Piala Dunia 1966: Kisah Pemain Korea Utara Dipenjara di Gulag

Reporter

Terjemahan

Editor

Nurdin Saleh

Kamis, 22 Februari 2018 13:03 WIB

Pertandingan Korea Utara vs Portugal di Piala Dunia 2966. (fifa.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Apa parameter kesuksesan di Piala Dunia? Bagi kebanyakan negara Asia atau Afrika, lolos dari babak penyisihan grup mungkin sudah dianggap hebat.

Tapi, para pemain Korea Utara pernah menorehkan hasil seperti itu pada Piala Dunia 1966 dan kemudian mengalami nasib mengenaskan. Mereka mendapat hukuman sangat berat setelah kalah di perempat final.

Kisah soal kiprah Korea Utara ini kembali mengemuka ketika para atlet negara itu tampil di Olimpiade musim dingin yang tengah berlangsung di Korea Selatan, pekan ini. Mereka belum bisa mendapat medali sehingga media-media berspekulasi bahwa para atlet itu bisa mendapat hukuman berat saat kembali ke negaranya.

Dugaan seperti itu bukannya tanpa dasar. Nasib pemain Piala Dunia 1966, yang digelar di Inggris, dianggap bisa jadi patokan. Mereka disekap kamp tawanan politik terkenal, Gulag, dan kisahnya dituangkan Kang Chol-hwan, seorang pembelot asal Korea Utara, dalam bukunya "The Aquariums of Pyongyang".

Para pemain Korea Utara saat itu tampil tak terlalu mengecewakan di babak awal. Setelah dikalahkan Uni Soviet (3-0), mereka menahan Cile (1-1) dan kemudian menekuk Italia (1-0). Mereka pun lolos ke perempat final.

Advertising
Advertising

Sayang di babak 16 besar itu mereka ditaklukkan Portugal 3-5. Begitu pulang, seluruh pemain langsung dikirim ke Yodok Gulag – dikenal juga sebagai Labour Penal Colony Number 15 – yang biasa dipakai menyekap para tawanan politik. Tempat itu juga dikenal sebagai kamp kerja paksa.

Di sana para pemain benar-benar diperlakukan bak pesakitan. Apakah semua itu hanya karena mereka kalah? Rupanya bukan. Penguasa Korea Utara saat itu, Kim Il Sung, menganggap tingkah mereka mendatangkan aib bagi negaranya. Para pemain dianggap tak disiplin dan melawan norma yang ditetapkan sejak awal.

Dua hari sebelum berlaga melawan Portugal, para pemain Korea ketahuan pergi minum-minum di bar di Liverpool. Mereka bahkan ditemani para gadis. Di lapangan, jejak ketidakdisiplinan itu terlihat. Dalam waktu 30 menit, mereka seperti kehabisan bensin. Penguasa Korea Utara berang dan menganggap mental para pemain telah dikorupsi oleh paham imperialis barat.

Karena itulah mereka langsung dikirim ke Gulag. Hanya Park Douik, yang tak ikut berpesta karena sakit perut, yang selamat dari hukuman.

Dalam bukunya, Kang Chol-hwan berkisah tentang siksaan yang dialami Park Seung-zin. Salah seorang pemain ini mendapat hukuman tambahan karena ketahuan mencuri dan membantah penjaga setelah beberapa saat menjalani hukumannya.

Park lantas diisolasi selama beberapa minggu dalam ruangan sempit yang disebut "Kotak Keringat", yang sempit, tak pernah dibuka, dan tak memiliki penerangan. Ia juga tak diberi makan, sehingga harus memakan kecoa untuk bertahan hidup.

Kang mengklaim bertemu Park di Gulag pada 1977, saat itu ia ditahan dengan tuduhan berkhianat. Park masih ada di kamp tersebut saat Kang dibebaskan pada 1987.

Namun, kebenaran isi buku itu tak sepenuhnya diterima semua pihak. BBC dalam program dokumenter "The Game of Their Lives", yang disiarkan pada 1999, mengklaim bahwa mereka menemukan tujuh mantan pemain Piala Dunia sama sekali tak menderita. Mereka hidup senang dan menjalani hidup yang normal. Mereka bahkan sempat dianugerahi banyak hadiah.

