Biarkan Bola Kita Kiamat  

Reporter

Editor

Selasa, 13 Juli 2010 07:31 WIB

Pemain Spanyol Andres Iniesta merayakan golnya ke gawang Belanda, dalam final Piala Dunia 2010 di stadion Soccer City, Johannesburg, Afrika Selatan (12/7). AP/Martin Meissner

TEMPO Interaktif, Gol Andres Iniesta disambut gemuruh. Gol yang membuat Spanyol mencetak sejarah baru dalam Piala Dunia. Pertama kali tampil di final dan langsung jadi juara. "Luar biasa, Spanyol!" teriak saya keras-keras.

Pasti tak ada yang mendengarkan teriakan saya. Saya tidak berada di Stadion Soccer City, Johannesburg, Afrika Selatan. Saya juga tak berada di Cikeas--kediaman Presiden, salah satu dari ribuan tempat nonton bareng.

Seandainya saya di Stadion Soccer City, saya akan menemui pengurus PSSI yang ada di antara ribuan penonton. Pertama tentu saya mengucapkan selamat karena mereka menjadi saksi kemenangan tim favorit saya. Yang kedua, saya ingin membisiki mereka, sepulang dari Afrika--kalau perlu, ketika pesawat masih di atas Samudra Hindia--agar menyatakan dengan tulus sejak saat itu mengundurkan diri sebagai pengurus PSSI.

Seandainya saya di Cikeas, saya akan menemui Presiden untuk membisikkan sesuatu: bubarkan PSSI sekarang juga dan larang pertandingan Liga Indonesia untuk waktu tertentu, minimal empat tahun.

Bisikan yang serius untuk kemajuan sepak bola Indonesia di masa depan. Kejayaan sepak bola Indonesia harus dibangun dengan cara yang keras, yakni melarang pertandingan sepak bola itu sendiri. Kita harus membuat terobosan baru dengan cara mengkiamatkan sepak bola, baik pertandingannya maupun kepengurusannya.

Advertising
Advertising

Larangan ini berlaku ke bawah, yakni kompetisi antarklub atau perserikatan. Ini kompetisi yang sudah tak sehat, wasit bisa disogok untuk mengatur skor, misalnya. Ibarat komputer, virusnya sudah kelewat banyak. Untuk memperbaikinya, tak bisa dihapus satu per satu, harus diinstal ulang. Tetapi sekolah sepak bola tetap bergiat. Bahkan melakukan pembinaan secara serius. Usia anak-anak itu paling 12 tahun atau lewat sedikit. Jika perlu, sekolah sepak bola ini dibangun di setiap kota dan kompetisi antarmereka diharuskan. Jadi yang ada nanti hanya kompetisi U-12 dan U-18, maaf, tanpa perlu melibatkan PSSI.

Bagi pemerintah, masa jeda ini dipakai untuk membangun stadion dan lapangan bola yang memadai. Kementerian Pemuda dan Olahraga memanfaatkan waktu untuk memasukkan sepak bola dalam kurikulum pendidikan. Pekan Olahraga Pelajar Seluruh Indonesia (POPSI) perlu dihidupkan dengan sepak bola sebagai olahraga wajib--sebagaimana di masa lalu.
Masa "kiamat" ini bisa membuat generasi "bonek" terputus. Kevakuman yang panjang mudah-mudahan membuat mereka mencari pekerjaan lain, tidak merecoki urusan sepak bola.

Empat tahun absen--atau delapan tahun jika perlu--akan membuat orang-orang "gila bola" tergugah bangkit karena sihir Piala Dunia akan mengusiknya. Inilah awal kebangkitan itu, dari "titik nol". Selama masa jeda, tentu orang sepak bola berpikir, betapa olahraga ini bisa dibisniskan secara penuh. Tidak seperti selama ini, klub dan perserikatan mengandalkan dana APBD--uang rakyat--sehingga pertanggungjawaban moralnya nol. Penonton yang membayar karcis akan jadi tulang punggung bisnis sepak bola. Afrika Selatan menghabiskan Rp 10 triliun untuk membangun empat stadion baru dan renovasi enam stadion lama, tapi sudah mendapatkan Rp 40 triliun sampai babak semifinal Piala Dunia. Di sini stadion malah dirusak "bonek".

