Park menegaskan bahwa timnya mampu mengalahkan Uruguay di laga 16 Besar, Sabtu ini. Ia juga menyatakan keberhasilan Korsel mencapai semifinal Piala Dunia 2002 yang digelar di negara mereka bukan sebuah kebetulan.
“Kami tak tahu seberapa jauh kami bisa melangkah, tapi kami pernah sapai ke semifinal 2002 dan itu bukan hanya karena saat itu kami jadi tuan rumah,” kata Park, Jumat (25/6). “Kami akan turun ke lapangan besok (Sabtu) untuk membuktikannya.”
Pemain Manchester United ini kemudian memuji wakil Asia lainnya, Jepang, yang juga lolos ke 16 Besar dan ia mengatakan hal itu membuktikan bahwa sepakbola Asia telah meningkat. Sebelumnya, Asia tak pernah menempatkan wakil di putaran kedua Piala Dunia di luar benua mereka.
Pengalaman para pemain Korsel di liga-liga Eropa ikut menjadi faktor yang menentukan perkembangan timnya, kata Park.
Enam anggota skuad Korsel kini bermain di Prancis, Jerman, Inggris, Skotlandia dan Rusia. Juga ada beberapa lainnya yang sempat berkiprah di Eropa sebelum pulang ke Koresel.
“Kepercayaan diri kami berasal dari pengalaman itu,” tambah Park.
Park sendiri merupakan bintang Asia yang paling bersinar berkat posisinya sebagai andalan Alex Ferguson di MU.
“Mereka bilang, mereka berharap saya bermain di sini. Dan mereka bilang agar saya tak mendapat cedera.”
Korsel akan sangat membutuhkan para pemain andalan itu berada dalam kondis terbaiknya saat menghadapi Uruguay. Apalagi, tim Amerika Latin itu belum kebobolan satu gol pun. Sebaliknya, Korsel telah kemasukkan 6 gol dalam dua laga terakhir.
“Kami akui kami terlalu banyak kebobolan, tapi kami bisa menutupinya dengan mencetak 2 gol untuk setiap 1 gol yang membobol gawang kami,” kata pelatih Korsel, Huh Jung-moo.
Ia percaya pasukannya memang pantas mendapatkan tempat di 16 Besar dan bertekad untuk melangkah lebih jauh.
“Kami berada di 16 Besar karena kerja keras para pemain kami. Kami tak akan bersantai, kami ingin ke 8 Besar.
“Kemungkinan itu terbuka bagi tim mana pun, bola selalu bulat. Italia, Prancis selalu mungkin tersingkir seperti halnya tim-tim kecil.”
REUTERS | A. RIJAL