TEMPO.CO, Jakarta - Dua mantan pemain tim nasional Inggris, Paul Scholes dan Rio Ferdinand, tak terlalu menyesali kekalahan 1-2 dari Italia di Arena Amazonia, Minggu, 15 Juni 2014. Keduanya justru menilai ada beberapa hal positif yang bisa diambil Inggris dari pertandingan tersebut, terutama performa gemilang Raheem Sterling.
Scholes dan Ferdinand menyayangkan hasil akhir Inggris dalam pertandingan perdana Grup D itu. Namun, keduanya menilai Inggris bermain apik. Dari 14 pemain (termasuk tiga pemain pengganti) yang turun ke lapangan, Scholes dan Ferdinand kagum akan performa Sterling.
“Sterling melakukan tugasnya dengan sangat bagus bagi Inggris. Dia mampu melewati lawan dengan mengesankan,” kata Scholes. “Namun, umpan-umpan terakhir Sterling belum memenuhi standar. Mungkin ini masalah pengalaman atau kelelahan. Dia akan menjadi lebih baik lagi.”
Ferdinand juga melontarkan sanjungan setinggi langit kepada pemain berdarah Jamaika itu. Meski masih muda dan minim pengalaman di level internasional, bekas kapten Inggris itu menilai Sterling bermain tak kenal takut.
“Sterling, yang masih 19 tahun dan baru lima kali berseragam timnas senior Inggris, menjadi angin segar. Dia menyerang tanpa rasa takut, melewati lawan, dan pergi mencari gol,” ujar Ferdinand. “Bermain seperti Sterling sangat menikmati permainan dan mencoba untuk menang.”
Manajer Inggris Roy Hodgson memasang Sterling sebagai gelandang serang tengah sejak awal pertandingan. Bermain selama 90 menit, mantan pemain Queens Park Rangers itu melepaskan empat tendangan, satu key pass, empat dribble sukses, tujuh umpan silang, dan 29 umpan sukses.
“Umpan Sterling ke Wayne Rooney, yang kemudian berbuah menjadi gol Daniel Sturridge, adalah hal yang sangat bagus,” ujar Ferdinand. “Tembakan pertamanya (pada menit ketiga) ke sisi kiri gawang merupakan sebuah upaya yang membuat Anda beranjak dari tempat duduk.”
