TEMPO.CO, Sao Paulo — Apakah aktivitas seks menjelang pertandingan akan mempengaruhi penampilan pemain? Hal ini tampaknya masih menjadi perdebatan skuad yang tampil dalam Piala Dunia 2014.
Sebagian negara mempercayai itu. Mereka memberlakukan aturan ketat terhadap pemainnya: tidak boleh membawa istri atau pasangan. Sebagian lain lebih longgar menerapkan peraturan dan tidak melarang pemainnya untuk melakukan aktivitas seksual.
Sebuah studi menunjukkan bahwa negara-negara yang tidak memberlakukan larangan kepada pemainnya untuk melakukan hubungan seks dengan istri atau pasangan justru mampu melangkah ke perempat final.
Studi itu menyebutkan bahwa melakukan hubungan seks dengan durasi dua jam sebelum pertandingan tidak akan mempengaruhi penampilan pemain. Beberapa tim seperti Bosnia dan Herzegovina, Cile, serta Meksiko melarang para pemainnya melakukan aktivitas seks sebelum pertandingan, tapi ternyata mereka tersisih.
Adapun Belanda dan Jerman yang pelatihnya memberikan kebebasan kepada pemain dalam aktivitas seksual berhasil masuk ke babak perempat final. Pelatih Brasil, Luiz Felip Scolari, memberikan kebebasan kepada anak asuhnya untuk mendekati pasangan masing-masing sepanjang dilakukan secara normal. Scolari memberikan waktu libur kepada para pemain setelah laga.
Mantan pemain Brasil, Romario, mengatakan berhubungan seks sebelum pertandingan membantu dirinya lebih santai dan bermain lebih baik lagi. Dia menyebutkan Socrates, bintang legendaris Brasil, mengungkapkan dia terbiasa melakukan aktivitas seks malam sebelum dan pagi setelah pertandingan.
“Seks tidak akan membuat penampilan Anda buruk, baik sebelum maupun setelah pertandingan,” kata Romario.
JAPAN TODAY | REUTERS | SETIAWAN ADIWIJAYA
Baca Juga:
Pejabat FIFA Terlibat Penjualan Tiket Ilegal
Rodriguez Ingatkan Brasil untuk Waspada
Dikritik, Scolari Marah Besar di Konferensi Pers