Piala Dunia 2018: Kisah Timnas Panama Mewujudkan Mimpi

Reporter

Terjemahan

Editor

Nurdin Saleh

Senin, 28 Mei 2018 11:22 WIB

Pemain timnas Panama Roman Torres merayakan kemenangan timnya usai kalahkan Costa Rica di Kualifikasi Piala Dunia di Panama, 10 Oktober 2017. Lolos ke Piala Dunia menjadi keberhasilan Panama untuk kali pertama berlaga di pentas Dunia setelah berusaha selama 40 tahun lamanya. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Jadi pahlawan yang ikut meloloskan Timnas Panama ke Piala Dunia 2018, Roman Torres kini bak selebriti. "Sejak Oktober, saya sudah kayak aktor saja," katanya sambil tersenyum. "Banyak yang berubah. Semua orang ingin berfoto dengan saya. Namun itu sama sekali tidak mengganggu. Saya menikmati sejarah ini."

Pada siang itu, pertengahan Maret lalu, di Amador Causeway, lelaki bertubuh gempal tersebut menjalani sesi pemotretan untuk busana dengan merek namanya sendiri.

Seusai pemotretan itu, tentu setelah mengganti berbagai setelan pakaian, dia kemudian menghampiri kerumunan orang. Torres kemudian berfoto selfie bersama orang-orang itu, yang tak lain fan yang sedari awal menyaksikan pemotretan tersebut.

Tak lupa pula dia membubuhkan tanda tangan di baju para penggemarnya. Dia berdiri terlalu dekat dengan orang-orang itu. Sampai-sampai body guard yang menenteng senjata api mengawalnya, mendekat, dan mendengarkan semua ucapan yang disampaikan penggemarnya itu.

Titik yang mengubah keseharaian Torres adalah Selasa, 10 Oktober tahun lalu. Kala itu Estadio Rommel Fernandez di Panama City bak meledak dalam riang. Panama melakoni laga terakhir di zona CONCACAF melawan Kosta Rika.

Advertising
Advertising

Pertandingan yang berat sebenarnya bagi Panama. Peluang lebih besar dimiliki Amerika Serikat yang bertanding melawan Trinidad dan Tobago. Cukup hasil seri, AS bisa menapaki jalan ke Rusia.

Namun yang terjadi di Estadio Rommel Fernandez di luar dugaan. Ramon Torres yang menjadi biang keladinya. Di stadion itu, pada menit ke-88 dia-yang sebenarnya pemain belakang-menyeruak ke bagian depan.

Pada sisa pertandingan itu, dia menerobos masuk ke pertahanan Kosta Rika. Tendangan kerasnya menjebol gawang dan membuat riuh seisi stadion. "Roman, Roman, Roman," komentator di televisi berteriak-teriak kegirangan. "Gol, gol, gol, gol. Gol de Panama!"

Gol yang sangat penting dan bersejarah. Sebiji gol itu membuat Panama memastikan sebagai tim dari zona Amerika Tengah dan Utara yang lolos ke Piala Dunia 2018. Pada laga akhir itu, saingan terdekatnya, Amerika Serikat, malah kalah oleh Tobago dan Trinidad.

Di papan klasemen akhir kualifikasi zona CONCACAF, Panama punya nilai yang sama dengan Honduras. Namun jumlah gol yang mereka buat jauh lebih baik. Walhasil, posisi mereka aman berada di peringkat ketiga-yang artinya lolos langsung ke Rusia bersama Meksiko dan Kosta Rika.

Keadaan ini tentu saja berbeda dengan yang terjadi empat tahun silam. Secara dramatis pada pertandingan akhir mereka-yang punya kesempatan lolos-terpaksa tersingkir setelah Amerika Serikat membuat dua gol pada akhir pertandingan. Mereka kalah 2-3 dan gagal manggung di Brasil.

