Kondom Antiperkosaan Beredar di Afrika Selatan

Reporter

Editor

Selasa, 22 Juni 2010 15:43 WIB

Dr. Sonnet Ehlers menunjukkan kondom perempuan, untuk menghindari perkosaan. CNN
TEMPO Interaktif, Dr Sonnet Ehlers, suatu malam empat dekade silam di Afrika Selatan, dihampiri seorang korban perkosaan ketika dia bertugas. Perempuan itu kuyuh, seperti mayat hidup.

"Dia menatapku dan berkata, 'andaikan aku punya gigi di bawah,'" kata Ehlers menirukannya, yang saat itu berusia 20 tahun sebagai peneliti kedokteran. "Aku berjanji kepadanya, suatu saat aku melakukan sesuatu untuk membantu orang-orang seperti dia."

Empat puluh tahun kemudian, terciptalah Rape-aXe alias kapak perkosaan.

Ehlers mendistribusikan kondom, terbuat dari bahan lateks bergerigi, untuk perempuan di berbagai kota di Afrika Selatan, tempat diselenggarakannya kejuaraan Piala Dunia. Kondom khusus kaum hawa ini dimasukkan ke dalam seperti tampon. Bila terjadi perkosaan, akan menempel ke penis pria selama penetrasi berlangsung, kata Ehlers.

Untuk mengeluarkannya, hanya dokter yang bisa melakukannya -Ehlers mengharapkan prosedur ini akan dilakukan bersama-sama dengan pihak berwenang untuk menahan pelaku perkosaan.

"Menyakitkan, dia tak dapat kencing dan berjalan ketika alat ini 'on'," katanya. "Jika dia mencoba melepaskannya, kondom ini akan kian ketat seperti gesper, kendati demikian tak merusak kulit dan tidak berbahaya."

Ehlers menjual kondom ini di rumah, namun selama perhelatan Piala Dunia, dia mendistribusikan 30 ribu kondom cuma-cuma.

"Saya berkosultasi dengan para insinyur, ginekologis, dan psikolog untuk membantu mendisain dan meyakinkan bahwa kondom ini aman," katanya.

Usai masa uji coba, alat ini dijual dengan harga US$2 atau Rp 18 ribu per biji. Dia berharap kaum perempuan akan melaporkan kembali kepadanya.

"Sebaiknya kaum perempuan mengenakannya ketika dia bepergian ke daerah yang tak dikenalnya atau ke kawasan yang sama sekali tak nyaman," ujarnya.

Ibu dua putri mengatakan, dia mengunjungi penjara dan berbicara dengan pelaku perkosaan untuk menjelaskan alat ini, membuatnya berpikir ulang jika akan melakukannya.

Sejumlah kritik menyebutkan, kondom untuk perempuan bukan solusi jangka panjang dan membuat wanita rentan terhadap serangan laki-laki.

Ini sebuah bentuk "perbudakan", kata Victoria Kajja, relawan Centers for Disease Control and Prevention di Uganda. "Adanya kekhwatiran menjadi korban perkosaan, sehingga kondom sebagai alat mengatipasinya, perempuan tak harus tunduk mengenakannya."

Kajja mengatakan, alat ini terus menerus mengingatkan perempuan akan kelemahannya. "Alat ini tak hanya mengingatkan keamanan yang lemah, tetapi juga meninggalkan trauma psikologis," tambahnya. "Alat ini juga tak membantu memecahkan secara bersama masalah-masalah psikologis."

Bagaimanapun, alat ini perlu mendapatkan izin pengadilan. Sejumlah organisasi hak asasi yang bekerja di Afrika Selatan menolak berkomentar, termasuk Human Rights Watch and Care International.

Menurut catatan Human Rights Watch, Afrika Selatan salah satu negara tingkat perkosaan tertinggi di dunia. Pada 2009, laporan The nation's Medical Research Council menemukan 28 persen pria yang disurvei pernah memperkosa seorang wanita, satu di antara 20 orang mengatakan mereka telah memperkosa tahun lalu.

CNN | CHOIRUL






.








Berita terkait

Mantan Gelandang Jerman Mesut Ozil Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

22 Maret 2023

Mantan Gelandang Jerman Mesut Ozil Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

Mesut Ozil pensiun dari timnas Jerman pada 2018 di tengah debat politik tentang imigran.

Baca Selengkapnya

Mantan Gelandang Real Madrid dan Juventus Sami Khedira Pensiun

20 Mei 2021

Mantan Gelandang Real Madrid dan Juventus Sami Khedira Pensiun

Sami Khedira mengundurkan diri sebagai pesepakbola profesional. Cedera membuat dia harus menyerah di usia 34 tahun.

Baca Selengkapnya

Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar: 6 Hal yang Penting Diketahui

17 Juli 2018

Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar: 6 Hal yang Penting Diketahui

Piala Dunia 2018 sudah berakhir dan yang selanjutnya akan digelar di Qatar pada 2022.

Baca Selengkapnya

Laporan Tempo dari Rusia: Angkutan Kota Andalan Meliput

7 Juli 2018

Laporan Tempo dari Rusia: Angkutan Kota Andalan Meliput

Selama meliput perhelatan Piala Dunia 2018, angkutan publik bisa jadi andalan.

Baca Selengkapnya

Piala Dunia 2018: Denmark Kalahkan Peru, Kasper Schmeichel Dipuji

17 Juni 2018

Piala Dunia 2018: Denmark Kalahkan Peru, Kasper Schmeichel Dipuji

Kasper Schmeichel mendapat pujian dari Denmark mengalahkan Peru dalam Piala Dunia 2018.

Baca Selengkapnya

3 Negara Ini Ajukan Jadi Tuan Rumah Bersama Piala Dunia 2026

11 April 2017

3 Negara Ini Ajukan Jadi Tuan Rumah Bersama Piala Dunia 2026

Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada mengajukan penawaran bersama untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026.

Baca Selengkapnya

Real Madrid Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

15 Desember 2016

Real Madrid Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

Real Madrid berhasil menundukan Club America pada semifinal Piala Dunia Antar Klub dengan skor 2-0. Karim Benzema dan Cristiano Ronaldo jadi pahlawan.

Baca Selengkapnya

River Plate Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

16 Desember 2015

River Plate Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

River Plate akan menantang pemenang laga antara Barcelona vs Guangzhou Evergrande di babak final. Laga itu akan berlangsung besok.

Baca Selengkapnya

Kolombia: Tanpa Suarez, Uruguay Tetap Berbahaya

14 Oktober 2015

Kolombia: Tanpa Suarez, Uruguay Tetap Berbahaya

Penyerang andalan Uruguay Luis Suarez masih menjalani larangan
pertandingan karena menggigit Giorgia Chiellini pada Piala
Dunia 2014.

Baca Selengkapnya

Messi Pinjamkan Nomor Punggungnya untuk Aguero

8 Oktober 2015

Messi Pinjamkan Nomor Punggungnya untuk Aguero

Aguero senang dengan tawaran Messi agar ia mengenakan kaus dengan nomor 10.

Baca Selengkapnya