TEMPO.CO - Pertemuan Argentina melawan Belanda pada semifinal Piala Dunia adalah pertandingan menarik. Terlebih kedua tim sama-sama lolos secara dramatis dalam pertandingan babak sebelumnya.
Meski hanya menang tipis 1-0 atas Belgia, saya menilai penampilan Argentina kemarin adalah salah satu yang terbaik di Piala Dunia kali ini. Mereka bermain lebih komplet. Artinya, Argentina tidak semata-mata mengandalkan Lionel Messi seorang. Mereka tak lagi membiarkan Messi mengontrol bola, lalu menunggu keajaibannya.
Dalam laga itu, tim asuhan Alejandro Sabella tersebut mulai variatif dalam menyusun serangan. Beberapa kali saya melihat mereka mulai mencoba kerja sama satu-dua, meski satu-satunya gol ke gawang Belgia saat itu tetap tak terlepas dari aksi individu Messi.
Selain kerja sama tim yang sudah membaik, perkembangan lain yang muncul di dalam tim Argentina adalah membaiknya penampilan Gonzalo Higuain. Setelah gagal bersinar dalam pertandingan-pertandingan sebelumnya, saya melihat Higuain sudah bermain luar biasa. Normalnya, seorang penyerang yang mencetak gol setelah lama "puasa" akan punya motivasi berlebih.
Tapi yang menjadi masalah bagi Argentina sekarang adalah cederanya Angel di Maria. Peran pemain Real Madrid itu sangat terlihat dalam pertandingan-pertandingan Argentina selama ini. Maka, tugas Sabella adalah bisa mencari pengganti yang sepadan kualitasnya dengan Di Maria.
Di sisi lain, menurut saya, Belanda tampil luar biasa ketika mengalahkan Kosta Rika. Meski tidak mampu mencetak gol selama 90 menit pertandingan normal, harus diakui mereka sangat luar biasa. Hanya nasib yang membawa mereka harus menjalani adu tendangan penalti dengan Kosta Rika.
Tim asuhan Louis van Gaal itu bermain dengan tempo tinggi sepanjang laga. Tak semenit pun saya lihat mereka menurunkan tensi dalam menggempur pertahanan Kosta Rika. Apa yang mereka pertontonkan dalam pertandingan itu sangat berbeda dengan beberapa pertandingan di awal turnamen. Seperti saat menghadapi Spanyol, misalnya, mereka memilih menunggu dan langsung melancarkan serangan balik saat ada kesempatan.
Tapi saya menilai Belanda tak akan bermain seperti melawan Kosta Rika saat menghadapi Argentina nanti. Soalnya, kualitas Argentina dan Kosta Rika sangat jauh berbeda.
Justru, saya menduga mereka akan bermain seperti dalam laga awal melawan Spanyol: menunggu lawan dan "membunuh" lewat serangan balik. Belanda memang punya kelebihan dalam hal ini. Mereka punya Arjen Robben, Robin van Persie, serta Wesley Sneijder, yang cepat dan punya skill bagus. Argentina layak mewaspadai hal ini.
Hal lain yang saya suka dari timnas Belanda adalah Van Gaal sangat cerdik dalam menerapkan formasi dan strategi. Penempatan Dirk Kuyt, yang aslinya seorang gelandang serang, menjadi wing-back sangat luar biasa dan sukses. Kuyt, yang kuat dalam menyerang, ternyata bisa bertahan dengan sama baiknya.
Agar tak terpeleset, Sabella juga harus cerdik dalam pertandingan nanti. Ia tak boleh terpaku pada satu formasi dan mesti menyiapkan plan B jika rencana awal tak berjalan baik. Lima belas menit awal pertandingan adalah kuncinya. Jika rencana tak menemui hasil, ia harus segera mengubah pendekatan bermain.
Van Gaal, menurut saya, unggul di sisi ini. Ia sudah menunjukkannya saat cooling break dalam pertandingan melawan Meksiko lalu. Begitu sadar strateginya tak berjalan baik, Van Gaal kemudian mengubah cara bermain. Hasilnya? Belanda menang dan lolos.
Terlepas dari segala ulasan tadi, menurut saya, pertandingan nanti akan ditentukan hal kecil, tapi penting: pemulihan fisik! Sejauh mana Belanda mampu pulih dari keletihan dalam pertandingan melawan Kosta Rika, sejauh itu pula nasib mereka di Piala Dunia ini ditentukan.
Nah, dalam hal ini saya menilai Argentina lebih unggul. Mereka tak harus menjalani pertandingan lewat adu tendangan penalti. Jadi, saya sedikit mengunggulkan Argentina, 55-45 untuk Messi cs.
RAHMAD DARMAWAN (Mantan pelatih tim nasional, pelatih Persebaya Surabaya)