Piala Dunia 2018: Rabiot Mundur dari Skuad Cadangan Prancis

Reporter

Terjemahan

Editor

Hari Prasetyo

Kamis, 24 Mei 2018 07:49 WIB

Pemain PSG, Adrien Rabiot merayakan golnya bersama rekan setimnya setelah membobol gawang Chelsea pada pertandingan leg kedua babak 16 besar Liga Champions di Stamford Bridge, London, 10 Maret 2016. Action Images via Reuters / John Sibley

TEMPO.CO, Jakarta - Pemain gelandang Paris Saint-Germain, Adrien Rabiot, menulis surat kepada Federasi Sepak Bola Prancia dan meminta namanya dicoret dari daftar pemain pelapis untuk tim Piala Dunia 2018.

Baca: Piala Dunia 2018: Neymar Berpacu dengan Waktu

Rabiot tak terpilih masuk skuad 23 pemain inti tim Prancis ke Piala Dunia 2018 yang diumumkan pekan lalu.

Tapi, pelatih Didier Deschamps masih mempertahankan pemain muda berusia 23 tahun itu dengan menempatkannya dalam daftar pemain cadangan.

Mereka ini adalah pemain yang senantiasa siap jika sewaktu-waktu dipanggil ke tim nasional karena ada pemain inti yang cedera menjelang pertandingan.

Rabiot, yang bermain bagus di Paris Saint-Germain musim ini, memang mengejutkan ketika tak terpilih masuk tim Prancis ke Rusia 2018. Deschamps memprioritaskan gelandang bertahan Sevilla, Steven Nzonzi, dibandingkan Rabiot.

Advertising
Advertising

Deschamps menjelaskan alasannya tidak menyertakan Rabiot. “Kualitas penampilan Adrien di tim Prancis tidak sama dengan yang ditampilkannya bersama PSG musim ini.”

Rabiot baru tampil enam kali membela Prancis. Menurut koran L'Equipe, ia memutuskan menulis kepada federasi sepak bola negaranya atas inisiatif sendiri dan kecewa tidak mendapat dukungan lebih baik dari klub setelah Deschamps mencoretnya.

Deschamps menanggapi permintaan Rabiot dengan mengatakan pemain itu telah membuat kesalahan besar dengan meminta dirinya dicoret dari daftar pemain cadangan.

Baca: Piala Dunia 2018: Toni Kroos, Nyawa Timnas Jerman

“Kita bicara seorang pemain muda yang masuk dalam kelompok terbaik di Prancis. Kekecewaan tidak boleh membuatnya menyerah dan tak bisa mendukung tim negaranya. Ini peluang dan hak istimewa dalam karier pemain,” jelas Noel le Graet, presiden Federasi Sepak Bola Prancis.

INDEPENDENT | METRO.CO.UK

Berita terkait

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

22 jam lalu

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

Nama Beyonce akan masuk ke dalam Kamus Prancis Le Petit Larousse edisi terbaru tahun ini dengan definisi sebagai penyanyi R&B dan pop Amerika.

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

1 hari lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

2 hari lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

8 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

12 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

18 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

26 hari lalu

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.

Baca Selengkapnya

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

26 hari lalu

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan menemukan Adrea Zoe, 52 tahun, perempuan asal Prancis yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Kabupaten Karo

Baca Selengkapnya

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

27 hari lalu

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza

Baca Selengkapnya

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

31 hari lalu

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

Prancis mengadakan konsultasi tertutup dengan Dewan Keamanan PBB untuk mengajukan resolusi tentang pemantauan penerapan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya