama sekali tak mengesankan. "Strateginya tak bekerja," kata pemain berjuluk Der Titan tersebut.
Namun kemarin, Low menebar senyum kepada siapa saja. Ketika joging di pinggir pantai, ia menyapa penjaga gawang cadangan Roman Weidenfeller yang tengah berjalan-jalan santai dengan pasangannya, Lisa Rossenbach.
Tak jauh dari mereka, pemain muda Mario Goetze bermesraan dengan pacarnya, Ann-Kathrin Brommel, yang seorang model. Ada juga gelandang Bastian Schweinsteiger dan pelatih kiper Andreas Koepke yang sedang berjemur.
Low memang memberi jatah libur kepada anggota timnya setelah melawan Aljazair. Ia tak merinci alasan perihal libur tersebut. Namun, barangkali ia sejenak ingin "lari" dari tekanan dan kecaman yang datang. Ia tak ingin anak asuhnya memikul beban secara berlebihan.
Low bakal kehilangan bek Shkordan Mustafi sampai Piala Dunia usai akibat cedera paha. Hal itu sempat memunculkan spekulasi bahwa Low mengembalikan posisi Lahm dari gelandang ke posisi aslinya sebagai bek sayap. Namun, dalam keterangan sebelum perjalanan ke Rio kemarin, ia menolak saran tersebut. "Tak akan ada perubahan di lini belakang," kata dia.
Artinya, Low mungkin bakal kembali meminta Jerome Boateng mengisi posisi Mustafi. Untungnya, Matt Hummels, yang sempat absen saat melawan Aljazair karena demam, sudah sembuh.
SPORTSMOLE | FIFA | DIE ZEIT | ARIE FIRDAUS