Dua Tim yang Mengutamakan Harmonisasi

Reporter

Editor

Jumat, 9 Juli 2010 09:44 WIB

AP/Julie Jacobson, Matt Dunham
TEMPO Interaktif, Jakarta - Final Piala Dunia 2010, yang bakal berlangsung di Soccer City, Johannesburg, Minggu nanti, mempertemukan Belanda dan Spanyol. Ini merupakan partai final ideal seperti yang sudah saya sampaikan pada edisi terdahulu. Suka atau tidak suka, harus kita katakan bahwa Tim Oranye dan Matador adalah dua tim terbaik dunia, yang sama-sama belum pernah menjadi juara dunia.

Seluruh dunia akan menyaksikan pertarungan dua tim dengan karakter berbeda. Dua tim yang sebagian bermaterikan pemain muda bertalenta tinggi yang telah meyakini bahwa sepak bola modern adalah permainan yang mengutamakan kolektivitas dan harmonisasi.

Partai ini akan memiliki banyak makna. Untuk pertama kalinya kejuaraan ini digelar di Benua Afrika dan siapa pun yang menjadi juara akan menjadi momen sangat bersejarah bagi anggota tim maupun negara. Belanda atau Spanyol akan tercatat sebagai tim yang pernah meraih gelar juara dunia, dan ini merupakan bagian tak terpisahkan sepanjang sejarah sepak bola kedua negara.

Spanyol menatap kejuaraan ini dengan segudang optimisme yang tinggi. Hanya dengan predikat juara Eropa 2008--di final, Spanyol mengalahkan Jerman 1-0--anak-anak asuh Vicente del Bosque itu begitu percaya diri untuk tampil di final. Dan mereka sudah membuktikan setelah menyingkirkan Jerman di semifinal kemarin dinihari.

Spanyol membuka pertandingan penyisihan Grup H tidak dengan mulus. Mereka digebuk Swiss 0-1. Kekalahan ini, tentu saja, sempat menggoyahkan kepercayaan diri punggawa tim yang mayoritas berusia muda. Perlahan tapi pasti, Matador cepat beradaptasi untuk tampil dinamis, penuh determinasi tinggi, percaya diri, dan dengan manuver-manuver cepat yang menusuk.

Kondisi ini dibangun barisan penggempur, yang terdiri atas David Villa, Fernando Torres, Andres Iniesta, Xabi Alonso, dan Xavi Hernandez, yang membuat lawan-lawan mereka terjungkal. Di babak 16 besar, Spanyol memulangkan salah satu kandidat juara Portugal, di perempat final menyingkirkan Paraguay, dan di semifinal giliran Tim Panzer yang mereka singkirkan, meski dari tiga partai ini Spanyol masing-masing menang tipis 1-0.

Performa Matador makin mantap saat mendekati partai puncak dan seolah masih memiliki senjata pamungkas yang akan ditampilkan pada partai puncak melawan Oranye. Semua anggota tim sudah pasti siap menorehkan sejarah bagi sepak bola Spanyol.

Belanda, di bawah komando Bert van Marwijk, telah melakukan persiapan khusus selama dua tahun. Dia tidak lagi memainkan total football, yang menjadi trademark Oranye sejak 1974. Marwijk juga telah mengubah cara main tim menjadi condong ke machine football. Pola ini akan merubah wajah Belanda secara signifikan.

Kita tentu saja telah melihat tim ini bermain begitu indah saat menjadi salah satu favorit juara Eropa 2008 di bawah komando Marco van Basten. Saat itu Oranye bermain menyerang, atraktif, melakukan perpindahan posisi antarpemain yang cepat, dan sedikit terbuka. Sehingga mengundang decak kagum penonton.

Hal yang sama dilakukan pendahulunya saat untuk pertama kalinya Oranye tampil di final Piala Dunia 1974 di bawah arahan Rinus Michels. Kemudian terlihat pula di Piala Dunia 1978 di bawah Ernst Hapel dan 1998 di bawah komando Guus Hiddink. Namun semua itu tidak mampu menjawab keinginan masyarakat Belanda, yang sangat rindu merasakan sebagai juara dunia karena Oranye hanya mampu memberi warna dan kesan mendalam pada setiap kejuaraan yang diikuti.

