Ada Taman Puring dan Glodok di Johannesburg

Reporter

Editor

Minggu, 20 Juni 2010 10:17 WIB

TEMPO Interaktif, Johannesburg - Kalau hendak mencari barang dengan harga miring, coba di daerah Bruma. Begitu saran yang beberapa kali saya dapat. Dan di salah satu area Kota Johannesburg itu saya menemukan dua tempat belanja yang mengingatkan pada Taman Puring dan Glodok di Jakarta.

Suasana Taman Puring saya rasakan di Bruma World Market. Warga sekitar menyebut tempat ini sebagai flea market. Tapi bukan hanya barang bekas yang dijual di sana. Berbagai barang baru juga dijajakan.

Saya sempat kaget saat mau masuk. Tiap pengunjung diharuskan membayar 4,5 rand (Rp 5.000). Di dalam pasar itu ternyata sepi. Hanya 1-2 pengunjung yang terlihat. Pasar itu malah ramai oleh para pedagang yang saling berbincang atau bercanda.

Sejumlah barang yang berkaitan dengan Piala Dunia ditawarkan di sana. Ada kaus tim peserta, vuvuzela, bendera, syal, dan helm makarapa khas suporter Afrika Selatan. Selain itu, dijajakan sepatu, tas, pakaian, dan alat kerajinan. Di sana juga ada deretan kios di kantin yang menjual makanan, termasuk kebab.

Tapi saat mencoba bertanya, saya kaget mendengar harga yang ditawarkan. Kaus tipis tim Argentina, jelas bukan asli, ditawarkan dengan harga 200 rand (Rp 240 ribu). Vuvuzela dibanderol 80 rand (Rp 96 ribu), lebih mahal 20 rand dari vuvuzela yang dijual stadion.

Di salah satu pojok terlihat kotak-kotak penyimpanan dari kayu dengan ukiran yang kerap saya lihat di Indonesia. Tertulis daftar harga di atasnya, mulai 250 rand hingga 700 rand. "Barang dari Indonesia?" tanya saya. Pedagang berkulit hitam itu tampak termangu sebentar. Tapi kemudian ia mengangguk. "Ya, ya, Indonesia," katanya. Ketika saya selidiki lebih jauh, ia kebingungan menjelaskan Indonesia bagian mana. Saya akhirnya memilih meninggalkannya.

Keluar dari pasar itu, saya beranjak ke pusat perbelanjaan lain di seberangnya. Yang ini lebih menarik. Aksara Cina tampak di atas plangnya, mendampingi tulisan Bruma Oriental City.

Ketika masuk, saya langsung teringat suasana Glodok di Jakarta. Orang-orang Cina sibuk melayani pembeli. Barang-barang bertulisan huruf Mandarin bertebaran di setiap kios. Di pusat perbelanjaan ini dijual berbagai barang: mulai kaus kaki, celana dalam, pakaian, benang, alat elektronik, VCD, mebel, hingga barang-barang kelontong. Pembeli bisa melakukan tawar-menawar di tempat itu.

Peng Li, penjual jam yang juga menjajakan bendera peserta Piala Dunia, mengatakan pusat perbelanjaan itu didirikan tujuh tahun lalu. Pedagangnya kebanyakan pendatang atau warga keturunan Cina. "Tapi ada juga dari India dan orang kulit hitam," katanya.

Ia, yang sudah 16 tahun tinggal di Afrika Selatan, mengatakan Piala Dunia ini tak terlalu banyak mengangkat usahanya. "Sepuluh tahun lalu keadaan jauh lebih bagus," katanya mengeluh.

Saya sempat melihat toko mebel dan karpet yang dijaga seorang berkulit hitam. Mebel-mebel itu mirip barang yang ada di Indonesia. Tapi saat saya tanya, barang itu produksi Pakistan.

Salah seorang penjual berdarah India, Ibrahim, memilih melengkapi toko kelontongnya dengan pernak-pernik Piala Dunia. Dan jurusnya itu diakui telah mengangkat penjualan. "Ada peningkatan hingga 50 persen," katanya. Ia mendatangkan semua barangnya dari distributor lokal. "Saya ingin ke Cina mencari barang bagus berharga murah," katanya.

Pengalaman dari dua tempat itu jelas menegaskan, Afrika Selatan bukanlah surga belanja bagi pendatang asal Indonesia. Harga-harga di sana terasa mencekik bila dibandingkan dengan harga barang sejenis di Indonesia. Untuk barang yang sederhana, misalnya tempelan kulkas, di Indonesia barang itu bisa didapat dengan harga belasan ribu, tapi di sana ditawarkan dengan harga 50 rand (Rp 60 ribu).

