"Permainan kami yang sesungguhnya akan muncul," kata pelatih Vicente del Bosque, Minggu (20/6). Dia menjanjikan permainan dengan semangat menang. "Ini yang jadi semangat kami dalam pertandingan-pertandingan berikutnya," ujar mantan pelatih Real Madrid itu.
Walaupun terbukti gagal membongkar pertahanan solid yang digalang Swiss, Del Bosque tidak akan mengubah gaya permainan operan satu sentuhan. "Kami berhasil mencapai posisi sekarang dengan permainan itu," kata pelatih 60 tahun itu. "Tiki-taka" sebutan gaya main one-touch-pass, membawa Spanyol menang dalam 10 laga kualifikasi mereka.
Menurutnya, bukan gaya permainan yang salah. "Kami tidak menunjukkan kepribadian kami sebagai tim pemenang," kata Del Bosque. Penyerang David Villa mendukung pelatih dengan mengatakan kekalahan kemarin disebabkan Tim Matador gagal melepaskan umpan-umpang terobosan yang jadi andalannya. "Tapi kami akan tetap memainkan pola yang sama," katanya.
Menang adalah angka mati bagi skuad merah darah. Tergelincir saat melawan Honduras bisa memaksa mereka angkat koper setelah pertandingan terakhir Grup H melawan Cile, 25 Juni mendatang. "Tidak boleh ada celah untuk kesalahan saat melawan Honduras," ujar pengatur serangan Xabi Alonso.
Menurut pemain tengah Real Madrid itu, partai melawan Honduras bakal jadi ujian berat bagi Spanyol. Sebab kedua tim takluk di pertandingan pertama, dan sama-sama mengincar kemenangan agar bisa bertahan di Afrika Selatan. "Mereka tangguh secara fisik dan memiliki pemain belakang yang solid, jelas akan menyulitkan kami," kata Alonso.
Del Bosque agaknya perlu mendengarkan kritik pendahulunya, Luis Aragones. Menurutnya, Spanyol bermain bagus, tapi tidak pede untuk menyerang dari awal. "Jika tahu lawan bakal bertahan, anda seharusnya menyerang sejak 15 menit pertama," kata Aragones, yang mempersembahkan Piala Eropa 2008 bagi Spanyol.
Karena penyerang utama Fernando Torres baru sembuh dari cedera, Del Bosque memainkan Villa sebagai striker tunggal saat melawan Swiss. Formasi 4-5-1 terasa janggal bagi Spanyol, yang biasa memainkan dua penyerang. Akibatnya Villa, top skorer Spanyol dengan 28 gol, lebih banyak menghabiskan pertandingan dengan mengejar bola ke sana sini. Torres, yang masuk di pertengahan babak kedua, membuat serangan lebih hidup. Sayang, tembakan-tembakan matador masih sering melenceng dari gawang Swiss.
Berbekal pengalaman itu, Del Bosque diperkirakan akan memainkan pakem lama 4-4-2 dengan Torres dan Villa sebagai tombak kembar, sejak menit awal. "Cara bermainnya membuat saya mengeluarkan permainan terbaik, begitu juga sebaliknya," kata Villa memuji tandem sejatinya itu. Pasangan ini juga yang diusung Aragones di Piala Eropa 2008, dengan gol tunggal Torres di partai pemuncak.
Menggunakan empat gelandang, Spanyol sekaligus "mengobati" kelebihan pengatur serangan di lini tengah. Del Bosque tampaknya akan memilih Xavi Hernandez, 30 tahun dan 88 caps, yang lebih senior dan membangkucadangkan Xabi Alonso.
Honduras, tim urutan 38 dunia, punya cara tersendiri memandang Spanyol, urutan 2. Menurut pemain belakang Sergio Mendoza, mereka ikut Piala Dunia untuk membuat sejarah. "Satu-satunya cara membuat sejarah adalah mengalahkan tim favorit," ujarnya.
Honduras, yang baru dua kali ikut Piala Dunia setelah partisipasi pertama 1982, menyadari peluang mereka melaju ke babak knock out tidak besar. Terlebih mereka kehilangan penggedor di lini depan, Davi Suazo dan pengatur serangan, Julio Cesar de Leon. Mengalahkan Spanyol, tim terkuat di Grup H sekaligus favorit jawara, bakal membuat mereka pulang dengan kepala tegak.
Menurut Mendoza, gaya permainan masing-masing individu Spanyol sudah mereka hapalkan. "Kami tahu kekuatan mereka, tapi tahu juga kelemahan mereka," kata bek kanan berusia 29 tahun ini. Kekalahan Spanyol dari Swiss, dia melanjutkan, tidak berpengaruh apa pun ke Honduras. "Kami bertekad mengalahkan mereka," katanya.
Bukan impian yang mudah,tentunya. "Sebagai favorit dan kalah di pertandingan pertama, Spanyol akan tampil jauh lebih ngotot," kata pelatih Honduras, Reinaldo Rueda, "itu akan semakin mempersulit kami."
REUTERS | FIFA | REZA M