Hantu Penalti  

Reporter

Editor

Raju febrian

Sabtu, 12 Juli 2014 13:35 WIB

Kiper Kosta Rika Keylor Navas, menepis tendangan penalti pemain Yunani Theofanis Gekas pada pertandingan babak 16 Piala Dunia 2014 di Arena Pernambuco. Aksi dari Navas yang gemilang mengantarkan Kosta Rika mencapai Perempat final Piala Dunia 2014. REUTERS/Winslow Townson-USA TODAY Sports

TEMPO.CO - Misteri itu bernama tendangan penalti. Pemain paling pintar pun sering frustrasi bila harus melakukan penalti. Pele, Zico, Diego Maradona, dan Lionel Messi pun kerap gagal menjebol gawang lewat tendangan 12 pas itu.

Bahkan, Pele pun tak bisa menaklukkan gawang kiper tim Indonesia, Ronny Pasla, dalam pertandingan persahabatan saat Brasil melakukan tur ke Asia pada 1972.

"Saya paling benci dengan tendangan penalti," kata Wesley Sneijder. Gelandang serang Belanda ini gagal melesakkan bola ke gawang Argentina dalam adu penalti di babak semifinal Piala Dunia 2014.

Membombardir tanpa henti gawang Argentina, Belanda gagal maju ke babak final. Den Haag dan Amsterdam pun menangis. Orang-orang di jalanan meratapi kekalahan yang menyesakkan itu. Tak ada lagi harapan menyaksikan keindahan permainan The Flying Dutchman--terinspirasi dari kapal hantu Belanda yang menakutkan para nakhoda--dalam babak final Piala Dunia. "Ini berat untuk kami. Kami layak mendapat lebih," kata Sneijder.

Sneijder jelas bukan pemain bola yang bodoh. Asosiasi Sepak Bola Dunia (FIFA) maupun Eropa (UEFA) pernah menobatkannya sebagai satu dari tiga gelandang terbaik pada 2010. Dalam Piala Dunia kali ini, pemain bernomor punggung 10 itu menjadi pahlawan saat Belanda melawan Meksiko. Tendangan geledeknya mengantarkan tim Oranje unggul 2-1 dalam Piala Dunia 2014. Tapi, sehebat-hebat Sneijder, ia jatuh juga dalam babak penalti. Beban psikologis terlalu berat menghantuinya sehingga tendangannya mudah ditebak kiper Argentina.

Setiap pemain yang menjadi algojo penalti sejatinya tak cuma sedang menghadapi satu kiper. Tapi dia harus menghadapi jutaan "kiper" yang siap menghajarnya bila salah menendang bola. Koran-koran juga siap menerkamnya dengan menuliskan berita ber-headline besar:
"Ten heroes and one stupid boy (sepuluh pahlawan dan satu orang bodoh)". Beban seperti itulah sebenarnya yang menjadi hantu penalti.

Itulah yang terjadi kala Roberto Baggio gagal mengeksekusi tendangan penalti dalam partai final Piala Dunia 1994 antara Brasil dan Italia. Tendangan Baggio melambung ke atas gawang, sekaligus mengandaskan mimpi jadi juara dunia. Koran-koran Italia "mencincang" habis Baggio.

Sneijder benar, siapa pun yang memuja sepak bola indah pasti membenci babak adu penalti. Babak ini tak lebih dari lempar koin. Yang menang adalah yang beruntung.

Yang beruntung, yang menang? Eiits, nanti dulu. Apakah tidak ada sains yang menjelaskan mengapa sebuah tendangan penalti berhasil dan yang lain gagal? Mengapa tendangan penalti penyerang Italia, Mario Balotelli, 100 persen berbuah gol?

Giovanni Galli, mantan kiper timnas Italia, Milan, dan Fiorentina, pun kepincut mempelajari tendangan penalti pemain yang kerap memakai kaus bertulisan "Why always me?" itu. Galli meneliti rekaman 20 tendangan penalti Balotelli. "Eureka!" kata Galli. "Saya menemukan rahasianya."

Berbeda dengan para kiper lain yang membaca gerak pinggul sebelum menendang bola, Galli mempelototi cara khas Balotelli. Ketika Super Mario--begitu julukannya--memperlambat langkahnya sebelum menendang bola, dia menendang ke salah satu sudut gawang. "Saat langkahnya tak melambat, maka dia menendang ke sudut lainnya," kata Galli kepada Football-Italia.

Gaya Balotelli membuktikan bahwa penalti juga mengandung sains. Itulah yang juga hendak dibuktikan Masters van der Kamp dan Jackson (2007). Mereka mempelajari 200 rekaman penalti dari Piala Dunia, Piala Champions, hingga Piala Afrika.

