Pasukan Amatir Tanah Berawan

Reporter

Editor

Minggu, 20 Juni 2010 10:12 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Meski berfokus pada pertandingan, James Bannatyne masih menyempatkan diri membuka e-mail di laptopnya. Kalau ada surat yang dirasa penting, telepon seluler dia nyalakan. "Tapi frekuensi kesibukan mengurus kantor sekarang sudah jauh saya kurangi dibanding pada Piala Konfederasi (tahun lalu)," kata kiper cadangan Selandia Baru ini. "Saya baru menelepon bila ada klien penting."

Ini cuma ada di dalam skuad All Whites--julukan kesebelasan Selandia Baru. Di kampungnya, Wellington, Bannatyne adalah manajer pemasaran produsen perlengkapan olahraga Puma. Menjadi kiper sejatinya pekerjaan sambilan baginya. Begitu pula dengan Aaron Clapham dan Andy Barron. Kedua gelandang cadangan itu adalah pegawai bank.

Dari 736 pemain yang hadir di Afrika Selatan, cuma mereka bertiga yang murni berstatus pemain amatir. Yang "tidak murni" namanya Ivan Vicelich, juga pemain dari Negeri Kiwi. Stopper berusia 33 tahun ini berasal dari klub Auckland City yang semiprofesional, tidak profesional penuh. Sebelumnya, Vicelich lama bermain di klub-klub Australia yang profesional.

Pemain Selandia Baru yang lain mayoritas berasal dari klub-klub Liga Inggris, terutama dari divisi bawah, atau Australia. "Saya berharap performa kami di Piala Dunia akan mengubah wajah sepak bola di negeri kami," ujar kapten tim Ryan Nielsen. "Sepak bola bukan olahraga utama di Selandia Baru."

Inilah nasib sepak bola di Aotearoa, negeri berselimut awan putih panjang--istilah suku Maori untuk menyebut Selandia Baru. Masyarakat di negara kepulauan tetangga Australia itu lebih menyukai rugbi, olahraga yang penuh dengan hantam-hantaman badan, atau kriket, warisan kolonial Inggris.

Baru tiga tahun ini asosiasi sepak bola mereka dinamai New Zealand Football, sebelumnya bernama New Zealand Soccer. Namun, dalam pembicaraan sehari-hari, orang Selandia Baru tetap menyebut sepak bola dengan soccer, sama seperti orang Amerika Serikat, negara yang menganaktirikan sepak bola. Padahal mayoritas penduduk dunia menyebutnya football dengan segala turunannya--fusbal, futebol, futbal--juga sepak bola atau bola sepak.

All Blacks--julukan tim nasional rugbi--tak pernah kekurangan atlet hebat. Hasilnya, mereka hampir selalu menembus babak semifinal bila ikut serta Piala Dunia Rugbi. Sebaliknya, tim sepak bola mereka baru dua kali ikut Piala Dunia. Pada kesempatan pertama, Piala Dunia 1982 di Spanyol, All Whites beruntun dihajar Skotlandia, Uni Soviet, dan Brasil.

"Harus saya akui, saya tak mengikuti perkembangan soccer," kata mantan pelatih All Blacks, Laurie Mains. Sosiolog kelahiran Kanada yang tinggal di Selandia Baru, Steve Jackson, berpendapat, "Yang saya tahu, kebanyakan atlet rugbi menganggap soccer kurang (bersifat) laki-laki." Rugbi memang jauh lebih kasar.

Akibatnya, pelatih kesebelasan Selandia Baru, Ricki Herbert, mengandalkan pemain-pemain dari kompetisi kasta rendah di negara lain, plus tiga pemain amatir. Itu berkah bagi Andy Barron. Biasanya dia mengurus klien di banknya, Bank Westpac, Wellington.

Pria berusia 29 tahun ini bermain di Liga Skotlandia dengan memperkuat Team Wellington. Kompetisi domestik di Negeri Kiwi rata-rata cuma dihadiri 10 ribu penonton. Rekan-rekan sekantor Barron tak pernah menonton soccer. Mereka baru menyadari hal itu setelah melihat wajah Barron sekilas-sekilas di televisi seusai All Whites menundukkan Bahrain pada babak playoff untuk meraih tiket ke Afrika Selatan.

Atasan Barron, Kelly Maiden, segera memerintahkan untuk memasang jadwal pertandingan lengkap Piala Dunia di tembok depan kantor mereka. "Kami memiliki pekerjaan rumah sekarang, yaitu belajar soal soccer agar dia (Barron) tak patah semangat gara-gara kami tak mengerti apa yang dia bicarakan (soal sepak bola)."

