Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sebuah Tango yang Lain  

Editor

Raju febrian

image-gnews
Pemain Argentina Angel Di Maria berselebrasi dengan Lionel Messi setelah menjebol gawang Swiss pada pertandingan Piala Dunia di stadion Itaquerao, Sao Paulo, Brasil, 1 Juli 2014. REUTERS/Eddie Keogh
Pemain Argentina Angel Di Maria berselebrasi dengan Lionel Messi setelah menjebol gawang Swiss pada pertandingan Piala Dunia di stadion Itaquerao, Sao Paulo, Brasil, 1 Juli 2014. REUTERS/Eddie Keogh
Iklan

TEMPO.CO - Agaknya Alejandro Sabella memainkan sebuah tango yang lain. Sebuah tango yang jauh dari keriangan. Sebuah tango yang mengedepankan pertahanan dan penuh teka-teki. Adakah ini sebuah taktik yang bakal terus berubah atau memang karakter baru sebuah tim? Kita tak tahu. 

Keberhasilan menekuk Belgia 1-0 kita saksikan masih diperoleh Argentina dengan siasat semi-defensive. Perjalanan Argentina ke semifinal dilalui dengan kemenangan-kemenangan tipis dan masih sedikit berbau keberuntungan. Dimulai dari mengalahkan Bosnia 2-1 sampai Swiss 1-0. Argentina belum menampilkan permainan menyerang terbuka, melainkan bertahan dari gempuran sembari melakukan serangan balik.

Banyak fan menginginkan Argentina memainkan suatu tango yang passionate. Kemenangan Argentina adalah hasil permainan yang giras, penuh power. Ibarat penari tango, mereka menyajikan dansa yang panas, hot, dan agresif. Tapi pelatih Alejandro Sabella, yang di lapangan selalu berjas bak manajer Wall Street, menampilkan timnya jauh dari bayangan penari tango yang bergairah. Ia menjadikan kesebelasannya kelewat hati-hati. Ia tampak bagai seorang peragu, yang tak begitu yakin akan kekuatan pasukannya sendiri.

Ia dikecam saat memainkan formasi 5-3-2 di babak pertama kala melawan Bosnia. Itu menjadikan psikologis pemain Argentina mirip sebuah tim yang introvert. Sebuah kesebelasan kemarin sore yang takut-takut bergerak. Barulah kemudian, ketika formasi berubah 4-3-3 sebagaimana biasa, permainan mereka berkembang. Formasi 4-3-3 dilanjutkan tatkala melawan Iran, walau kita melihat "nada dasar"-nya masih disiplin menutup ruang, dibanding sebuah hasrat untuk melakukan serangan maut yang bertubi-tubi.

Tapi ingat, tidak semua tango memang harus memainkan watak yang penuh gelora dan trengginas. Di Argentina, ada seorang komponis tango bernama Astor Piazzolla. Pada 1950-an, ia dicemooh para tetua tango tradisional karena memainkan bandaneon (semacam akordeon) dengan nada-nada yang cenderung muram. 

Piazzola besar di Greenwich Village, New York, suatu daerah komunitas seniman dan berandal. Saat balik ke Argentina, ia kelak mengembangkan apa yang disebutnya Nuevo Tango. Suatu tango yang juga mengkombinasikan dengan jazz atau klasik. Pengamat melihat tango Piazzola bukanlah tango yang riang, melainkan tango yang sedih. Tango-nya menyuarakan sesuatu yang kelam, ngelangut. Mendengarkannya adalah mendengar sisi Argentina yang lain. Sisi yang pedih. Namun, ia kemudian diakui sebagai penyelamat tango

