Saatnya Move On, Teman  

Reporter

Editor

Raju febrian

Sabtu, 12 Juli 2014 13:53 WIB

Pendukung bertopeng pemain Brasil Neymar tertunduk saat menyaksikan pertandingan semifinal Piala Dunia 2014 melawan Jerman di stadion Mineirao, Belo Horizonte, Brasil, 8 Juli 2014. AP/Andre Penner

TEMPO.CO - Sebuah pesan mampir di ponpin alias telepon pintar saya. Seorang teman Brasil yang tinggal di kawasan lain di Rio de Janeiro "curhat" setelah mereka dibantai Jerman dengan skor 7-1.

Seperti 200 juta penduduk Negeri Samba lainnya, dia pun tak bisa berkata apa-apa lagi kecuali merasa kehilangan harga diri. "Kami tidak menyangka akan kalah sebesar itu, Teman. Kami sangat malu kalah seperti itu di negeri sendiri," katanya.

Sebenarnya saya sudah coba menenangkan hatinya. "Tim nasional kami berkali-kali gagal menang dan sering juga kalah dengan skor besar," jawab saya. "Tapi kami terus memberikan dukungan meski kami tahu untuk menang teramat sulit."

Tapi penduduk Brasil tak ingin timnya kalah. Bahkan saat Brasil bertarung melawan Meksiko dalam pertandingan kedua pada babak penyisihan Grup A, dengan hasil seri, langsung membuat mereka sedih. Mereka merasa seperti orang yang kalah.

Kekalahan dari Jerman mengakhiri segalanya. Termasuk tekad menjadi juara yang keenam kali di negeri sendiri. Piala Dunia 2014 ternyata lebih menyakitkan daripada kegagalan mereka meraih gelar juara pertama kali pada 64 tahun lalu. Saat itu mereka gagal menjadi juara untuk pertama kalinya karena kalah oleh Uruguay dalam pertandingan akhir di Stadion Maracana.

Ketika itu, teknologi belum secanggih sekarang. Tak ada yang tahu bagaimana perih hati para pemain dan penduduk saat itu. Tapi sekarang? Piala Dunia bukan lagi tontonan di seberang lautan yang hanya bisa dinikmati secara terbatas seperti yang terjadi pada akhir 1980-an.

Saat ini, apa yang terjadi di stadion seketika juga bisa disaksikan jutaan orang di seluruh planet ini. Semua orang pun bisa seenak jidat berkomentar di jejaring sosial. Itulah yang membuat orang Brasil--yang dikenal sebagai negara penguasa sepak bola dunia--hancur hatinya.

Para pemain pun sama saja. Mereka mengaku sangat terpukul oleh kekalahan yang super-menyakitkan itu. Mereka adalah pemain-pemain kelas dunia yang mendapatkan bayaran tinggi di luar negeri, tapi justru di negerinya sendiri mereka tak bisa memberikan, seperti kata David Luis, kebahagiaan kepada para warganya.

Seumur hidup, seperti dikutip Guardian, kekalahan ini akan menghantui mereka. "Tidak akan mudah bagi kami untuk melupakannya," katanya.

Dinihari nanti, para pemain punya kesempatan untuk memperbaiki coreng-moreng yang kadung mampir di wajah mereka. Mereka akan berhadapan dengan Belanda, yang kalah dalam pertandingan semifinal oleh Argentina, untuk memperebutkan tempat ketiga saja.

Namun tak ada kegairahan dari teman saya ini dalam menyambut perhelatan pesta yang tersisa. "Kami ingin menjadi juara, bukan nomor tiga," kata warga yang lain. Saatnya mereka memang harus move on. Mereka memang masih terhuyung oleh kekalahan yang menyakitkan itu.

IRFAN BUDIMAN (RIO DE JAINERO)

Berita terkait

Mantan Gelandang Jerman Mesut Ozil Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

22 Maret 2023

Mantan Gelandang Jerman Mesut Ozil Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

Mesut Ozil pensiun dari timnas Jerman pada 2018 di tengah debat politik tentang imigran.

Baca Selengkapnya

Mantan Gelandang Real Madrid dan Juventus Sami Khedira Pensiun

20 Mei 2021

Mantan Gelandang Real Madrid dan Juventus Sami Khedira Pensiun

Sami Khedira mengundurkan diri sebagai pesepakbola profesional. Cedera membuat dia harus menyerah di usia 34 tahun.

Baca Selengkapnya

Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar: 6 Hal yang Penting Diketahui

17 Juli 2018

Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar: 6 Hal yang Penting Diketahui

Piala Dunia 2018 sudah berakhir dan yang selanjutnya akan digelar di Qatar pada 2022.

Baca Selengkapnya

Laporan Tempo dari Rusia: Angkutan Kota Andalan Meliput

7 Juli 2018

Laporan Tempo dari Rusia: Angkutan Kota Andalan Meliput

Selama meliput perhelatan Piala Dunia 2018, angkutan publik bisa jadi andalan.

Baca Selengkapnya

Piala Dunia 2018: Denmark Kalahkan Peru, Kasper Schmeichel Dipuji

17 Juni 2018

Piala Dunia 2018: Denmark Kalahkan Peru, Kasper Schmeichel Dipuji

Kasper Schmeichel mendapat pujian dari Denmark mengalahkan Peru dalam Piala Dunia 2018.

Baca Selengkapnya

3 Negara Ini Ajukan Jadi Tuan Rumah Bersama Piala Dunia 2026

11 April 2017

3 Negara Ini Ajukan Jadi Tuan Rumah Bersama Piala Dunia 2026

Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada mengajukan penawaran bersama untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026.

Baca Selengkapnya

Real Madrid Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

15 Desember 2016

Real Madrid Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

Real Madrid berhasil menundukan Club America pada semifinal Piala Dunia Antar Klub dengan skor 2-0. Karim Benzema dan Cristiano Ronaldo jadi pahlawan.

Baca Selengkapnya

River Plate Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

16 Desember 2015

River Plate Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

River Plate akan menantang pemenang laga antara Barcelona vs Guangzhou Evergrande di babak final. Laga itu akan berlangsung besok.

Baca Selengkapnya

Kolombia: Tanpa Suarez, Uruguay Tetap Berbahaya

14 Oktober 2015

Kolombia: Tanpa Suarez, Uruguay Tetap Berbahaya

Penyerang andalan Uruguay Luis Suarez masih menjalani larangan
pertandingan karena menggigit Giorgia Chiellini pada Piala
Dunia 2014.

Baca Selengkapnya

Messi Pinjamkan Nomor Punggungnya untuk Aguero

8 Oktober 2015

Messi Pinjamkan Nomor Punggungnya untuk Aguero

Aguero senang dengan tawaran Messi agar ia mengenakan kaus dengan nomor 10.

Baca Selengkapnya