Balai itu memang baru saja selesai dibangun. Terletak persis di depan Jalan Inspeksi, Kelurahan Cikini, Jakarta Pusat. Dinding beton di sekeliling balai pun dilukis dengan gambar bendera negara peserta dan Zakumi--maskot Piala Dunia 2010--yang menendang bola. "Ini balai khusus untuk menyambut Piala Dunia," kata Iwang Uwak, 45 tahun.
Balai itu, kata Iwang, sengaja didirikan untuk warga kampung menonton pertandingan Piala Dunia Afrika Selatan, yang tengah bergulir. Tak hanya membangun balai, warga mendandani permukiman padat penduduk itu dengan pernak-pernik Piala Dunia. Warga setempat, kata Iwang, hampir semuanya menyukai sepak bola. "Ini memang kampung bola," kata Iwang.
Tak urung, uang Rp 2 juta secara patungan mereka kumpulkan. Hasilnya, belasan rumah mereka cat bergambar bendera peserta Piala Dunia. Gapura hasil kreasi tangan Iwang juga berdiri kokoh di jalan masuk. Bahkan sebuah pos organisasi massa Betawi mereka cat warna-warni dengan gambar Vector, logo resmi Piala Dunia. "Nanti, selesai Piala Dunia, akan kami cat lagi seperti semula," kata Iwang terkekeh.
Ada lagi perumahan di Blok G dan H Taman Alamanda, Tambun, Bekasi. Sebuah gapura bertema Piala Dunia setinggi 5 meter berdiri kokoh di depan blok. Gapura itu dipenuhi bendera-bendera kecil peserta Piala Dunia. Tak cukup dengan hiasan bendera dan logo, warga memasang lampu flip-flop memutari banner. Maka tulisan "World Cup South Africa" dan "RCTI" akan indah berwarna-warni saat lampu menyala.
Total, dana Rp 2,1 juta mereka habiskan untuk membangun kampung bola ini. "Kami bergotong-royong menghias kampung dengan nuansa Piala Dunia," kata Imam Setyawan, bendahara RW setempat.
Kampung mereka, kata Imam, memang suka bergotong-royong. Dan satu hal yang pasti, sama-sama menggilai sepak bola. Lihat saja dinding belasan rumah warga yang rela digambari berbagai mural Piala Dunia. Ada yang menonjol dari berbagai bendera dan poster yang dipasang di perumahan ini, yaitu banyaknya bendera Inggris dan poster Wayne Rooney, penyerang tim negara itu. "Kami semua memang menjagokan Inggris jadi juara Piala Dunia kali ini," kata Imam.
Dua permukiman tersebut merupakan peserta lomba Kampung Bola World Cup 2010 yang diselenggarakan oleh stasiun televisi RCTI. Karena itu, setiap peserta wajib menggambar dan memasang logo RCTI dan dua sponsor utama perhelatan yang digelar empat tahun sekali tersebut. Total ada belasan perumahan dari segala penjuru Indonesia yang ikut serta.
Kampung Iwang merupakan satu-satunya peserta dari Jakarta. Menurut Iwang, ini akibat minimnya sosialisasi dari panitia. Perumahan Alamanda bahkan menjadi peserta yang paling akhir mendaftar karena baru mendengar kabar perlombaan belakangan. "Satu minggu sebelum masa akhir pendaftaran, kami merias kampung ini," kata Imam.
Pemenangnya sudah diumumkan panitia Jumat lalu. Pemenang berasal dari perumahan di luar Jabodetabek. Baik kampung Iwang maupun Imam sama-sama tak juara. "Mereka dinobatkan sebagai pemenang hiburan," kata Zulfan Usuluddin, panitia penyelenggara dari RCTI. Hadiahnya, RCTI akan menggelar acara nonton bareng gratis di kampung itu.
Bagi Iwang, juara bukanlah segalanya. Pria yang fasih menjelaskan lika-liku ketajaman negara peserta Piala Dunia ini menyebutkan, kampungnya tak berharap menjadi juara utama. "Ada atau tidak pun perlombaan itu, kami akan tetap menghias kampung kami dengan pernak-pernik Piala Dunia," katanya.
Mustafa Silalahi | Akbar Tri Kurniawan