Silat Menggeliat di Johannesburg  

Reporter

Editor

Selasa, 15 Juni 2010 07:33 WIB

TEMPO Interaktif, Kasim Alaudin tampak antusias memperagakan jurus demi jurus pencak silat di depan kawan-kawannya dan pelatih yang tengah mengujinya di lapangan Darol Uloom Zakariya, Johannesburg, Ahad lalu. Acara kenaikan tingkat itu juga disaksikan oleh Duta Besar Indonesia untuk Afrika Selatan, Syahril Sabaruddin.

Gerakan remaja berusia 14 tahun itu kadang masih kaku. "Saya baru belajar empat bulan dan sudah belajar banyak," katanya. Kasim adalah warga Afrika Selatan berdarah Arab dan India. Ia pernah berlatih karate di Pesantren Darol Uloom tempatnya belajar itu. Tapi ia kini berpaling ke silat. "Ini adalah bela diri yang menarik. Melatih saya untuk menjadi fleksibel. Tak seperti bela diri lain yang mengandalkan otot," katanya.

Alaudin adalah satu dari 400 murid pencak silat yang ada di Johannesburg. Mereka antara lain sempat unjuk kebolehan dalam parade menjelang pembukaan Piala Dunia di Pretoria, 10 Juni lalu.

Mereka menjadi murid perguruan Permai Martial Arts milik Sariat Arifia, pengusaha Indonesia di Afrika Selatan. Permai adalah singkatan dari Perhimpunan Masyarakat Indonesia dan perguruan pencak silat ini menginduk pada Pencak Silat Al-Azhar Indonesia.
Sariat, 35 tahun, baru tinggal di Johannesburg dua tahun. Ia mendirikan perguruan Permai pada Januari lalu, setelah melihat respons masyarakat setempat atas promosi dan demo yang dilakukan pada akhir tahun lalu.

Pria kelahiran Jakarta itu pun merogoh kocek cukup dalam untuk melakukan itu, termasuk mendatangkan dua pelatih dari Indonesia, Prihardjono S. Sastromartono, 47 tahun, serta Syahrowi, 29 tahun.

Advertising
Advertising

Keempat ratus anggota yang sudah bisa direkrut Permai tersebar di tiga lokasi latihan. Selain di Pesantren Darol Uloom, ada di Bosmont Moslem School dan Al-Azhar School. Di semua lokasi itu latihan digelar sekali sepekan.

Semua murid itu adalah warga muslim. Khusus untuk yang di Pesantren Darol Uloom, muridnya berasal dari negara sekitar (12 negara). "Kami masih berjuang menembus warga kulit hitam dan putih Afrika Selatan," kata Syahroni.

Ketiga lokasi latihan itu per bulannya membutuhkan dana Rp 35 juta. Biaya dari iuran murid hanya menutup 20 persennya. Sisanya disokong oleh biaya dari kocek Sariat. "Ini seharusnya jadi pekerjaan negara, tapi kami melakukannya," katanya. "Tapi saya merasa pengorbanan itu terbalas saat melihat murid-murid belajar dengan semangat dan bahagia."
Ia menargetkan perguruan silatnya baru bisa menghidupi diri sendiri dua tahun lagi. Ia juga berharap sudah bisa memiliki 1.000 murid dalam setahun ini dan bisa mencetak pelatih lokal hasil didikan perguruan sendiri dalam dua tahun.

Mengembangkan silat dari nol seperti di Afrika selatan jelas tak mudah. Sariat menyatakan, silat sebelumnya tak dikenal di negara ini sehingga program pengenalan harus dilakukan. Dan program seperti itu pasti tak murah. Pada 2009 misalnya, untuk menggelar promosi selama tiga bulan--dengan mendatangkan pesilat dari Indonesia--dibutuhkan dana tak kurang dari Rp 250 juta. Ia saat itu mengucurkan Rp 100 juta dan sisanya ditanggung kedutaan Indonesia.

Prihardjono juga mengungkapkan, salah satu tantangan terbesar mengembangkan silat di Johannesburg adalah sulitnya transportasi, baik untuk pelatih maupun murid. "Sering kali latihan tak maksimal karena problem ini," katanya. "Padahal saya melihat animo mereka untuk belajar sangat luar biasa."

Kak Jojo--begitu murid-muridnya memanggilnya--datang ke Johannesburg dengan meninggalkan anak-istri. Ia sudah berjanji untuk bertahan hingga dua tahun. "Ini tantangan bagi saya," katanya.