"Empat tahun lalu kami menangis. Sekarang semua terbayar. Hanya ada kegembiraan," kata Torres. "Ini sangat berharga bagi penduduk Panama. Setelah lama menunggu, akhirnya kami tampil di Piala Dunia."

Sejarah pun mencatat. Setelah menunggu 40 tahun akhirnya mereka bisa bertanding di Piala Dunia. "Negara yang hanya berpenduduk 4 juta dan separuhnya berada di jalan-jalan merayakan kemenangan ini," demikian dilaporkan Karol Elizabeth Lara, wartawan Panama America kepada BBC.

Rakyat Panama berpesta. Hari itu juga, Presiden Juan Carlos Varela menetapkannya sebagai libur nasional. Kemenangan yang patut dirayakan memang.

Namun pentas Piala Dunia pertama ini tidaklah menyenangkan bagi Panama. Dari hasil undian, mereka terdampar di Grup G bersama Belgia, Tunisia, dan Inggris.

Bukan lawan-lawan yang mudah, terutama Belgia-yang kini bertabur pemain bagus dan dipegang pelatih apik, Roberto Martinez. Pun juga dengan tim Three Lions, Inggris.

Para pemain menyadari peluang mereka berat. "Banyak orang yang menyebutkan perjuangan kami akan berat. Namun kami, para pemain, tidak pernah berpikir soal itu. Kami tidak boleh takut. Kami bisa menghadapi tim yang lebih besar dan kami harus mencapai penampilan terbaik kami," kata Torres.

Jelas ini bukan pekerjaan mudah bagi Torres. Dia akan menghadapi para pemain depan Belgia dan Inggris yang punya kemampuan luar biasa.

"Pemain Inggris, Harry Kane, merupakan striker yang berada dalam kondisi yang sangat bagus. Kami hanya mempersiapkan diri dengan baik secara fisik dan mental," kata Torres.

Inggris memang punya nama besar tapi apa pun bisa terjadi dalam Piala Dunia di Rusia mendatang. Bukan tidak mungkin, peristiwa di Brasil terulang kembali. Saat itu, Inggris pulang lebih awal karena tersingkir dalam babak penyisihan.

Inggris tersingkir oleh Kosta Rika, tetangga Panama. Tiada yang mustahil dalam sepak bola, termasuk bisa saja Torres dan Panama mengulangi hal serupa atau melangkah lebih jauh. "Kami hanya ingin pergi ke Rusia dan tampil baik," kata Torres.

Sekilas Timnas Panama

Peringkat FIFA: 55 (per 7 Mei 2018)
Sejarah di Piala Dunia: 2018 Tampil pertama kali setelah selalu gagal dalam sebelas kali ikut kualifikasi.
Piala Dunia 2018: Bergabung di Grup G dengan Belgia, Tunisia, Inggris.

Pelatih: Hernan Dario Gomez
Ditunjuk sejak awal 2014, pelatih asal Kolombia, Hernan Dario Gomez, membuat sejarah dengan meloloskan Panama ke Piala Dunia untuk pertama kalinya. El Bolillo atau si pentungan, julukannya, memiliki banyak pengalaman menangani tim-tim di kawasan Amerika Tengah. Selain menangani Kolombia (1998), dia sebelumnya memegang Ekuador pada Piala Dunia 2002.

Pemain bintang: Blas Perez
Bermain sebanyak 100 kali untuk negaranya, Panama. Perez juga memiliki berbagai pengalaman bermain bersama klub-klub di Amerika Tengah sebagai penyerang. Kiprahnya luar biasa. Dia ikut dalam empat kali babak penyisihan Piala Dunia untuk negaranya. Total dia telah mencetak 11 gol.