Tapi Bruma memang menjadi surga bagi warga Indonesia yang sudah menetap di sini. Tempat ini dikenal sebagai perkampungan Asia. Selain dua pusat perbelanjaan itu, di daerah ini banyak terdapat minimarket Cina dan Thailand.

Di salah satu pojok jalan juga tampak sejumlah orang Cina menjual sayur dan buah-buahan di trotoar, tak jauh dari toko yang menjual ikan segar. Di pojok jalan itu kita bisa dengan mudah mencari barang-barang yang dikenal di Indonesia: cabai rawit, ikan teri, tahu, terong, dan sayuran lain. Pedagang di sana pun kebanyakan orang Cina, meski saya temukan juga orang Malaysia.

Saat saya coba membeli, sawi dua kilogram ternyata harganya 25 rand (Rp 30 ribu). Satu kilogram ikan teri medan dibanderol 100 rand (Rp 120 ribu). Mahal. Tapi untuk anggur, harganya hanya 10 rand (Rp 12 ribu) satu kilogram. Maklum, negara ini memang salah satu produsen anggur terkenal di dunia.

NURDIN SALEH

Berita terkait

Mantan Gelandang Jerman Mesut Ozil Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

22 Maret 2023

Mantan Gelandang Jerman Mesut Ozil Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

Mesut Ozil pensiun dari timnas Jerman pada 2018 di tengah debat politik tentang imigran.

Baca Selengkapnya

Mantan Gelandang Real Madrid dan Juventus Sami Khedira Pensiun

20 Mei 2021

Mantan Gelandang Real Madrid dan Juventus Sami Khedira Pensiun

Sami Khedira mengundurkan diri sebagai pesepakbola profesional. Cedera membuat dia harus menyerah di usia 34 tahun.

Baca Selengkapnya

Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar: 6 Hal yang Penting Diketahui

17 Juli 2018

Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar: 6 Hal yang Penting Diketahui

Piala Dunia 2018 sudah berakhir dan yang selanjutnya akan digelar di Qatar pada 2022.

Baca Selengkapnya

Laporan Tempo dari Rusia: Angkutan Kota Andalan Meliput

7 Juli 2018

Laporan Tempo dari Rusia: Angkutan Kota Andalan Meliput

Selama meliput perhelatan Piala Dunia 2018, angkutan publik bisa jadi andalan.

Baca Selengkapnya

Piala Dunia 2018: Denmark Kalahkan Peru, Kasper Schmeichel Dipuji

17 Juni 2018

Piala Dunia 2018: Denmark Kalahkan Peru, Kasper Schmeichel Dipuji

Kasper Schmeichel mendapat pujian dari Denmark mengalahkan Peru dalam Piala Dunia 2018.

Baca Selengkapnya

3 Negara Ini Ajukan Jadi Tuan Rumah Bersama Piala Dunia 2026

11 April 2017

3 Negara Ini Ajukan Jadi Tuan Rumah Bersama Piala Dunia 2026

Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada mengajukan penawaran bersama untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026.

Baca Selengkapnya

Real Madrid Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

15 Desember 2016

Real Madrid Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

Real Madrid berhasil menundukan Club America pada semifinal Piala Dunia Antar Klub dengan skor 2-0. Karim Benzema dan Cristiano Ronaldo jadi pahlawan.

Baca Selengkapnya

River Plate Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

16 Desember 2015

River Plate Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

River Plate akan menantang pemenang laga antara Barcelona vs Guangzhou Evergrande di babak final. Laga itu akan berlangsung besok.

Baca Selengkapnya

Kolombia: Tanpa Suarez, Uruguay Tetap Berbahaya

14 Oktober 2015

Kolombia: Tanpa Suarez, Uruguay Tetap Berbahaya

Penyerang andalan Uruguay Luis Suarez masih menjalani larangan
pertandingan karena menggigit Giorgia Chiellini pada Piala
Dunia 2014.

Baca Selengkapnya

Messi Pinjamkan Nomor Punggungnya untuk Aguero

8 Oktober 2015

Messi Pinjamkan Nomor Punggungnya untuk Aguero

Aguero senang dengan tawaran Messi agar ia mengenakan kaus dengan nomor 10.

Baca Selengkapnya