Syahrowi, pelatih lainnya, juga sama. Ia akan menikah Januari depan, tapi bertekad bertahan dua tahun di kota ini. "Saya ingin ikut mengembangkan budaya bangsa di negeri orang," katanya. |Nurdin Saleh (Johannesburg)

Rencana Besar di Tengah Keterbatasan

Enam bulan sejak Permai Martial Art berdiri, perkembangan pencak silat cukup pesat di Johannesburg. Cabang olahraga ini sudah memiliki wadah nasional, Asosiasi Pencak Silat Afrika Selatan, yang diketuai Sariat.
Pada Februari lalu, cabang bela diri ini juga sudah diakui Asosiasi Afrika Selatan dan Komite Olahraga Nasional setempat. Permai tentu saja sudah jadi anggota organisasi pencak silat internasional (Persilat).

Menurut Sariat, asosiasi yang dipimpinnya kini sudah memiliki program besar. Ia berharap bisa mengembangkan silat di delapan negara Afrika Selatan lainnya, yakni Swaziland, Namibia, Angola, Zimbabwe, Mozambik, Tanzania, Kenya, dan Boswana. "Kami akan berusaha melakukan promosi ke negara-negara itu mulai tahun depan," katanya.
Cara lain adalah dengan merekrut para pelajar dari negara itu, yang kini tengah menuntut ilmu di Johannesburg. "Kami akan memberikan beasiswa dan setelah pulang ke negaranya mereka diharapkan jadi penyebar silat," katanya.

Ia berharap pada akhir 2014 sudah bisa menyelenggarakan kejuaraan pencak silat secara massal, yang nantinya digilir di beberapa negara Afrika lain. "Kami punya rencana besar dan kami butuh dukungan," katanya. | Nurdin Saleh


Berita terkait

Mantan Gelandang Jerman Mesut Ozil Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

22 Maret 2023

Mantan Gelandang Jerman Mesut Ozil Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

Mesut Ozil pensiun dari timnas Jerman pada 2018 di tengah debat politik tentang imigran.

Baca Selengkapnya

Mantan Gelandang Real Madrid dan Juventus Sami Khedira Pensiun

20 Mei 2021

Mantan Gelandang Real Madrid dan Juventus Sami Khedira Pensiun

Sami Khedira mengundurkan diri sebagai pesepakbola profesional. Cedera membuat dia harus menyerah di usia 34 tahun.

Baca Selengkapnya

Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar: 6 Hal yang Penting Diketahui

17 Juli 2018

Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar: 6 Hal yang Penting Diketahui

Piala Dunia 2018 sudah berakhir dan yang selanjutnya akan digelar di Qatar pada 2022.

Baca Selengkapnya

Laporan Tempo dari Rusia: Angkutan Kota Andalan Meliput

7 Juli 2018

Laporan Tempo dari Rusia: Angkutan Kota Andalan Meliput

Selama meliput perhelatan Piala Dunia 2018, angkutan publik bisa jadi andalan.

Baca Selengkapnya

Piala Dunia 2018: Denmark Kalahkan Peru, Kasper Schmeichel Dipuji

17 Juni 2018

Piala Dunia 2018: Denmark Kalahkan Peru, Kasper Schmeichel Dipuji

Kasper Schmeichel mendapat pujian dari Denmark mengalahkan Peru dalam Piala Dunia 2018.

Baca Selengkapnya

3 Negara Ini Ajukan Jadi Tuan Rumah Bersama Piala Dunia 2026

11 April 2017

3 Negara Ini Ajukan Jadi Tuan Rumah Bersama Piala Dunia 2026

Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada mengajukan penawaran bersama untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026.

Baca Selengkapnya

Real Madrid Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

15 Desember 2016

Real Madrid Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

Real Madrid berhasil menundukan Club America pada semifinal Piala Dunia Antar Klub dengan skor 2-0. Karim Benzema dan Cristiano Ronaldo jadi pahlawan.

Baca Selengkapnya

River Plate Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

16 Desember 2015

River Plate Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

River Plate akan menantang pemenang laga antara Barcelona vs Guangzhou Evergrande di babak final. Laga itu akan berlangsung besok.

Baca Selengkapnya

Kolombia: Tanpa Suarez, Uruguay Tetap Berbahaya

14 Oktober 2015

Kolombia: Tanpa Suarez, Uruguay Tetap Berbahaya

Penyerang andalan Uruguay Luis Suarez masih menjalani larangan
pertandingan karena menggigit Giorgia Chiellini pada Piala
Dunia 2014.

Baca Selengkapnya

Messi Pinjamkan Nomor Punggungnya untuk Aguero

8 Oktober 2015

Messi Pinjamkan Nomor Punggungnya untuk Aguero

Aguero senang dengan tawaran Messi agar ia mengenakan kaus dengan nomor 10.

Baca Selengkapnya