Jika kita "membunuh" sepak bola Indonesia untuk waktu tertentu, pada saatnya akan mendapatkan orang yang bisa mengurus PSSI tanpa memanfaatkan organisasi itu untuk kepentingan pribadi. Akan muncul klub yang dikelola oleh mereka yang tahu sepak bola dan tahu bagaimana mencari uang dari sepak bola. Materi pemainnya adalah anak-anak yang kini ada di sekolah bola--karena itu, sekolah ini tak ikut "kiamat".

Jadi, mati suri mulai saat ini, muncul kembali pada 2018 dengan wajah baru yang segar. Empat tahun kemudian, 2022, Merah Putih berkibar di Piala Dunia. Harus ada target, tapi harus berani melakukan "amputasi". Perbaikan tambal sulam seperti saat ini tak akan membawa hasil. Ibarat main sepak bola, hanya berputar-putar di lapangan tengah, tak pernah ada gol.

Putu Setia

Berita terkait

Mantan Gelandang Jerman Mesut Ozil Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

22 Maret 2023

Mantan Gelandang Jerman Mesut Ozil Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

Mesut Ozil pensiun dari timnas Jerman pada 2018 di tengah debat politik tentang imigran.

Baca Selengkapnya

Mantan Gelandang Real Madrid dan Juventus Sami Khedira Pensiun

20 Mei 2021

Mantan Gelandang Real Madrid dan Juventus Sami Khedira Pensiun

Sami Khedira mengundurkan diri sebagai pesepakbola profesional. Cedera membuat dia harus menyerah di usia 34 tahun.

Baca Selengkapnya

Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar: 6 Hal yang Penting Diketahui

17 Juli 2018

Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar: 6 Hal yang Penting Diketahui

Piala Dunia 2018 sudah berakhir dan yang selanjutnya akan digelar di Qatar pada 2022.

Baca Selengkapnya

Laporan Tempo dari Rusia: Angkutan Kota Andalan Meliput

7 Juli 2018

Laporan Tempo dari Rusia: Angkutan Kota Andalan Meliput

Selama meliput perhelatan Piala Dunia 2018, angkutan publik bisa jadi andalan.

Baca Selengkapnya

Piala Dunia 2018: Denmark Kalahkan Peru, Kasper Schmeichel Dipuji

17 Juni 2018

Piala Dunia 2018: Denmark Kalahkan Peru, Kasper Schmeichel Dipuji

Kasper Schmeichel mendapat pujian dari Denmark mengalahkan Peru dalam Piala Dunia 2018.

Baca Selengkapnya

3 Negara Ini Ajukan Jadi Tuan Rumah Bersama Piala Dunia 2026

11 April 2017

3 Negara Ini Ajukan Jadi Tuan Rumah Bersama Piala Dunia 2026

Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada mengajukan penawaran bersama untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026.

Baca Selengkapnya

Real Madrid Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

15 Desember 2016

Real Madrid Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

Real Madrid berhasil menundukan Club America pada semifinal Piala Dunia Antar Klub dengan skor 2-0. Karim Benzema dan Cristiano Ronaldo jadi pahlawan.

Baca Selengkapnya

River Plate Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

16 Desember 2015

River Plate Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

River Plate akan menantang pemenang laga antara Barcelona vs Guangzhou Evergrande di babak final. Laga itu akan berlangsung besok.

Baca Selengkapnya

Kolombia: Tanpa Suarez, Uruguay Tetap Berbahaya

14 Oktober 2015

Kolombia: Tanpa Suarez, Uruguay Tetap Berbahaya

Penyerang andalan Uruguay Luis Suarez masih menjalani larangan
pertandingan karena menggigit Giorgia Chiellini pada Piala
Dunia 2014.

Baca Selengkapnya

Messi Pinjamkan Nomor Punggungnya untuk Aguero

8 Oktober 2015

Messi Pinjamkan Nomor Punggungnya untuk Aguero

Aguero senang dengan tawaran Messi agar ia mengenakan kaus dengan nomor 10.

Baca Selengkapnya