Sepak Bola Menunjukkan Bangsa

Reporter

Editor

Selasa, 6 Juli 2010 14:10 WIB

Juan (tengah) melompat girang usai Brasil dipastikan melaju ke delapan besar dalam Piala Dunia Afrika di Ellis Park stadium (29/06). Tim Samba memukul telak Cile dengan 3-0. REUTERS/Siphiwe Sibeko

TEMPO Interaktif, Jakarta -Permainan sepak bola memang sederhana. Sebanyak 11 orang berebut memasukkan bola ke gawang lawan. Tapi dari permainan sederhana ini, setiap bangsa menggunakan falsafah sendiri yang sesuai dengan kepribadian mereka.

Taruhlah Brasil. Apa yang terkenal dari Brasil selain sepak bola? Orang akan menyebut Karnaval Rio, kegiatan tahunan yang memikat seluruh dunia. Setiap karnaval adalah kegembiraan, permainan, dan keindahan. Begitu pula dengan filosofi sepak bola yang puluhan tahun dipegang Brasil: jogo bonito alias permainan indah. Para pemain menyerang dengan gelombang tak henti.

Karakter bangsa Inggris juga tampak dalam sepak bola mereka. Perhatikan saja saat tentara Inggris di Basrah, Irak. Mereka biasa berpatroli dengan berjalan kaki dan hanya mengenakan topi baret, bukan helm lapis baja. Sebaliknya, tentara Amerika Serikat tak hanya membutuhkan helm lapis baja, tapi juga jip Humvee atau panser Stryker dengan lapisan baja yang tebal untuk berpatroli.

Tentara Inggris ingin mendekati warga Irak sehingga berjalan kaki tanpa helm lapis baja. Mereka ingin dipandang bersikap baik. Tapi taktik ini jelas lebih berisiko dan gampang diserang dibanding tentara Amerika.

Maka, mazhab sepak bola yang dianut Inggris adalah permainan menyerang dan terbuka. Gaya kick and rush menyenangkan dipandang karena permainan berlangsung sangat cepat.

Seperti tentara Inggris di Basrah, gaya permainan ini lebih berbahaya, lebih berisiko. Permainan terbuka ini membuat lawan lebih gampang masuk melakukan serangan balik.

Gaya sepak bola lain dianut Jerman. Sepak bola Jerman dikelola dengan gaya militer: bermain pantang menyerah, disiplin, presisi, dan terorganisasi baik. Sejumlah ahli menyebut gaya sepak bola terpengaruh gaya militer. Sampai Perang Dunia II, sebuah remaja Jerman terkena wajib militer. Lebih dari seabad, kalangan militer dipandang sebagai kelas yang lebih terhormat dibanding pengusaha kaya.

Bagaimana dengan sepak bola Italia? Sumbangan "terbesar" Italia terhadap sepak bola dunia adalah pendekatan catenaccio, taktik gerendel. Taktik ini sering dikecam karena mematikan sepak bola, mematikan para pemain top, seperti Claudio Gentile mematikan Maradona pada Piala Dunia 1982. Tapi Italia tidak peduli. Kemenangan adalah segalanya.

Tidak hanya catenaccio, tapi pemain Italia juga sering melakukan diving, pura-pura jatuh agar mendapat hadiah penalti. Ingat saat Danielle de Rossi berpura-pura jatuh di kotak penalti Selandia Baru?

Taktik catenaccio, jangan heran, lahir di kampung halaman Niccolo Macchiavelli. Politikus abad ke-16 ini menyumbangkan taktik politik yang sering dikutip: lakukan segala cara agar bisa meraih kemenangan. Ini yang dilakukan sepak bola Italia.

Bagaimana dengan tim nasional Indonesia?

Kita pernah melihat, setidaknya mendengar, para pemain sepak bola Indonesia baku hantam di lapangan pertandingan. Para penonton sepak bola juga tidak begitu jauh berbeda. Fandi Ahmad, pelatih Pelita Jaya asal Singapura, bercerita kepada harian The Straits Time bahwa tidak jarang timnya mesti keluar dari stadion menggunakan panser karena dilempari batu.

