TEMPO.CO, Jakarta - Prancis berhasil meraih gelar juara Piala Dunia 2018 setelah menekuk Kroasia 4-2 pada laga final yang berlangsung di Stadion Luzhniki, Moskow, Ahad malam tadi. Pelatih Didier Dechamps menyatakan bahwa mereka belajar banyak setelah pada turnamen besar sebelumnya, Piala Eropa 2016, gagal di partai final.
"Mungkin jika kami adalah juara Eropa, kami pada hari ini tidak akan menjadi juara dunia. Saya belajar banyak dari kekalahan itu," ujarnya dalam konferensi pers usai laga itu.
"Final Piala Eropa berbeda. Kami kali ini berusaha untuk tetap rileks dan para pemain tahu apa yang harus mereka lakukan dan apa yang dipertaruhkan."
Dia menilai skuad Prancis bermain tidak sempurna pada laga final itu, sama ketika dikalahkan Portugal pada final Piala Eropa. Namun, menurut dia, yang menjadi faktor pembeda adalah kekuatan mental yang dimiliki oleh Antoine Griezmann cs.
"Sumber kebanggaan terbesar saya adalah mereka bermain dengan suasana pikiran yang tepat," kata Deschamps.
"Hari ini terdapat ketidaksempurnaan, kami tidak melakukan semuanya dengan tepat, namun kami memiliki kualitas-kualitas mental dan psikologis yang begitu menentukan untuk Piala Dunia ini."
Prancis membuka keunggulan melalui gol bunuh diri Mario Mandzukic pada menit ke-18. Mereka sempat direpotkan oleh serangan Kroasia, termasuk gol penyama kedudukan pada menit ke-28 yang dicetak oleh Ivan Perisic. Namun, Griezmann membawa Prancis kembali unggul sebelum turun minum melalui hadiah penalti setelah Perisic dinilai menyentuh bola dengan tangannya di kotak pinalti Kroasia.
Pada babak kedua, Prancis kembali harus direportkan oleh serangan Kroasia. Namun mereka kembali menjauh 3-1 lewat gol Paul Pogba. Penjaga gawang Hugo Lloris sempat membuat kesalahan yang berakibat pada gol Mario Mandzukic dan membuat skor menjadi 3-2. Kemenangan Prancis dikunci dengan gol tendangan jarak jauh Kylian Mbappe.
Deschamps mengatakan sebanyak 14 dari para pemainnya merupakan pendatang baru di ajang Piala Dunia, namun mereka siap bekerja untuk tujuan bersama dan secara mental lebih dewasa dibandingkan usianya.
"Bakat tidak cukup. Anda perlu aspek-aspek psikologis dan mental. Dengan hal itu tim manapun mampu untuk mendaki gunung-gunung," kata Deschamps.
"Terkadang saya dapat menjadi sangat keras kepada mereka namun saya melakukannya untuk mereka dan bahkan meski mereka muda, mereka biasanya mendengarkan."
Di antara para pendatang baru terdapat Kylian Mbappe, yang terpilih sebagai pemain muda terbaik Piala Dunia 2018.
"(Permainan) kolektif selalu penting namun terdapat pemain-pemain individual yang membuat perbedaan," ucapnya, menyebut nama Mbappe dan pemain terbaik pertandingan final Antoine Griezmann.
"Ke-23 pemain itu sekarang selamanya akan dikaitkan dengan apapun yang terjadi. Mereka akan menjalani jalur-jalur yang berbeda namun selamanya akan terikat bersama dan sejak hari ini tidak akan ada profesionalisme yang sama, karena mereka adalah juara dunia."
"Kami akan menyadari apa yang terjadi besok," ucapnya setelah para pemainnya dua kali "menyerbu" konferensi pers untuk menyiraminya dengan sampanye. "Saat ini, mereka belum tahu maknanya menjadi juara dunia."
Kemenangan itu membuat Didier Deschamps menjadi orang ketiga yang sukses mengangkat trofi Piala Dunia baik sebagai pemain atau pun pelatih. Pada Piala Dunia 1998, dia menjadi kapten Prancis yang menggilas Brasil 3-0 pada partai final. Dua orang lainnya yang sukses meraih rekor tersebut adalah Mario Zagallo bersama Brasil dan Franz Beckenbauer bersama Jerman.