Versi mana yang benar? Mungkin dunia masih harus menunggu lama untuk mengetahuinya, mengingat keterbukaan informasi bukanlah hal lumrah di Korea Utara.

DAILY STAR | MIRROR

Berita terkait

Perebutan Peringkat 3 Piala Asia U-23 2024, Berikut Rekam Jejak Pertemuan Timnas Indonesia Vs Irak

9 jam lalu

Perebutan Peringkat 3 Piala Asia U-23 2024, Berikut Rekam Jejak Pertemuan Timnas Indonesia Vs Irak

Berikut track record pertandingan timnas Indonesia vs Irak. Malam ini akan berhadapan untuk meraih posisi 3 di Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

Shin Tae-yong Pernah Dilempar Telur di Negaranya Sendiri, Ini Sisi Lain Coach Shin

2 hari lalu

Shin Tae-yong Pernah Dilempar Telur di Negaranya Sendiri, Ini Sisi Lain Coach Shin

Pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong berhasil bawa Garuda Muda ke perempat final Piala Asia U-23 2024. Berikut sisi lain Coach Shin.

Baca Selengkapnya

Legenda Sepak Bola Jerman dan Klub Eintracht Frankfurt, Bernd Holzenbein Meninggal di Usia 78 Tahun

15 hari lalu

Legenda Sepak Bola Jerman dan Klub Eintracht Frankfurt, Bernd Holzenbein Meninggal di Usia 78 Tahun

Bernd Holzenbein menjadi bagian dari generasi emas sepak bola Jerman yang menjadi juara Piala Dunia 1974.

Baca Selengkapnya

Dipertahankan Bayer Leverkusen, Simak Profil Granit Xhaka

16 hari lalu

Dipertahankan Bayer Leverkusen, Simak Profil Granit Xhaka

Direktur olahraga Bayer Leverkusen Simon Rolfes memastikan Florian Wirtz dan Granit Xhaka akan bertahan di klub itu

Baca Selengkapnya

Beri Sinyal Kembali Latih Timnas Vietnam, Ini Profil Park Hang-seo

35 hari lalu

Beri Sinyal Kembali Latih Timnas Vietnam, Ini Profil Park Hang-seo

Park Hang-seo beri sinyal akan kembali latih timnas Vietnam, setelah digilas timnas Indonesia di penyisihan Piala Dunia lalu.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Ajukan Diri sebagai Calon Tuan Rumah Piala Dunia 2034, Usung Tema Growing Together

57 hari lalu

Arab Saudi Ajukan Diri sebagai Calon Tuan Rumah Piala Dunia 2034, Usung Tema Growing Together

Jika resmi menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034, Arab Saudi mengusung slogan Growing Together.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Luncurkan Tawaran Menjadi Tuan Rumah Piala Dunia 2034

2 Maret 2024

Arab Saudi Luncurkan Tawaran Menjadi Tuan Rumah Piala Dunia 2034

Arab Saudi meluncurkan kampanyenya untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034 pada hari Jumat, 1 Maret 2024. Sudah punya slogan baru.

Baca Selengkapnya

Pahlawan Timnas Jerman saat Juara Piala Dunia 1990, Andreas Brehme Tutup Usia 63 Tahun

20 Februari 2024

Pahlawan Timnas Jerman saat Juara Piala Dunia 1990, Andreas Brehme Tutup Usia 63 Tahun

Andreas Brehme mencetak gol kemenangan lewat tendangan penalti saat timnas Jerman mengalahkan Argentina di final Piala Dunia 1990.

Baca Selengkapnya

Pahlawan Timnas Jerman di Piala Dunia 1990, Andreas Brehme, Berpulang

20 Februari 2024

Pahlawan Timnas Jerman di Piala Dunia 1990, Andreas Brehme, Berpulang

Pahlawan Timnas Jerman di Piala Dunia 1990, Andreas Brehme, tutup usia pada Selasa dinihari, 20 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

FIFA: Piala Dunia 2026 Digelar di 16 Kota, Babak Final di New York

5 Februari 2024

FIFA: Piala Dunia 2026 Digelar di 16 Kota, Babak Final di New York

Pertandingan final Piala Dunia 2026 akan diselenggarakan di Stadion MetLife di New York, New Jersey, demikian diumumkan FIFA.

Baca Selengkapnya