10 Momen Layak Dikenang dari Piala Dunia 2018
Reporter
Terjemahan
Editor
Nurdin Saleh
Rabu, 18 Juli 2018 14:48 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Turnamen sepak bola akbar Piala Dunia 2018 telah berakhir pada 15 Juni lalu. Turnamen yang berlangsung di Rusia sejak 14 Juni itu meninggalkan banyak cerita dan momen dramatis.
Berikut ini 10 momen penting dari Piala Dunia 2018:
1. Prancis Juara
Prancis kembali mengulangi kesuksesan 20 tahun lalu. Pada 1998 tim Ayam Jantan itu menjadi juara mengandaskan Brasil dengan skor 3-0 di kandangnya. Kini, bersama Kylian Mbappe dan kawan-kawan, Prancis kembali mengulangi momen dua puluh tahun lalu itu. Di partai puncak, yang berlangsung di Moskow, Prancis yang tampil kurang meyakinkan di babak penyisihan grup mampu mengalahkan Kroasia 4-2. Mereka jadi yang terbaik, meski dikritik kurang mampu menunjukkan permainan yang atraktif.
2. Perjalanan menakjubkan Kroasia
Meski kalah di final, Kroasia mencatatkan pencapaian terbaiknya selama berlaga di Piala Dunia. Sebelumnya, pada 1998 Kroasia dengan ujung tombak Davor Suker juga tampil gemilang hingga sampai di semi final. Kala itu mereka juga takluk dari tuan rumah Prancis dengan skor 1-2. Luka Modric mendapatkan penghargaan pemain terbaik di Piala Dunia kali ini. Hasil itu tak pelak karena kiprahnya yang berhasil mengantarkan Kroasia sampai ke partai puncak. Mulai dari menyapu bersih seluruh pertandingan di babak grup dengan kemenangan sampai selalu berlaga lebih dari 90 menit di fase penyisihan.
<!--more-->
3. Kontroversi VAR
Piala Dunia 2018 memakai teknologi Video Assistant Referee (VAR). Teknologi itu bertujuan untuk membantu wasit dalam membuat keputusan. Namun, dalam praktiknya kontroversi tetap ada. Penolakan akan VAR diungkapkan oleh beberapa pemain seperti Nordin Amrabat dari Maroko saat timnya harus menderita gol di akhir laga saat menghadapi Spanyol. Saat itu wasit sempat ragu, tetapi setelah menyaksikan tayangan ulang wasit memutuskan untuk mengesahkan gol Iago Aspas. Pada saat final pun juga terjadi kontrovesi saat wasit Nestor Pistana harus mengecek VAR untuk memastikan memberikan penalti untuk Prancis. Hasilnya ia menilai Ivan Perisic melakukan pelanggaran berupa hand ball.
4. Generasi Emas Belgia finis ketiga
Dengan skuadnya bertabur bintang, mulai kapten Eden Hazard, ujung tombak Manchester United Romelu Lukaku, sampai kiper Chelsea Thibaut Courtois, Belgia digadang-gadang bisa menjadi juara. Namun, generasi emas kedua Belgia itu harus puas finis di urutan ketiga, dengan mengalahkan Inggris di laga terakhirnya. Torehan itu jadi catatan terbaik mereka di Piala Dunia.
<!--more-->
5. Inggris hanya urutan keempat, Kane top skor
Setelah mengalahkan Kolombia lewat adu penalti, euforia akan timnas Inggris semakin meningkat. Begitu juga dengan slogan "It's coming home" (sepak bola kembali ke rumah) terus bermunculan di media sosial. Ini adalah kali pertama mereka memenangi duel adu penalti di Piala Dunia. Optimisme juga makin membumbung tinggi saat Inggris menyudahi perlawanan Swedia lewat tandukan Harry Maguire dan Delle Ali. Namun, Mereka kemudian takluk dari Kroasia dan Belgia, sehingga harus puas finis di posisi keempat. kapten Inggris, Harry Kane, pulang dengan membawa sepatu emas, setelah menjadi top skor dengan koleksi 6 gol.
