TEMPO Interaktif, Johannesburg - Dejavu. Itulah yang dirasakan pelatih Portugal, Carlos Queiroz. Lahir di Mozambik dan mantan pelatih tim nasional Afrika Selatan, Queiroz sama sekali tak menyangka akan bisa kembali ke negara tersebut untuk mengikuti Piala Dunia.
"Saya tidak tahu sudah berapa kali saya melakukan perjalanan ke Afrika Selatan atau Mozambik, tapi ini adalah perjalanan istimewa," kata Queiroz, 57 tahun.
"Ini adalah perjalanan yang memiliki arti yang unik. Ini merupakan awal dari petualangan hasil dari sebuah proyek karier, proyek hidup, mimpi bertahun-tahun membawa Portugal ke Piala Dunia," tambahnya.
Queiros memenangkan dua gelar juara dunia junior di awal karirnya bersama bintang seperti Luis Figo dan Rui Costa tahun 1989 dan 1991. Namun ia gagal mengantar Portugal Golden Generation itu di Piala Dunia 1994.
Piala Dunia kali ini juga menjadi pengobat luka Queiroz. Dia memimpin tim nasional Afrika Selatan lolos ke Piala Dunia 2002 di Jepang dan Korea Selatan. Namun ia dipecat hanya beberapa bulan sebelum final.
"Sangat menyedihkan karena alasan saya dipecat tidak ada hubungannya dengan sepak bola," kata Queiroz.
"Hubungannya dengan orang-orang dan kadang-kadang kita bertemu dengan orang yang salah pada waktu yang salah. Tapi saya mendapat sambutan hangat di negeri ini di mana kita akan bermain," tambahnya.
REUTERS | RAJU FEBRIAN