BBC | EXPRESS | IRFAN BUDIMAN

Catatan: Tulisan ini sudah pernah diterbitkan di Koran Tempo pada edisi 23 Mei 2018

Berita terkait

Legenda Sepak Bola Jerman dan Klub Eintracht Frankfurt, Bernd Holzenbein Meninggal di Usia 78 Tahun

12 hari lalu

Legenda Sepak Bola Jerman dan Klub Eintracht Frankfurt, Bernd Holzenbein Meninggal di Usia 78 Tahun

Bernd Holzenbein menjadi bagian dari generasi emas sepak bola Jerman yang menjadi juara Piala Dunia 1974.

Baca Selengkapnya

Dipertahankan Bayer Leverkusen, Simak Profil Granit Xhaka

13 hari lalu

Dipertahankan Bayer Leverkusen, Simak Profil Granit Xhaka

Direktur olahraga Bayer Leverkusen Simon Rolfes memastikan Florian Wirtz dan Granit Xhaka akan bertahan di klub itu

Baca Selengkapnya

Beri Sinyal Kembali Latih Timnas Vietnam, Ini Profil Park Hang-seo

32 hari lalu

Beri Sinyal Kembali Latih Timnas Vietnam, Ini Profil Park Hang-seo

Park Hang-seo beri sinyal akan kembali latih timnas Vietnam, setelah digilas timnas Indonesia di penyisihan Piala Dunia lalu.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Ajukan Diri sebagai Calon Tuan Rumah Piala Dunia 2034, Usung Tema Growing Together

54 hari lalu

Arab Saudi Ajukan Diri sebagai Calon Tuan Rumah Piala Dunia 2034, Usung Tema Growing Together

Jika resmi menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034, Arab Saudi mengusung slogan Growing Together.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Luncurkan Tawaran Menjadi Tuan Rumah Piala Dunia 2034

58 hari lalu

Arab Saudi Luncurkan Tawaran Menjadi Tuan Rumah Piala Dunia 2034

Arab Saudi meluncurkan kampanyenya untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034 pada hari Jumat, 1 Maret 2024. Sudah punya slogan baru.

Baca Selengkapnya

Pahlawan Timnas Jerman saat Juara Piala Dunia 1990, Andreas Brehme Tutup Usia 63 Tahun

20 Februari 2024

Pahlawan Timnas Jerman saat Juara Piala Dunia 1990, Andreas Brehme Tutup Usia 63 Tahun

Andreas Brehme mencetak gol kemenangan lewat tendangan penalti saat timnas Jerman mengalahkan Argentina di final Piala Dunia 1990.

Baca Selengkapnya

Pahlawan Timnas Jerman di Piala Dunia 1990, Andreas Brehme, Berpulang

20 Februari 2024

Pahlawan Timnas Jerman di Piala Dunia 1990, Andreas Brehme, Berpulang

Pahlawan Timnas Jerman di Piala Dunia 1990, Andreas Brehme, tutup usia pada Selasa dinihari, 20 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

FIFA: Piala Dunia 2026 Digelar di 16 Kota, Babak Final di New York

5 Februari 2024

FIFA: Piala Dunia 2026 Digelar di 16 Kota, Babak Final di New York

Pertandingan final Piala Dunia 2026 akan diselenggarakan di Stadion MetLife di New York, New Jersey, demikian diumumkan FIFA.

Baca Selengkapnya

Lionel Scaloni Tetap Jadi Pelatih Timnas Argentina hingga Copa America 2024

25 Januari 2024

Lionel Scaloni Tetap Jadi Pelatih Timnas Argentina hingga Copa America 2024

Lionel Scaloni telah mencapai kesepakatan dengan Asosiasi Sepak Bola Argentina untuk tetap memimpin timnas Argentina.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Franz Beckenbauer, Ini Deretan Pemain Sepak Bola Jerman Terbesar Sepanjang Massa.

11 Januari 2024

Bukan Hanya Franz Beckenbauer, Ini Deretan Pemain Sepak Bola Jerman Terbesar Sepanjang Massa.

Deretan Pemain Sepak Bola Jerman,tak kalah legendaris dari Franz Beckenbauer

Baca Selengkapnya