Tentu Sabella tidak bisa disamakan dengan Aztor Piazzolla. Para fan berharap ia memberi ruang yang luas bagi Lionel Messi. Mereka berharap Argentina tampil dengan permainan ofensif yang mengandalkan Messi dan para striker lainnya. Di Argentina, ada pepatah: Francis Pope, Messi King, Maradonna God. Meski sudah mencetak empat gol, Messi belum "menggigit" benar. Tapi kita melihat Sabella lebih menginginkan suatu kerja tim. Ia tak ingin menggantungkan seluruh tim pada Messi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sepak bola menyerang kini menjadi ukuran bagi sepak bola modern. Sebuah kejuaraan dunia akan hambar rasanya tanpanya. Sepak bola menyerang adalah unsur spectacle dari sebuah festival. Di situ terletak dramaturgi pertunjukan. Kemampuan berorganisasi sebuah tim, kemampuan mengatur ritme yang dinamik, kepiawaian melakukan tusukan-tusukan, kecerdasan komunikasi antarpemain. Pada titik tertentu, sepak bola menyerang adalah cermin dari "tingkat intelektualitas" sebuah bangsa.

Kesebelasan yang sengaja menolak sepak bola menyerang bisa disebut sebagai "pengkhianat". Yunani, misalnya. Fernando Santos, sang pelatih, membawa Yunani ke Brasil dengan formasi 4-3-3 atau 4-5-1. Hasilnya, Yunani terjungkal dan pulang dengan sebutan Karagiozis.

Karagiozis adalah wayang Yunani yang sosoknya mirip Gareng. Matanya seperti bengkak timbilan. Hidungnya bulat besar. Tangannya panjang sebelah. Punggungnya bongkok. Novelis tenar Yunani, Nikos Kazantzakis, pernah menyebutkan asal-usul Karagiozis dari Turki--sementara Turki mengambil dari Nusantara. Entah kenapa Karagiozis menjadi kosakota di Yunani bagi seorang pemain sepak bola yang gagal alias pecundang.

Tentu tidak patut mengatakan Sabella mengembangkan sepak bola negatif. Ia seorang yang realis. Kita tunggu apakah tango yang sedih itu adalah takdir atau taktik. Kita tunggu apakah Argentina terus melaju. Atau dari lapangan saat melawan Belanda nanti di semifinal, kita akan sayup-sayup mendengar jeritan Evieta Peron dalam opera populer Broadway: Dont Cry for Me, Argentina.

SENO JOKO SUYONO (Wartawan Tempo)

Iklan

Berita Selanjutnya




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Lionel Messi Sebut PSG Tak Pernah Menghargainya atas Kemenangan Argentina di Piala Dunia 2022

1 hari lalu

Penyerang Inter Miami CF Lionel Messi (10) terlihat di hadapan penggemar di dampingi pengawal pribadinya, Yassine Chueko (kiri) setelah pertandingan melawan Los Angeles FC di Stadion BMO, 3 September 2023.  Kredit Wajib: Kirby Lee-USA TODAY Sports
Lionel Messi Sebut PSG Tak Pernah Menghargainya atas Kemenangan Argentina di Piala Dunia 2022

Lionel Messi menuturkan akan bermain di Copa America 2024 tetapi tidak yakin apakah akan bermain di Piala Dunia 2026.


Timnas Argentina Bertahan di Puncak Peringkat FIFA

2 hari lalu

Lionel Messi dari Argentina mengangkat trofi Piala Dunia bersama rekan setimnya saat mereka merayakan kemenangan atas Prancis dalam final Piala Dunia 2022 di Stadion Lusail, Qatar, 18 Desember 2022. REUTERS/Lee Smith
Timnas Argentina Bertahan di Puncak Peringkat FIFA

Timnas Argentina tetap di pucuk peringkat FIFA setelah mengalahkan Ekuador dan Bolivia di Kualifikasi Piala Dunia 2026.


Lionel Messi Tampil Tanpa Kumis dan Janggut, Penggemar Inter Miami Berharap Hat-trick

3 hari lalu

Penyerang Inter Miami CF Lionel Messi (10) terlihat di hadapan penggemar di dampingi pengawal pribadinya, Yassine Chueko (kiri) setelah pertandingan melawan Los Angeles FC di Stadion BMO, 3 September 2023.  Kredit Wajib: Kirby Lee-USA TODAY Sports
Lionel Messi Tampil Tanpa Kumis dan Janggut, Penggemar Inter Miami Berharap Hat-trick

Lionel Messi menjadi bintang MLS dan para penggemar memiliki ekspektasi tinggi terhadap penampilan barunya.


