TEMPO.CO - Bagi penggemar tim nasional Brasil, kabar cederanya Neymar ibarat petir di siang bolong. Begitu mengejutkan.
Neymar memang andalan Brasil. Akselerasi dan kemampuannya di atas rata-rata. Faktanya, Brasil pun sangat bergantung pada pemain Barcelona tersebut. Statistik membuktikan, terakhir kali Brasil bermain di kandang tanpa Neymar adalah saat menghadapi Venezuela dalam Kualifikasi Piala Dunia 2010, lima tahun lalu. Hasilnya? Pertandingan berkesudahan tanpa gol.
Bayangan itu tentu akan menghantui penggemar Brasil kali ini. Bisa apa timnas mereka tanpa sang megabintang? Tapi, jika pertanyaan itu diajukan kepada saya, jawabannya sudah tersedia. No problem!
Secara pribadi, saya justru lebih khawatir terhadap absennya Thiago Silva akibat akumulasi kartu kuning dalam semifinal melawan Jerman nanti. Bagi saya, Silva tak sekadar kapten bagi timnas Brasil. Ia adalah pemimpin dan bek jempolan.
Jadi, kehilangan Silva akan menjadi kerugian besar bagi Brasil. Apalagi jika melihat statistik permainan Brasil selama ini. Mereka ngotot di awal pertandingan, tapi, di babak kedua, mereka kewalahan dan dengan mudah dibombardir tim lawan. Hal itu sangat terlihat dalam pertandingan melawan Cile dan Kolombia.
Sebaliknya, di lini depan, pelatih Luis Felipe Scolari punya banyak alternatif. Menurut saya, salah satu yang bisa dicoba adalah menempatkan Willian di posisi Neymar, di sayap kiri. Dalam kondisi seperti ini, Scolari harus cerdik dan mengubah gaya bermain tim asuhannya. Jangan lagi mengandalkan penetrasi individu. Mereka wajib lebih kompak dan mencoba membongkar lawan dengan bekerja sama, misalnya, menggunakan skema one-two. Scolari juga bisa memanfaatkan momentum cederanya Neymar untuk memompa semangat penyerang lain yang selama ini terpinggirkan, seperti Fred dan Jo, untuk menunjukkan kemampuan diri.
Bagi Jerman, hilangnya Neymar di skuad Brasil akan menjadi keuntungan tersendiri. Menurut pengamatan saya selama Piala Dunia ini, pelatih Joachim Loew selalu menempatkan salah seorang pemain tinggi-besar untuk mengawal pemain tim lawan yang punya kemampuan di atas rata-rata.
Hal itu terlihat dalam pertandingan pertama mereka di babak grup saat melawan Portugal. Saat itu Loew menugaskan Jerome Boateng--bek tengah yang ditempatkan di sisi kanan--untuk menghadang Ronaldo. Terbukti, permainan Ronaldo tak berkembang.
Sekarang tugas Loew jadi lebih enteng karena tak harus mengorbankan satu pemain untuk menjaga satu lawan. Jerman bisa lebih berfokus menyerang dan mengeksploitasi sisi sayap.
Jadi, bisakah Jerman menang mudah? Menurut saya, skenario tak akan berjalan mulus seperti tadi. Pertandingan ada kemungkinan ditentukan lewat adu penalti. Tapi, yang pasti, kubu Brasil tak boleh takut bermain tanpa Neymar. Karena, tak ada Neymar, no problem!
RAHMAD DARMAWAN (Mantan Pelatih Timnas Indonesia, Pelatih Persebaya Surabaya)