Totalitas seniman Tisna Sanjaya yang memerankan tokoh imajiner masyarakat Sunda, Si Kabayan pada pementasan Kabayan Jadi Presiden di Sabuga, Bandung, Jawa Barat. Kamis (7/2) malam. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
TEMPO.CO, Bandung - Seniman Tisna Sanjaya tiap malam selalu begadang. Bersama anak dan istrinya, ia tak ketinggalan menyaksikan tiap pertandingan Piala Dunia di rumah. "Tim saya dari dulu Jerman, semoga jadi juara," katanya kepada Tempo, Sabtu, 14 Juni 2014.
Tim nasional Jerman ia jagokan karena dinilai punya keunggulan strategi dan stamina. Selain itu, perupa yang juga dosen seni rupa di Institut Teknologi Bandung tersebut menyukai tim Brasil. "Suka karena kultural. Makanya, saya namakan anak Zico," ujarnya.
Agar lebih seru, acara menonton Piala Dunia itu disertai diskusi dan taruhan kecil-kecilan. Pihak yang kalah, tutur Tisna, harus bersedia mentraktir tiket menonton film di bioskop.
Menurut ia, kiat untuk bisa kuat begadang lama ada dua: tidur sebentar sekitar sepuluh menit di kursi dan sedia buah-buahan sebagai kudapan. "Supaya nontonnya segar. Kalau masih ngantuk, tinggal cuci muka dengan air," kata Trisna.
Bagi Tisna, menonton sepak bola itu semacam ritual hidup. Bola telah menjadi bagian dari hidup dan keseniannya. Kanvas besar, cat lukis, dan bola plastik sempat dipakainya untuk pertunjukan seni jeprut bersama calon presiden Joko Widodo saat datang ke acara di Gedung Merdeka, Bandung, Selasa lalu.