Lionel Messi Belum Pasti Main Saat Argentina Lawan Bolivia di Kualifikasi Piala Dunia 2026

11 hari lalu

Pemain Timnas Argentina, Lionel Messi. REUTERS/Agustin Marcarian
Lionel Messi Belum Pasti Main Saat Argentina Lawan Bolivia di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Sejak debut bersama Inter Miami di MLS Lionel Messi rata-rata bisa bermain setiap empat hari.


Jadwal Bolivia vs Argentina di Kualifikasi Piala Dunia 2026: Lionel Messi Absen Latihan

11 hari lalu

Pemain Argentina Lionel Messi saat berselebrasi. REUTERS/Agustin Marcarian
Jadwal Bolivia vs Argentina di Kualifikasi Piala Dunia 2026: Lionel Messi Absen Latihan

Lionel Messi tak ikut latihan saat Timnas Argentina bersiap melawan Bolivia dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2026.


Jadwal Bola Selasa hingga Rabu Pagi 12-13 September 2023: Timnas U-23, Italia, Spanyol, Brasil, Argentina

11 hari lalu

Ilustrasi sepak bola. REUTERS/Mike Hewitt
Jadwal Bola Selasa hingga Rabu Pagi 12-13 September 2023: Timnas U-23, Italia, Spanyol, Brasil, Argentina

Jadwal bola Selasa hingga Rabu pagi, 12-13 September 2023, menampilkan Timnas U-23, Kualifikasi Euro 2024, Kualifikasi Piala Dunia, FIFA Matchday.


Hasil MLS: Inter Miami vs Sporting KC 3-2, Lionel Messi Absen

13 hari lalu

Pemain Inter Miami, Leonardo Campana berebut bola dengan pemain Sporting Kansas City, Dany Rosero dalam laga di Fort Lauderdale, Florida, AS, 9 September 2023. Rich Storry-USA TODAY Sports
Hasil MLS: Inter Miami vs Sporting KC 3-2, Lionel Messi Absen

Lionel Messi absen membela Inter Miami di laga lanjutan MLS karena tengah bergabung dengan timnas Argentina untuk kualifikasi Piala Dunia 2026.


Kata Lionel Messi setelah Cetak Gol dan Antar Argentina Kalahkan Ekuador di Kualifikasi Piala Dunia 2026

15 hari lalu

Pemain Argentina Lionel Messi saat berselebrasi. REUTERS/Agustin Marcarian
Kata Lionel Messi setelah Cetak Gol dan Antar Argentina Kalahkan Ekuador di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Lionel Messi mengantar Timnas Argentina mengalahkan Ekuador 1-0 dalam kualifikasi Piala Dunia 2026. Simak komentar dia setelah pertandingan.


Hasil kualifikasi Piala Dunia 2026: Argentina Kalahkan Ekuador 1-0, Gol Lionel Messi Jadi Penentu

15 hari lalu

Timnas Argentina. REUTERS/Agustin Marcarian
Hasil kualifikasi Piala Dunia 2026: Argentina Kalahkan Ekuador 1-0, Gol Lionel Messi Jadi Penentu

Lionel Messi berhasil membawa Timnas Argentina meraih kemenangan atas Ekuador dalam laga perdana kualifikasi Piala Dunia 2026.


Bukan Hanya Messi, Ini Pemain Argentina yang Bermasalah dengan Louis Van Gaal

16 hari lalu

Louis van Gaal dan Jose Mourinho usai pertandingan antara Manchester United dan Chelsea di kandang Manchester, 27 Oktober 2014. John Peters/Man Utd via Getty Images
Bukan Hanya Messi, Ini Pemain Argentina yang Bermasalah dengan Louis Van Gaal

Mantan pelatih timnas Belanda Louis van Gaal punya masalah dengan Messi, ini deretan pemain Argentina lainnya