Yang Menangis dan Tertawa di Piala Dunia  

Reporter

Editor

Senin, 28 Juni 2010 13:35 WIB

Penjaga Gawang Tim Nasional Inggris Robert Green. AP Photo/Michael Sohn
TEMPO Interaktif, 1. Lelucon dari Prancis
Orang tahu, pria-pria Prancis dikenal romantis. Orang juga mafhum sepak bola Prancis bukanlah yang terburuk di dunia. Tapi di Piala Dunia 2010, semua pencinta sepak bola tahu, tim Prancis adalah tim terburuk. Ini bukan cuma soal betapa minimnya gol yang dihasilkan. Tapi dimulai dari bagaimana Prancis lolos ke Afrika Selatan berkat bantuan hand ball penyerang Prancis, Thierry Henry. Semua orang mengutuk tindakan itu. Tapi Prancis, terutama pelatih Raymond Domenech, selalu pasang muka tak berdosa.

Kutukan pencinta sepak bola sedunia itu kini menjadi nyata. Prancis menjadi juru kunci klasemen di Grup A. Tim yang penuh dengan bintang--dari Frank Ribery, Patrice Evra, William Gallas, sampai Nicolas Anelka--itu cuma bisa mencetak satu gol. Titik terendah Prancis adalah setelah dikalahkan Meksiko 0-2. Anelka mengumpat Domenech. Domenech pun membalas dengan memecat Anelka. Tim pun lalu memboikot latihan. Presiden Prancis Nicolas Sarkozy sampai harus turun tangan meluruskan kebengkokan gaya pelatih Domenech.


2. Diego Armando Maradona

Tak ada yang menyangkal pelatih Argentina, Diego Armando Maradona, merupakan sosok kontroversial. Dia punya rekor Piala Dunia yang baik. Bahkan jauh lebih baik ketimbang saat babak penyisihan. Argentina menyapu 100 persen kemenangan di Grup B. Rekor ini bahkan lebih baik daripada Brasil. Tapi, yang membuat kaget adalah gaya manajemen Maradona. Dia selalu menggunakan manajemen "peluk dan cium" kepada semua anak buahnya. Apakah dia gay? "Gila, tentu tidak," kata Maradona. Lelaki yang selalu mengenakan dua jam tangan itu tetap lebih suka perempuan, khususnya pacarnya. "Namanya Veronica, rambutnya blonde, umurnya 31 tahun," katanya senang.

3. Selalu Ada Kejutan

Putaran pertama Piala Dunia selalu penuh kejutan. Dulu, pada 1950 orang mengenang momen yang disebut "Keajaiban di Rumput" saat tim Amerika Serikat mengalahkan Inggris. Kejadian itu nyaris berulang di Piala Dunia kali ini. Pada putaran pertama skor kedua tim 1-1. Kejutan lainnya Swiss, yang pada Piala Dunia empat tahun lalu di Jerman tak bisa membuat satu pun gol--kali ini mengejutkan dengan mengalahkan juara Eropa, Spanyol, 1-0.

Selandia Baru, yang selama ini tak punya tradisi sepak bola--lebih dikenal dengan prestasi rugbi--bisa menahan imbang Italia 1-1. Dan itu adalah awal dari gerbang "neraka" yang harus dilewati Italia. Squadra Azzurri itu bahkan menyerah 2-3 kepada Slovakia dan terpaksa menduduki posisi paling buncit di Grup F. Itu mengingatkan orang pada kekalahan Italia pada 1966 di hadapan Korea Utara. Saat pulang ke Italia, pasukan Azzuri dilempari tomat oleh pendukungnya.

4. Vu-vu-Voom

Apa pun pendapat Anda tentang vuvuzela, Anda harus mendengarkan sendiri lengkingannya saat tuan rumah vuvuzela, Afrika Selatan, mencetak gol. Gol dan vuvuzela itu menjadi pembuka pertandingan perdana Piala Dunia 2010. Aksi Siphiwe Tshabalala menjebol gawang Meksiko dengan tendangan kaki kiri cukup memukau.