Perkelahian dan lemparan batu ini menunjukkan kuatnya budaya kekerasan di Indonesia. Kalah dalam pemilihan bupati atau wali kota misalnya, kantor Komisi Pemilihan Umum diserang. Untuk memindahkan pedagang kaki lima, misalnya, dengan digusur dan tak ragu-ragu menggunakan kekerasan.

Pemain Indonesia juga tidak ragu untuk memprotes wasit. Sering sampai wasit didorong dan bahkan kadang dipukul. Hal ini menunjukkan satu hal: orang Indonesia tidak percaya kepada pihak berwenang. Mereka selalu curiga pihak berwenang curang dan seterusnya.

Mungkin, sepak bola Indonesia baru bersih dari kekerasan jika televisi juga tidak didominasi berita kekerasan massa. Entah kapan.

Nur Khoiri, Wartawan Tempo

Berita terkait

Mantan Gelandang Jerman Mesut Ozil Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

22 Maret 2023

Mantan Gelandang Jerman Mesut Ozil Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

Mesut Ozil pensiun dari timnas Jerman pada 2018 di tengah debat politik tentang imigran.

Baca Selengkapnya

Mantan Gelandang Real Madrid dan Juventus Sami Khedira Pensiun

20 Mei 2021

Mantan Gelandang Real Madrid dan Juventus Sami Khedira Pensiun

Sami Khedira mengundurkan diri sebagai pesepakbola profesional. Cedera membuat dia harus menyerah di usia 34 tahun.

Baca Selengkapnya

Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar: 6 Hal yang Penting Diketahui

17 Juli 2018

Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar: 6 Hal yang Penting Diketahui

Piala Dunia 2018 sudah berakhir dan yang selanjutnya akan digelar di Qatar pada 2022.

Baca Selengkapnya

Laporan Tempo dari Rusia: Angkutan Kota Andalan Meliput

7 Juli 2018

Laporan Tempo dari Rusia: Angkutan Kota Andalan Meliput

Selama meliput perhelatan Piala Dunia 2018, angkutan publik bisa jadi andalan.

Baca Selengkapnya

Piala Dunia 2018: Denmark Kalahkan Peru, Kasper Schmeichel Dipuji

17 Juni 2018

Piala Dunia 2018: Denmark Kalahkan Peru, Kasper Schmeichel Dipuji

Kasper Schmeichel mendapat pujian dari Denmark mengalahkan Peru dalam Piala Dunia 2018.

Baca Selengkapnya

3 Negara Ini Ajukan Jadi Tuan Rumah Bersama Piala Dunia 2026

11 April 2017

3 Negara Ini Ajukan Jadi Tuan Rumah Bersama Piala Dunia 2026

Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada mengajukan penawaran bersama untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026.

Baca Selengkapnya

Real Madrid Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

15 Desember 2016

Real Madrid Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

Real Madrid berhasil menundukan Club America pada semifinal Piala Dunia Antar Klub dengan skor 2-0. Karim Benzema dan Cristiano Ronaldo jadi pahlawan.

Baca Selengkapnya

River Plate Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

16 Desember 2015

River Plate Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

River Plate akan menantang pemenang laga antara Barcelona vs Guangzhou Evergrande di babak final. Laga itu akan berlangsung besok.

Baca Selengkapnya

Kolombia: Tanpa Suarez, Uruguay Tetap Berbahaya

14 Oktober 2015

Kolombia: Tanpa Suarez, Uruguay Tetap Berbahaya

Penyerang andalan Uruguay Luis Suarez masih menjalani larangan
pertandingan karena menggigit Giorgia Chiellini pada Piala
Dunia 2014.

Baca Selengkapnya

Messi Pinjamkan Nomor Punggungnya untuk Aguero

8 Oktober 2015

Messi Pinjamkan Nomor Punggungnya untuk Aguero

Aguero senang dengan tawaran Messi agar ia mengenakan kaus dengan nomor 10.

Baca Selengkapnya