Latar belakang seperti itulah yang membuat para pemain mereka layaknya orang gila untuk merayakan gol ke gawang Slovakia yang dicetak Winston Reid pada injury time. Seri 1-1 adalah poin pertama Negeri Kiwi di pentas tertinggi dunia soccer. Reid mencopot kaus untuk melakukan selebrasi. Dia tak peduli hukuman kartu kuning yang menanti.

Malam nanti, anak-anak asuhan Herbert bertemu dengan Italia yang 100 persen pemainnya merumput di Seri A--liga sepak bola yang bergelimang uang. Gaji kiper utama Italia, Gianluigi Buffon, di klubnya, Juventus, US$ 10 juta (hampir Rp 91 miliar) per tahun. Jumlah itu lebih besar daripada gaji keseluruhan pemain Selandia Baru di klub mereka selama setahun. Dan gaji pelatih Herbert cuma US$ 50 ribu per tahun, kurang dari 10 persen gaji Marcelo Lippi, pelatih Italia.

Uang tim Italia sungguh jauh dari mimpi Bannatyne, Clapham, atau Barron. Namun lapangan hijau tak mengenal si kaya dan si miskin.

BERBAGAI SUMBER | ANDY MARHAENDRA

Berita terkait

Mantan Gelandang Jerman Mesut Ozil Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

22 Maret 2023

Mantan Gelandang Jerman Mesut Ozil Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

Mesut Ozil pensiun dari timnas Jerman pada 2018 di tengah debat politik tentang imigran.

Baca Selengkapnya

Mantan Gelandang Real Madrid dan Juventus Sami Khedira Pensiun

20 Mei 2021

Mantan Gelandang Real Madrid dan Juventus Sami Khedira Pensiun

Sami Khedira mengundurkan diri sebagai pesepakbola profesional. Cedera membuat dia harus menyerah di usia 34 tahun.

Baca Selengkapnya

Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar: 6 Hal yang Penting Diketahui

17 Juli 2018

Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar: 6 Hal yang Penting Diketahui

Piala Dunia 2018 sudah berakhir dan yang selanjutnya akan digelar di Qatar pada 2022.

Baca Selengkapnya

Laporan Tempo dari Rusia: Angkutan Kota Andalan Meliput

7 Juli 2018

Laporan Tempo dari Rusia: Angkutan Kota Andalan Meliput

Selama meliput perhelatan Piala Dunia 2018, angkutan publik bisa jadi andalan.

Baca Selengkapnya

Piala Dunia 2018: Denmark Kalahkan Peru, Kasper Schmeichel Dipuji

17 Juni 2018

Piala Dunia 2018: Denmark Kalahkan Peru, Kasper Schmeichel Dipuji

Kasper Schmeichel mendapat pujian dari Denmark mengalahkan Peru dalam Piala Dunia 2018.

Baca Selengkapnya

3 Negara Ini Ajukan Jadi Tuan Rumah Bersama Piala Dunia 2026

11 April 2017

3 Negara Ini Ajukan Jadi Tuan Rumah Bersama Piala Dunia 2026

Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada mengajukan penawaran bersama untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026.

Baca Selengkapnya

Real Madrid Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

15 Desember 2016

Real Madrid Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

Real Madrid berhasil menundukan Club America pada semifinal Piala Dunia Antar Klub dengan skor 2-0. Karim Benzema dan Cristiano Ronaldo jadi pahlawan.

Baca Selengkapnya

River Plate Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

16 Desember 2015

River Plate Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

River Plate akan menantang pemenang laga antara Barcelona vs Guangzhou Evergrande di babak final. Laga itu akan berlangsung besok.

Baca Selengkapnya

Kolombia: Tanpa Suarez, Uruguay Tetap Berbahaya

14 Oktober 2015

Kolombia: Tanpa Suarez, Uruguay Tetap Berbahaya

Penyerang andalan Uruguay Luis Suarez masih menjalani larangan
pertandingan karena menggigit Giorgia Chiellini pada Piala
Dunia 2014.

Baca Selengkapnya

Messi Pinjamkan Nomor Punggungnya untuk Aguero

8 Oktober 2015

Messi Pinjamkan Nomor Punggungnya untuk Aguero

Aguero senang dengan tawaran Messi agar ia mengenakan kaus dengan nomor 10.

Baca Selengkapnya