Dunga telah resmi dicepat dari jabatannya, Minggu (4/7), dua hari setelah Brasil tersingkir dari perempat final Piala Dunia 2010 lantaran kalah 1-2 daeri Belanda, dan Juninho menilai Dunga telah melakukan sejumlah kesalahan besar dalam semua aspek kerjanya di Afrika Selatan.
"Saya sedih, tapi saya tak terkejut (dengan kegagalan Brasil)," kata Juninho seperti dikutip tabloid Prancis, Journal du Dimanche, Selasa (6/7). "Tim ini sudah cacat dan orang pertama yang bertanggung jawab adalah Dunga.
"Bagaimana bisa ia tak memboyong Ronaldinho? Bahkan dalam kondisi 70% pun ia masih lebih baik daripada kebanyakan pemain Brasil. Ia pasti bisa mengambil beban Kaka yang tak berada dalam performa terbaiknya. Marcelo juga seharusnya masuk dalam skuad, tapi Dunga memilih untuk berkutat dengan tim yang telah memenangi Piala Dunia 2009.
"Sangat disayangkan kami tak diberi kesempatan untuk memainkan sepakbola dengan cara kami. Tak ada desain dalam tim ini. Beberapa pemain berada di luar posisi. Di Piala Dunia, hal-hal seperti tak bisa dimaafkan,” tambah Juninho yang pensiun dari timnas Brasil seusai Piala Dunia 2006.
"Kami juga sudah tahu Felipe Melo bakal meledak. Itulah yang terjadi. Dunga telah melakukan banyak kesalahan. Kami harus mengubah segalanya untuk persiapan menghadapi Piala Dunia 2014. Mengganti pelatih, staf teknik, staf medis, petugas media. Kami tak boleh tetap seperti ini."
Setelah menghabiskan sebagian besar kariernya di klub Prancis, Lyon, Juninho mengaku dirinya sedih melihat kondisi tim Prancis di Afrika Selatan dan, ketika ditanya apakah Dunga bisa dibandingkan dengan Domenech, ia menjawab: "Ya. Sayangnya, mereka berdua mirip.
"Dunga menyukai konflik – ia sengaja memancingnya. Komunikasinya berantakan. Ia membawa energi negatif di sekitar Selecao. Ia seharusnya membiarkan orang lain berbicara, tapi tidak, ia bertindak sama seperti Domenech dan menempatkan dirinya pada posisi 'sendirian melawan seluruh dunia'.
"Saya pikir Domenech telah melakukan kesalahan yang sama dengan Dunga. Ia membentuk timnya dengan citranya sendiri, lebih berdasarkan kekuatan daripada teknik."
Juninho juga mengaku kecewa dengan kualitas permainan tim-tim di Afrika Selatan, tapi ia tak setuju jika bola jabulani dijadikan kambing hitam seperti yang selama ini terdengar.
"Saya telah membeli bola itu dan saya kemudian menjajalnya," katanya. "Bola ini membutuhkan sedikit latihan, tapi rasanya enak. Menyalahkan bola ini adalah alasan yang buruk."
SOCCERNET | A. RIJAL