Jika diperhatikan, Oranye bermain lebih lambat, kaku, kurang atraktif, dan tidak menghibur. Tapi, di sisi lain, tim ini mampu menjelma menjadi mesin penggilas setiap lawan yang dihadapi. Sejak perebutan tiket putaran final ke Afrika Selatan, uji coba, dan sepanjang Piala Dunia kali ini, Tim Oranye tak pernah kalah, meski kemenangan yang mereka raih tidak dalam jumlah gol yang besar. Brasil adalah salah satu korban Belanda.

Salah satu hal krusial yang menjadi perhatian Van Marwijk adalah bagaimana ia mengutamakan harmonisasi tim. Jika terjadi permasalahan di antara pemain atau anggota tim, Marwijk turun langsung untuk menyelesaikannya. Dia juga memastikan bahwa kolektivitas tim adalah yang paling utama dalam membangun kekuatan. Sampai saat ini, apa yang diinginkan telah membuahkan hasil positif.

FERRIL RAYMOND HATTU (PEMAIN NASIONAL 1985-1992)

Berita terkait

Mantan Gelandang Jerman Mesut Ozil Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

22 Maret 2023

Mantan Gelandang Jerman Mesut Ozil Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

Mesut Ozil pensiun dari timnas Jerman pada 2018 di tengah debat politik tentang imigran.

Baca Selengkapnya

Mantan Gelandang Real Madrid dan Juventus Sami Khedira Pensiun

20 Mei 2021

Mantan Gelandang Real Madrid dan Juventus Sami Khedira Pensiun

Sami Khedira mengundurkan diri sebagai pesepakbola profesional. Cedera membuat dia harus menyerah di usia 34 tahun.

Baca Selengkapnya

Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar: 6 Hal yang Penting Diketahui

17 Juli 2018

Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar: 6 Hal yang Penting Diketahui

Piala Dunia 2018 sudah berakhir dan yang selanjutnya akan digelar di Qatar pada 2022.

Baca Selengkapnya

Laporan Tempo dari Rusia: Angkutan Kota Andalan Meliput

7 Juli 2018

Laporan Tempo dari Rusia: Angkutan Kota Andalan Meliput

Selama meliput perhelatan Piala Dunia 2018, angkutan publik bisa jadi andalan.

Baca Selengkapnya

Piala Dunia 2018: Denmark Kalahkan Peru, Kasper Schmeichel Dipuji

17 Juni 2018

Piala Dunia 2018: Denmark Kalahkan Peru, Kasper Schmeichel Dipuji

Kasper Schmeichel mendapat pujian dari Denmark mengalahkan Peru dalam Piala Dunia 2018.

Baca Selengkapnya

3 Negara Ini Ajukan Jadi Tuan Rumah Bersama Piala Dunia 2026

11 April 2017

3 Negara Ini Ajukan Jadi Tuan Rumah Bersama Piala Dunia 2026

Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada mengajukan penawaran bersama untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026.

Baca Selengkapnya

Real Madrid Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

15 Desember 2016

Real Madrid Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

Real Madrid berhasil menundukan Club America pada semifinal Piala Dunia Antar Klub dengan skor 2-0. Karim Benzema dan Cristiano Ronaldo jadi pahlawan.

Baca Selengkapnya

River Plate Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

16 Desember 2015

River Plate Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

River Plate akan menantang pemenang laga antara Barcelona vs Guangzhou Evergrande di babak final. Laga itu akan berlangsung besok.

Baca Selengkapnya

Kolombia: Tanpa Suarez, Uruguay Tetap Berbahaya

14 Oktober 2015

Kolombia: Tanpa Suarez, Uruguay Tetap Berbahaya

Penyerang andalan Uruguay Luis Suarez masih menjalani larangan
pertandingan karena menggigit Giorgia Chiellini pada Piala
Dunia 2014.

Baca Selengkapnya

Messi Pinjamkan Nomor Punggungnya untuk Aguero

8 Oktober 2015

Messi Pinjamkan Nomor Punggungnya untuk Aguero

Aguero senang dengan tawaran Messi agar ia mengenakan kaus dengan nomor 10.

Baca Selengkapnya