Salah satu temuannya, hanya 18 persen tendangan yang berhasil ditepis. Sisanya, 82 persen, berhasil membobol. Temuan itu tak mengagetkan. Meski bisa menebak arah bola, refleks manusia kerap lebih lambat. Sejarah mencatat tendangan pemain seperti Ronald Koeman (Jerman) bisa mencapai kecepatan 188 km/jam. Tendangan David Beckham (Inggris), Zlatan Ibrahimovic (Swiss), dan Cristiano Ronaldo (Portugal) sedikit lebih pelan, yakni masing-masing 157 km/jam, 149,6 km/jam, dan 130 km/jam.

Temuan lainnya, ternyata dalam 96 persen tendangan penalti, kiper berdiri tidak persis di tengah gawang. Mereka rata-rata bergeser 9,96 sentimeter dari tengah gawang. Celah inilah yang dimanfaatkan 59 persen penendang.

Tentu tak semua rumus penalti itu berlaku umum. Beberapa kiper punya trik lain. Tim Krul, kiper yang dimasukkan Van Gaal khusus untuk adu penalti dan tak pernah salah menebak arah bola itu, punya resep khusus, yakni meneror penendang. Setiap kali pemain lawan bersiap menendang, Krul mendatanginya dan melancarkan psy war, "Saya tahu rencana tendanganmu," kata kiper Newcastle United itu.

BURHAN SHOLIHIN (Wartawan Tempo)


Berita terkait

Mantan Gelandang Jerman Mesut Ozil Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

22 Maret 2023

Mantan Gelandang Jerman Mesut Ozil Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

Mesut Ozil pensiun dari timnas Jerman pada 2018 di tengah debat politik tentang imigran.

Baca Selengkapnya

Mantan Gelandang Real Madrid dan Juventus Sami Khedira Pensiun

20 Mei 2021

Mantan Gelandang Real Madrid dan Juventus Sami Khedira Pensiun

Sami Khedira mengundurkan diri sebagai pesepakbola profesional. Cedera membuat dia harus menyerah di usia 34 tahun.

Baca Selengkapnya

Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar: 6 Hal yang Penting Diketahui

17 Juli 2018

Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar: 6 Hal yang Penting Diketahui

Piala Dunia 2018 sudah berakhir dan yang selanjutnya akan digelar di Qatar pada 2022.

Baca Selengkapnya

Laporan Tempo dari Rusia: Angkutan Kota Andalan Meliput

7 Juli 2018

Laporan Tempo dari Rusia: Angkutan Kota Andalan Meliput

Selama meliput perhelatan Piala Dunia 2018, angkutan publik bisa jadi andalan.

Baca Selengkapnya

Piala Dunia 2018: Denmark Kalahkan Peru, Kasper Schmeichel Dipuji

17 Juni 2018

Piala Dunia 2018: Denmark Kalahkan Peru, Kasper Schmeichel Dipuji

Kasper Schmeichel mendapat pujian dari Denmark mengalahkan Peru dalam Piala Dunia 2018.

Baca Selengkapnya

3 Negara Ini Ajukan Jadi Tuan Rumah Bersama Piala Dunia 2026

11 April 2017

3 Negara Ini Ajukan Jadi Tuan Rumah Bersama Piala Dunia 2026

Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada mengajukan penawaran bersama untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026.

Baca Selengkapnya

Real Madrid Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

15 Desember 2016

Real Madrid Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

Real Madrid berhasil menundukan Club America pada semifinal Piala Dunia Antar Klub dengan skor 2-0. Karim Benzema dan Cristiano Ronaldo jadi pahlawan.

Baca Selengkapnya

River Plate Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

16 Desember 2015

River Plate Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

River Plate akan menantang pemenang laga antara Barcelona vs Guangzhou Evergrande di babak final. Laga itu akan berlangsung besok.

Baca Selengkapnya

Kolombia: Tanpa Suarez, Uruguay Tetap Berbahaya

14 Oktober 2015

Kolombia: Tanpa Suarez, Uruguay Tetap Berbahaya

Penyerang andalan Uruguay Luis Suarez masih menjalani larangan
pertandingan karena menggigit Giorgia Chiellini pada Piala
Dunia 2014.

Baca Selengkapnya

Messi Pinjamkan Nomor Punggungnya untuk Aguero

8 Oktober 2015

Messi Pinjamkan Nomor Punggungnya untuk Aguero

Aguero senang dengan tawaran Messi agar ia mengenakan kaus dengan nomor 10.

Baca Selengkapnya