Andres Iniesta, mendapat umpan pojok dari kiri pertahanan Jerman yang dilancarkan Xavi, kemudian diselesaikan Carles Puyol melalui tandukan keras yang berbuah gol kemenangan dramatis bagi Spanyol.
Itu memang para pemain Spanyol yang sedang berlaga dengan Jerman di Durban. Dari jersey yang dikenakan bisa jelas terlihat, Xavi menggunakan nomor punggung 8 dan Andres Iniesta (6), dan pemandangan sama bisa dilihat di tim yang mereka huni, F.C Barcelona. Namun ini hampir tidak menjadi masalah karena baik La Furia Roja (yang berarti merah amarah) dan La Blaugrana (biru dan merah, julukan lain Barcelona) menggunakan para pemain inti bertalenta yang sama untuk memenangkan sebuah kejuaraan.
Spanyol akan menggantungkan senam pemain dan pemain ketujuh yang akan bergabung dengan Barcelona bulan depan (David Villa), ketika berusa memenangkan gelar pertama Piala Dunia ketika berhadapan dengan Belanda di Johannnesburg pada Minggu (11/7).
Puyol, pahlawan yang mencetak gol kemenangan 1-0 dari Jerman, menjabat kapten di Barcelona. Xavi dan Iniesta bertindak sebagai dua gelandang kreatif yang memimpin orkestra serangan. Mereka bergabung dengan gelandang Sergio Busquets, bek Gerrard Pique dan Pedro sebagai ujung tombak.
Villa, ujung tombak La Furia Roja yang masih memimpin perolehan gol di Afrika Selatan, akan bergabung dengan Barcelona dengan transfer senilai US $ 50 juta (Rp 454 miliar) setelah sepakat mengikat setuju sebelum berlangsungnya Piala Dunia.
Permainan ketujuh bintang Barcelona itu tampak nyata di lapangan. Mereka sukses mencengkeram pertahanan Jerman khususnya pada babak kedua sebelum Puyol menjaringkan golnya ke gawang Manuel Neuer.
Melawan Jerman, sistem permainan yang dikembangkan Vicente del Bosque berjalan dengan lancar. Kerja sama apik Xavi, Iniesta dan Pedro di lini tengah praktis menguasai permainan. “Ketika kami mendapat bola kami merasa nyaman,” sebut Del Bosque mengomentari permainan pasukannya di Durban Stadium.
Akademi Barcelona
Sejak tim nasional Spanyol mengambil para pemain terbaiknya, starter-starter yang dipilih terdiri dari para pemain yang bergabung dalam tim-tim terbaik di liga. Semua kecuali tiga pemain Spanyol merumput di liga domestik. Jerman memang juga bermodalkan tujuh pemain Bayern Muenchen. Namun jejak para pemain Barcelona di tim nasional tidak begitu jarang yangkuat.
Di Piala Dunia 2006, juara bertahan Italia, mempunyai enam pemain AC Milan dan lima lainnya dari Juventus. Namun Azzurri justru bermain dengan gaya bermain seperti yang biasa dimainkan pada klubnya masing-masing dan semua pemainnya berusia lebih tua ketimbang yang kini menghuni tim nasional Spanyol.
Kesuksesan Barcelona adalah upah dari program pengembangan pemain junior secara meluas, yang menyuplai tim senior dan tim nasional, yang gaya bermainnya kerap mendominasi lawan dengan menguasai bola dan merangkai operan pendek secara kolektif. Hal itu membutuhkan ketepatan, kesabaran dan pengertian di antara para pemainnya.
Ini adalah gaya bermain yang membantu Barcelona memenangkan empat gelar Liga Spanyol dalam enam musim dan dua trofi Piala UEFA pada 2006 dan 2009. Gaya ini juga yang dipakai untuk membantu Spanyol memenangkan gelatr Euro 2008 dan meloloskan tim Matador ke babak final Piala Dunia kali ini.
Dilihat dari pengalaman, Xavi memegang caps paling banyak. Ditotal pemain kalem itu telah mengumpulkan lebih dari 90 penampilan buat Spanyol dan 352 kali tampil buat Barcelona sejak 1998. Puyol sendiri telah bermain di lebih dari 300 pertandingan buat Azulgrana sejak 1999 dan 90 kali tampil buat Spanyol.
Iniesta menjadi pemain reguler di tim senior Barcelona pada 2002. Ditotal ia telah bermain pada lebih dari 200 pertandingan buat klub Katalan itu. Pique (23 tahun), Busquets (21_ dan Pedro (22), telah bermain sebagai pilar penting baik di Spanyol maupun Barcelona. Semuanya mungkin akan menjadi pemain dengan cap juara dunia bulan depan ketika kembali bergabung dengan Barca untuk mengikuti sesi latihan pra musim.
“Mereka adalah pemain yang menguasai permainan. Anda bisa melihatnya ketika mereka melancarkan operan. Melihat bagaimana permainan Barcelona. Mereka sulit dikalahkan. Mereka sangat percaya diri dan sangat tenang ketika menguasai bola,” ujar pelatih Jerman, Joachim Loew mengomentari kemampuan di atas rata-rata para pemain Barcelona di Spanyol.
Kepercayaan diri dan ketenangan itu lahir dari keakraban yang terjalin antarsesama pemain. Setiap pemain terlihat mengetahui ke mana bola akan berada ketika rekannya bermain karena telah melihatnya ribuan kali dalam sesi latihan atau sepanjang tampil di 40 atau 50 pertandingan bersama klub dan lusinan pertandingan tim nasional per tahunnya.
“Ini adalah tanggung jawab kami sejak hari pertama kami menginjak Afrika Selatan. Sebagai tim, lebih atau kurang, kami berhasil melakukannya,” tegas Xavi.
“Kami merasa oke, tenang. Kami bermain seperti permainan kami tiga tahun ini, sangat sempurna” untuk Barcelona maupun Spanyol.
NYTIMES | AP | BAGUS WIJANARKO