Tanda Salib dan Kartu Kuning

Reporter

Editor

Minggu, 20 Juni 2010 10:09 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Tak ada lagi pemain Brasil yang berani mengenakan kaus oblong bertulisan "I Love Jesus" dan memperlihatkannya ke penonton sebagaimana kapten kesebelasan Brasil, Cafu, di Piala Dunia 2002. FIFA melarang dan menganggapnya sebagai kampanye agama. Kita tahu bahwa peraturan yang agak sensitif ini bisa ke mana-mana. Beberapa kalangan, misalnya, khawatir FIFA menghalangi segala selebrasi berbau agama.

Isu itu muncul sejak tiga tahun lalu gara-gara aksi Kaka di final Liga Champions Eropa 2007. Kaka membela AC Milan dalam pertandingan melawan Liverpool. Saat Milan menang 2-1, ia menengadahkan tangan ke atas, dan membuka kausnya yang bertulisan "I Belong to Jesus". Kaka memang dikenal sebagai seorang yang saleh. Ia anggota organisasi Atletas de Cristo atau Atlet Kristus.

Mungkin kejadian tersebut akan berlalu begitu saja kalau tidak ada Jim Hansen, Ketua Danish Football Federation, yang mempersoalkan hal itu. Ia menganggap Kaka keterlaluan. Panggung sepak bola, menurut dia, harus sepenuhnya netral dari unsur-unsur agama. Dalam peraturan FIFA memang ada larangan para pemain sepak bola melakukan "statement" pribadi. Katakanlah di Afrika ini kita melihat seorang penyerang Meksiko mengenakan bando bertulisan "Zapatista" atau seorang striker Spanyol mengenakan pita lengan menyokong separatis Basque. Atau seorang bek Mesir mengenakan kaus yang membela Ikhwanul Muslimin. Jelas itu tak diperbolehkan, karena menjadi semacam provokasi politik.

Namun T-shirt yang menampilkan religiositas pribadi, seperti yang dikenakan Kaka, membahayakankah? Bukankah kaus itu tidak menampilkan sablon bertulisan "You Must Belong Jesus". Tak mengherankan jika keputusan FIFA itu dikecam Vatikan. Menurut Vatikan, itu wajar, bukan zending. Bukankah banyak pelatih mendaras rosario saat menyaksikan pertandingan. Kita tahu bahwa saat timnya menghajar Korea Selatan, Maradona sampai membuat tanda salib sebanyak delapan kali.

Namun cobalah Anda amati di lapangan sejauh ini. Kita telah melihat pemain Afrika Selatan menari menggoyang-goyangkan bokong saat meletupkan kegembiraan. Kita melihat pemain kesebelasan lain mengacungkan "Victory". Tapi belum terlihat ada yang khusyuk melakukan tanda salib. Adakah karena mereka takut terkena sanksi kartu kuning?

Memang sebaiknya debat "teologi" ini tak usah dilanjutkan. Toh, tanpa iklan-iklan agama, sepak bola sudah merupakan suatu "agama". Para antropolog, seperti Rene Girard, percaya, sesungguhnya akar agama adalah ritual kuno. Sementara bila kita lihat, stadion Piala Dunia tak ubahnya sebuah kuil. Para suporter adalah jemaah. Para top scorer adalah nabi-nabi. Yel-yel, himne, dan "language game" pertandingan adalah syariatnya. Di lapangan itulah kesalahan yang berakibat fatal, seperti dalam drama-drama tragedi Yaeschilus, terjadi. "All I know most surely about morality and obligations, I owe to football," kata filsuf eksistensialis Albert Camus, yang pada masa mudanya adalah seorang kiper di Aljazair.

Maka, membaca berita bahwa FIFA telah tersisipi gerakan anti-Kristus, kita bisa tertawa. Sama menggelikan juga ketika mendengar para evangelis berduyun-duyun saat Brasil bertanding melawan Korea Utara. Para evangelis Brasil datang ingin menceramahi suporter Korea yang dianggap ateis. Jangan-jangan mereka berpikir para pemain Korea Utara mengenakan kaus oblong bertulisan "Kim Jong Il is great!".