Sayang tim Bafana Bafana tak bisa mempertahankan kemenangan. Pada akhir pertandingan, mereka harus puas dengan skor imbang 1-1. Afrika Selatan gagal mengulang sukses bahwa tuan rumah selalu lolos ke putaran kedua. "Hati kami sekarang begitu perih," kata Walter Ramagwalivha, pendukung Afrika Selatan.


5. Selamatkan Amerika!

Amerika Serikat, seperti Inggris, tak pernah melaju dengan mudah. Tim ini memang telah menaklukkan Brasil dalam pertandingan di luar Piala Dunia. Tapi di ajang Piala Dunia sesungguhnya, Amerika gagal mencetak kemenangan fantastis.
Setelah menaklukkan Aljazair, Amerika dan Inggris sama-sama lolos ke putaran 16 besar. Tendangan Landon Donovan menjungkalkan Aljazair. Namun, prestasi Donovan ternyata tak bisa membawa Amerika lebih jauh. Pada putaran kedua, Amerika harus menyerah 1-2 kepada Ghana. Sejauh ini, itulah prestasi terbaik Amerika Serikat sejak 1930.

6. Pertandingan Penuh Tangis

Di negerinya, dia dijuluki sebagai "Wayne Rooney Korea Utara". Tapi Jong Tae-se tak setangguh Rooney. Dia menangis tak henti-henti saat lagu kebangsaan Korea Utara dinyanyikan. Itu momen yang sungguh mengiris hati. Di Piala Dunia kali ini, Korea Utara mencetak sejarah. Tim ini tampil untuk pertama kalinya setelah absen sejak 1966. Sayang, momen yang layak dikenang itu pupus cepat. Korea Utara dihancurkan Portugal 0-7 dan kalah 1-2 oleh Brasil. Jong kembali menangis.

7. Tentang Inggris

Orang sudah letih mendukung Inggris. Tim dengan bintang-bintang bertebaran itu di bawah asuhan Fabio Capello tetap saja bukan tim yang enak ditonton. Wayne Rooney mandul di babak penyisihan grup. Gelandang Steven Gerard dan Frank Lampard sibuk berkompetisi sendiri sehingga jarang menghasilkan umpan yang baik. David Beckham yang ditunggu-tunggu penggemarnya tak bisa tampil karena cedera. Inggris memang lolos ke putaran kedua, tapi penampilannya mengecewakan. Saking kecewanya, Pavlos Joseph, salah satu pendukung Inggris, diam-diam menerobos keamanan dan mengintip ruang ganti tim Inggris. Saat ditangkap dia berkilah sedang mencari toilet.

8. Hiburan untuk Denmark

Tim Dinamit boleh saja tersingkir pada putaran pertama Piala Dunia. Tapi tim ini punya hiburan yang menakjubkan, yakni gol Nicklas Bendtner saat Denmark menaklukkan Kamerun 2-1. Bendtner benar-benar memberikan pertunjukan ajaib. Setelah mendapat umpan, dia mengejutkan kiper Kamerun dengan serangan kilat. Serangan itu dibangun dari sebuah umpan dari jarak 54 meter ke sayap kiri Kamerun. Ya, umpan jauh, lebih dari separuh lapangan bola. Umpan itu kemudian disodorkan ke Bendtner. Gol yang indah.


9. Jabulani yang Blunder

Selain soal vuvuzela, Piala Dunia kali ini banjir kecaman terhadap bola Jabulani. Bola buatan Adidas ini dituding menyulitkan kiper dan pemain karena pantulannya justru kelewat sempurna. Adidas keliru menamakan Jabulani, bahasa Afrika yang artinya gembira. Jabulani justru membikin sedih. Inggris adalah korban pertama Jabulani. Kiper Inggris, Robert Green, melakukan blunder ketika menangkap bola yang mudah. Bola itu ternyata lepas dari tangannya dan terus bergulir. Setelah Green, banyak korban berjatuhan. Pantai Gading dan Korea Utara adalah korban berikutnya. Brasil memanfaatkan Jabulani untuk menghasilkan tendangan pisang atau melengkung. Belakangan, FIFA pun mengakui bola ini bermasalah, tapi Peter Cech, dalam wawancaranya dengan Nurdin Saleh dari Tempo di Afrika Selatan mengatakan, "Jangan salahkan bola!"

