TEMPO.CO, Rio de Jainero - Pada penampilan yang ke-42 kali buat Brasil di pertandingan internasional, David Luiz akan menjadi kapten saat melawan Jerman dalam semifinal Piala Dunia 2014 di Stadion Mineirao, Belo Horizonte, dinihari nanti.
"Saya siap. Saya wakil kapten. Tim ini sangat mudah dipimpin karena semuanya rendah hati dan menyenangkan. Kami bertindak sebagai satu keluarga," kata Luiz menanggapi perubahan perannya setelah penyerang Neymar dan bek Thiago Silva absen.
Tugas sebagai pemimpin di lapangan tampaknya lebih cocok dipegang Luiz dibanding duetnya di bek tengah, Silva, yang absen dinihari nanti karena akumulasi kartu kuning.
Luiz adalah tipe bek dan gelandang bertahan yang tidak konvensional seperti Silva. Ia suka kelayapan keluar dari posnya, dengan perhitungan yang cermat, ketika timnya lagi mampat.
Salah satu buktinya adalah tendangan bebas Luiz yang membawa Brasil unggul 2-0, sebelum akhirnya menang 2-1, saat melawan Kolombia di perempat final. Ia juga naik menyerang untuk membobol gawang Cile dalam laga 16 besar.
Brasil butuh pemain yang tak konvensional setelah kehilangan sang inspirator, Neymar. Mereka tak bisa terus meratap dan harus mengamankan jalan ke final Piala Dunia untuk pertama kalinya sejak 2002. Dan, tumpuan mereka sekarang adalah pria berambut gondrong keriting dengan mata "menyala-nyala", Luiz.
Bek termahal ini--setelah dijual Chelsea ke Paris Saint-Germain sebesar 50 juta pound sterling (kurang-lebih Rp 1 triliun) bulan lalu--punya pengalaman bermain di posisi lain. Ini modal yang dibutuhkan Samba untuk meredam "deru mesin" sepak bola Jerman, yaitu mobilitas dan fleksibilitas kuat. Musim lalu, ia kerap bermain sebagai gelandang di Chelsea.
Dan, catat ini, sejak Luiz Felipe Scolari kembali melatih Brasil 20 bulan lalu, mereka tak pernah kalah ketika David Luiz tampil penuh 90 menit!
Dan, dinihari nanti, keberuntungan Samba bersama Luiz tersebut akan mendapatkan ujian terberat. "Mereka (Jerman) punya banyak pemain hebat dan seorang pelatih besar (Joachim Loew)," kata Scolari.
Salah satu pemain hebat Jerman ini adalah Thomas Mueller. Ia sedang sangat bergairah. Gelandang serang Jerman ini bertekad lebih baik membawa tim Panser menembus final-juga untuk pertama kalinya sejak 2002--daripada meraih trofi Sepatu Emas lagi sebagai pencetak gol terbanyak seperti di Afrika Selatan 2010. "Dengan semangat tim dan sedikit keberuntungan, kami bisa mencapainya."
Namun Luiz punya pengalaman menghadang bintang-bintang Jerman seperti Mueller. Itu terjadi pada final Liga Champions 2012. Waktu itu, Luiz juga menggantikan John Terry sebagai kapten Chelsea dan sukses membendung Mueller dan kawan-kawan dari Bayern Muenchen di kandangnya, Allianz Arena.
Akankah Luiz mampu mengulangi suksesnya meredam sang agresor, Mueller, yang telah mencetak 4 gol di Brasil 2014 dinihari nanti?
NDTV | REUTERS | FIFA | HARI PRASETYO