Main di Kandang: Keuntungan Atau Tambahan Beban?

Reporter

Editor

Kamis, 17 Juni 2010 05:01 WIB

para pemain Afrika Selatan tampak kecewa usai dikalahkan Uruguay. AP/Ivan Sekretarev
TEMPO Interaktif , Johannesburg – Sebelumnya, banyak yang percaya bahwa Piala Dunia di Afrika Selatan ini bakal menjadi momen kemunculan tim-tim benua hitam. Bahkan tak sedikit juga yang berani memprediksi akan ada wakil Afrika yang tampil di final 11 Juli mendatang.

Prediksi itu bukan tanpa alasan. Digelarnya Piala Dunia di Afrika Selatan seharusnya memberikan keuntungan kepada tim-tim Afrika lantaran kondisi yang familiar dan dukungan fans yang lebih besar.

Tapi, sejauh ini prediksi itu belum terbukti. Dari enam wakil Afrika yang berlaga di Piala Dunia kali ini baru Ghana yang berhasil meraih kemenangan (1-0 atas Serbia).

Hasil yang diraih tuan rumah Afrika Selatan bahkan lebih parah. Setelah hanya bermain imbang 1-1 dengan Meksiko di laga pertama, Bafana Bafana dihajar 3-0 oleh Uruguay di laga kedua.

Kenyataan ini membuat para pemain dan pelatih tim-tim Afrika berbeda pendapat tentang apakah antusiasme dan dukungan besar dari para fans lokal menjadi faktor yang membantu mengangkat penampilan tim atau malah menambah tekanan.

“Saya pikir para fans bisa membantu tim mereka. Kami hanya harus bermain normal, tampil kuat di lapangan dan mengejar kemenangan. Tapi, dengan digelarnya Piala Dunia di Afrika, ada tekanan terhadap keenam tim yang mewakili Afrika,” kata bek Ghana, John Pantsil.

Advertising
Advertising

Sepanjang sejarah, baru ada dua wakil Afrika yang mencapai final Piala Dunia, hanya Kamerun (1990) dan Senegal (2002). Harapan publik Afrika untuk meraih prestasi yang lebih baik meningkat begitu Afrika Selatan mendapat kehormatan menggelar turnamen akbar itu.

Tapi, para pemain Afrika tahu bahwa prakteknya tak sesederhana teorinya.

“Meski pun turnamen ini digelar di Afrika Selatan, saat ini tengah musim dingin di negara itu. Kami tak percaya kami punya keuntungan,” ujar gelandang Nigeria, Dickson Etuhu.

Menurut Pantsil, sukses Ghana meraih kemenangan atas Serbia lebih disebabkan mereka telah mengambil pelajaran dari pengalaman di Piala Dunia 2006. Ketika itu, The Black Stars bangkit dari kekalahan dari Italia di laga perdana dan lolos ke 16 Besar.

Sukses itu membuat mereka lupa daratan dan yakin bisa mengatasi Brasil yang jadi lawan di perempat final. Ghana pun tampil menyerang dan membiarkan pertahaan mereka terbuka. Akibatnya, mereka menelan kekalahan 0-3.

“Masalah kami saat itu adalah percaya diri berlebihan. Kami ingin berbuat banyak dan minimnya pengalaman membuat kami gagal. Kini, kami punya pengalaman karea kami pernah tampil di turnamen ini sebelumnya,” papar Pantsil.

“Percaya diri berlebihan terkadang berbahaya. Itu membuat kita sulit berkonsentrasi untuk melakukan apa yang diinstruksikan pelatih.”

Saat melawan Serbia, Ghana memang menunjukkan bahwa mereka telah belajar dari pengalaman. Mereka menutup ruang buat Serbia dan tak merasa panik setelah berkali-kali gagal menembus gawang lawan hingga akhirnya mendapat hadiah penalti yang memastikan kemenangan mereka.

AP | A. RIJAL

Berita terkait

Mantan Gelandang Jerman Mesut Ozil Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

22 Maret 2023

Mantan Gelandang Jerman Mesut Ozil Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

Mesut Ozil pensiun dari timnas Jerman pada 2018 di tengah debat politik tentang imigran.

Baca Selengkapnya

Mantan Gelandang Real Madrid dan Juventus Sami Khedira Pensiun

20 Mei 2021

Mantan Gelandang Real Madrid dan Juventus Sami Khedira Pensiun

Sami Khedira mengundurkan diri sebagai pesepakbola profesional. Cedera membuat dia harus menyerah di usia 34 tahun.

Baca Selengkapnya

Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar: 6 Hal yang Penting Diketahui

17 Juli 2018

Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar: 6 Hal yang Penting Diketahui

Piala Dunia 2018 sudah berakhir dan yang selanjutnya akan digelar di Qatar pada 2022.

Baca Selengkapnya

Laporan Tempo dari Rusia: Angkutan Kota Andalan Meliput

7 Juli 2018

Laporan Tempo dari Rusia: Angkutan Kota Andalan Meliput

Selama meliput perhelatan Piala Dunia 2018, angkutan publik bisa jadi andalan.

Baca Selengkapnya

Piala Dunia 2018: Denmark Kalahkan Peru, Kasper Schmeichel Dipuji

17 Juni 2018

Piala Dunia 2018: Denmark Kalahkan Peru, Kasper Schmeichel Dipuji

Kasper Schmeichel mendapat pujian dari Denmark mengalahkan Peru dalam Piala Dunia 2018.

Baca Selengkapnya

3 Negara Ini Ajukan Jadi Tuan Rumah Bersama Piala Dunia 2026

11 April 2017

3 Negara Ini Ajukan Jadi Tuan Rumah Bersama Piala Dunia 2026

Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada mengajukan penawaran bersama untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026.

Baca Selengkapnya

Real Madrid Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

15 Desember 2016

Real Madrid Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

Real Madrid berhasil menundukan Club America pada semifinal Piala Dunia Antar Klub dengan skor 2-0. Karim Benzema dan Cristiano Ronaldo jadi pahlawan.

Baca Selengkapnya

River Plate Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

16 Desember 2015

River Plate Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

River Plate akan menantang pemenang laga antara Barcelona vs Guangzhou Evergrande di babak final. Laga itu akan berlangsung besok.

Baca Selengkapnya

Kolombia: Tanpa Suarez, Uruguay Tetap Berbahaya

14 Oktober 2015

Kolombia: Tanpa Suarez, Uruguay Tetap Berbahaya

Penyerang andalan Uruguay Luis Suarez masih menjalani larangan
pertandingan karena menggigit Giorgia Chiellini pada Piala
Dunia 2014.

Baca Selengkapnya

Messi Pinjamkan Nomor Punggungnya untuk Aguero

8 Oktober 2015

Messi Pinjamkan Nomor Punggungnya untuk Aguero

Aguero senang dengan tawaran Messi agar ia mengenakan kaus dengan nomor 10.

Baca Selengkapnya