Jadi? Apakah Anda setuju seluruh perayaan kemenangan yang berbau agama sebaiknya tak diperbolehkan? Saya teringat cerita lucu Slamet Gundono. Dalang bertubuh supertambun itu pada masa SMA di Tegal keranjingan sepak bola. Di televisi ia melihat pemain-pemain Eropa sering mengekspresikan tanda salib. "Saya juga ingin begitu," katanya dalam hati.

Maka, dalam suatu pertandingan antarkecamatan, ketika timnya menjebloskan bola ke gawang lawan, Gundono berlari dan kemudian tiba-tiba sujud serta salat dua rakaat. Hasilnya, meski seluruh penonton ketawa, ia disemprit wasit karena dianggap mengganggu pertandingan.

SENO JOKO SUYONO (Wartawan TEMPO)

Berita terkait

Mantan Gelandang Jerman Mesut Ozil Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

22 Maret 2023

Mantan Gelandang Jerman Mesut Ozil Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

Mesut Ozil pensiun dari timnas Jerman pada 2018 di tengah debat politik tentang imigran.

Baca Selengkapnya

Mantan Gelandang Real Madrid dan Juventus Sami Khedira Pensiun

20 Mei 2021

Mantan Gelandang Real Madrid dan Juventus Sami Khedira Pensiun

Sami Khedira mengundurkan diri sebagai pesepakbola profesional. Cedera membuat dia harus menyerah di usia 34 tahun.

Baca Selengkapnya

Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar: 6 Hal yang Penting Diketahui

17 Juli 2018

Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar: 6 Hal yang Penting Diketahui

Piala Dunia 2018 sudah berakhir dan yang selanjutnya akan digelar di Qatar pada 2022.

Baca Selengkapnya

Laporan Tempo dari Rusia: Angkutan Kota Andalan Meliput

7 Juli 2018

Laporan Tempo dari Rusia: Angkutan Kota Andalan Meliput

Selama meliput perhelatan Piala Dunia 2018, angkutan publik bisa jadi andalan.

Baca Selengkapnya

Piala Dunia 2018: Denmark Kalahkan Peru, Kasper Schmeichel Dipuji

17 Juni 2018

Piala Dunia 2018: Denmark Kalahkan Peru, Kasper Schmeichel Dipuji

Kasper Schmeichel mendapat pujian dari Denmark mengalahkan Peru dalam Piala Dunia 2018.

Baca Selengkapnya

3 Negara Ini Ajukan Jadi Tuan Rumah Bersama Piala Dunia 2026

11 April 2017

3 Negara Ini Ajukan Jadi Tuan Rumah Bersama Piala Dunia 2026

Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada mengajukan penawaran bersama untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026.

Baca Selengkapnya

Real Madrid Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

15 Desember 2016

Real Madrid Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

Real Madrid berhasil menundukan Club America pada semifinal Piala Dunia Antar Klub dengan skor 2-0. Karim Benzema dan Cristiano Ronaldo jadi pahlawan.

Baca Selengkapnya

River Plate Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

16 Desember 2015

River Plate Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

River Plate akan menantang pemenang laga antara Barcelona vs Guangzhou Evergrande di babak final. Laga itu akan berlangsung besok.

Baca Selengkapnya

Kolombia: Tanpa Suarez, Uruguay Tetap Berbahaya

14 Oktober 2015

Kolombia: Tanpa Suarez, Uruguay Tetap Berbahaya

Penyerang andalan Uruguay Luis Suarez masih menjalani larangan
pertandingan karena menggigit Giorgia Chiellini pada Piala
Dunia 2014.

Baca Selengkapnya

Messi Pinjamkan Nomor Punggungnya untuk Aguero

8 Oktober 2015

Messi Pinjamkan Nomor Punggungnya untuk Aguero

Aguero senang dengan tawaran Messi agar ia mengenakan kaus dengan nomor 10.

Baca Selengkapnya