6. Jerman dan Kutukan Juara Bertahan
VAR kali ini menggantungkan harapan Jerman sang juara bertahan. Mereka perlu kemenangan atas Korea Selatan untuk lolos ke babak 16 besar setelah sebelumnya menang dramatis atas Swedia. Korea Selatan baru saja mencetak gol lewat sepak pojok oleh Kim Young-gwon, tapi hakim garis menganulirnya. Wasit mengecek kembali tayangan ulang lewat VAR. Hasilnya gol dinyatakan sah untuk Korea Selatan. Jerman terus mencoba menyerang, tapi Manuel Neuer maju melewati garis tengah harus kembali kebobolan kali ini oleh Son Heung-min dan resmi tersingkir dengan posisi terbawah di klasemen grup. Hal ini pun melanjutkan rekor buruk juara bertahan, yang tersingkir di babak awal seperti Spanyol pada 2014 dan Italia pada 2010.
<!--more-->
7. Tumbangnya Para Raksasa
Bukan hanya Jerman, tim besar lain juga tumbang lebih awal. Kekalahan Portugal dari Uruguay dan Argentina dari Prancis menggagalkan kemungkinan bertemunya Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi di perempat final Piala Dunia. Begitu juga Spanyol yang lini serangnya buntu saat menghadapi pertahanan tuan rumah Rusia. Mereka kandas di babak 16 besar setelah kalah adi penalti dari tim tuan ramah. Brasil juga kandas di babak perempat final, memperpanjang deretan kejutan di Piala Dunia. Tim-tim non-unggulan juga tampil terbilang impresif dan bisa memberikan tekanan bagi tim besar seperti Senegal, Jepang, dan Iran.
8. Turnamen Pemecah Rekor
Ada banyak rekor yang pecah atau tercipta di turnamen Piala Dunia kali ini. Islandia yang secara mengejutkan menahan imbang Argentina pada pertandingan pertamanya menjadi negara terkecil dari segi populasi pertama yang bermain di Piala Dunia. Dilansir dari Guiness World Records, populasi Islandia ada sekitar 337.669 penduduk. Sebelumnya rekor ini dipegang oleh Trinidad dan Tobago pada 2006 dimana jumlah populasi mereka berada di sekitar 1,3 juta penduduk. Rekor gol bunuh diri juga pecah, turnamen kali ini menjadi yang terbanyak menghasilkan gol bunuh diri, yakni 12 buah. Meski Piala Dunia kali ini kita menyaksikan aksi hebat pemain muda seperti Kylian Mbappe, pemain veteran juga unjuk gigi. Tercatat Felipe Baloy yang berusia 37 tahun 120 hari menjadi pemain tertua yang mencetak gol. Sementara itu Essam El Hadary asal Mesir menjadi pemain tertua yang pernah berlaga di Piala Dunia dengan usia 45 tahun 161 hari.
<!--more-->
9. Pemimpin Dunia di Piala Dunia
Pada pertandingan pembuka antara Rusia menghadapi Arab Saudi terlihat Presiden Rusia Vladimir Putin tengah asyik menyaksikan jalannya pertandingan bersama Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed Bin Salman. Keduanya berjabat tangan saat Rusia mencetak gol pertama. Dilaporkan dari Russia Today, selain untuk menonton kedua negaranya, dua pimpinan negara itu turut membicarakan harga minyak global dunia. Nama Presiden Kroasia, Kolinda Grabar Kitarovic juga menjadi buah bibir saat dirinya sering menyaksikan penampilan Kroasia di Piala Dunia. Begitu pula dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Keduanya tak sungkan untuk turun ke lapangan untuk mengapresiasi tim nasional mereka setelah bertanding di final meskipun saat itu sedang turun hujan.
10. Ekspresi Politis di Lapangan Hijau
Selain para politisi yang jadi pusat perhatian sesaat di Piala Dunia, ekspresi politis juga kerap kali tampak walaupun dilarang oleh otoritas sepak bola dunia FIFA. Contoh terbaru saat final dimana kelompok band punk feminis Pussy Riot menyusup saat pertandingan final berlangsung. Mereka sebagaimana disampaikan di akun media sosialnya melakukan hal itu sebagai bentuk protes terhadap pemerintahan Vladimir Putin dan menyampaikan beberapa tuntutan seperti membebaskan tahanan politik. Mereka pun diganjar masa tahanan selama lima belas hari. Sebelumnya, pada babak grup Piala Dunia juga dipanaskan oleh aksi Granit Xhaka dan Xherdan Shaqiri. Keduanya membuat simbol elang Albania saat merayakan gol. Baik Xhaka dan Shaqiri mendapat denda sebebsar 10 ribu Swiss franc atau setara 144 juta rupiah. Kedua pemain memiliki darah Albania yang berkonflik dengan Serbia.
GUINESS WORLD RECORDS | RT | ERVIRDI RAHMAT