10. Kekalahan Afrika

Pesta besar Piala Dunia kali ini memang digelar di Benua Afrika, tapi perhelatan ini bukanlah surga bagi tim-tim Afrika. Hanya Ghana yang berhasil lolos ke putaran kedua. Sebelum lolos, Ghana benar-benar di ujung tanduk. Kemenangan Ghana ditentukan oleh penalti. Ghana mendapat hadiah penalti lima menit sebelum pertandingan usai. Penyerangnya, Asamoah Gyan, berhasil menunaikan tugas berat ini. Ghana akhirnya maju ke putaran 16 besar melawan Amerika Serikat. Di babak ini Ghana meraih kemenangan 2-1. Lagi-lagi pahlawan Ghana adalah Gyan, yang mencetak gol kedua pada babak perpanjangan waktu. BURHAN SOLIHIN

Berita terkait

Mantan Gelandang Jerman Mesut Ozil Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

22 Maret 2023

Mantan Gelandang Jerman Mesut Ozil Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

Mesut Ozil pensiun dari timnas Jerman pada 2018 di tengah debat politik tentang imigran.

Baca Selengkapnya

Mantan Gelandang Real Madrid dan Juventus Sami Khedira Pensiun

20 Mei 2021

Mantan Gelandang Real Madrid dan Juventus Sami Khedira Pensiun

Sami Khedira mengundurkan diri sebagai pesepakbola profesional. Cedera membuat dia harus menyerah di usia 34 tahun.

Baca Selengkapnya

Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar: 6 Hal yang Penting Diketahui

17 Juli 2018

Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar: 6 Hal yang Penting Diketahui

Piala Dunia 2018 sudah berakhir dan yang selanjutnya akan digelar di Qatar pada 2022.

Baca Selengkapnya

Laporan Tempo dari Rusia: Angkutan Kota Andalan Meliput

7 Juli 2018

Laporan Tempo dari Rusia: Angkutan Kota Andalan Meliput

Selama meliput perhelatan Piala Dunia 2018, angkutan publik bisa jadi andalan.

Baca Selengkapnya

Piala Dunia 2018: Denmark Kalahkan Peru, Kasper Schmeichel Dipuji

17 Juni 2018

Piala Dunia 2018: Denmark Kalahkan Peru, Kasper Schmeichel Dipuji

Kasper Schmeichel mendapat pujian dari Denmark mengalahkan Peru dalam Piala Dunia 2018.

Baca Selengkapnya

3 Negara Ini Ajukan Jadi Tuan Rumah Bersama Piala Dunia 2026

11 April 2017

3 Negara Ini Ajukan Jadi Tuan Rumah Bersama Piala Dunia 2026

Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada mengajukan penawaran bersama untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026.

Baca Selengkapnya

Real Madrid Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

15 Desember 2016

Real Madrid Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

Real Madrid berhasil menundukan Club America pada semifinal Piala Dunia Antar Klub dengan skor 2-0. Karim Benzema dan Cristiano Ronaldo jadi pahlawan.

Baca Selengkapnya

River Plate Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

16 Desember 2015

River Plate Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

River Plate akan menantang pemenang laga antara Barcelona vs Guangzhou Evergrande di babak final. Laga itu akan berlangsung besok.

Baca Selengkapnya

Kolombia: Tanpa Suarez, Uruguay Tetap Berbahaya

14 Oktober 2015

Kolombia: Tanpa Suarez, Uruguay Tetap Berbahaya

Penyerang andalan Uruguay Luis Suarez masih menjalani larangan
pertandingan karena menggigit Giorgia Chiellini pada Piala
Dunia 2014.

Baca Selengkapnya

Messi Pinjamkan Nomor Punggungnya untuk Aguero

8 Oktober 2015

Messi Pinjamkan Nomor Punggungnya untuk Aguero

Aguero senang dengan tawaran Messi agar ia mengenakan kaus dengan nomor 10.

Baca Selengkapnya