Daniel Gonzalez (35), bergaya seperti legenda sepak bola Argentina Diego Armando Maradona, menari di depan Stadion Maracana, Rio de Janeiro, Brasil (12/6). AP/Leo Correa
TEMPO.CO, Rio de Janeiro - Ribuan orang datang memadati Stadion Maracana di Rio de Janeiro, Brasil, untuk menyaksikan pertandingan antara Argentina melawan Bosnia, Senin, 16 JUni 2014. Para penonton berbondong-bondong menaiki tangga kayu yang menghubungkan antara jalanan ke stadion. (Baca: Argentina Akhirnya Menang 2-1 atas Bosnia)
Namun, para penonton sepertinya tidak menyadari bahwa tangga tersebut tidak stabil, bergoyang ke depan dan belakang, saat mereka naiki. Kejadian itu direkam oleh seorang penonton bernama Paula Kossatz. Dalam video itu memang terlihat sangat jelas bahwa tangga tidak stabil dan guncangannya cukup besar.
"Ketika orang-orang berjalan di atasnya, tangga kayu itu bergerak. Berbahaya sekali. Bisa saja terjadi kecelakaan saat itu," kata Jorge Martinez, seorang insinyur sekaligus penonton yang datang saat itu, seperti dilaporkan Mashable, Rabu, 18 Juni 2014.
Wartawan BBC pun melakukan reportase terkait kejadian tersebut. Benar saja, ternyata antara tangga dengan tiang hanya dihubungkan dengan kawat dan paku seadanya. Karpet tangga kayu juga mulai terkelupas. Bahkan, pijakan tangga juga bergoyang begitu diinjak.
Laporan ini sudah diterima oleh Komite Piala Dunia. Mereka menjelaskan sudah ada pekerja yang memperbaiki tangga itu agar guncangannya berkurang.
Namun, seorang ahli teknik Brasil mengatakan pemerintah harusnya mempertimbangan konstruksi pembangunan sebelum masalah ini terjadi. Perusahaan dan pemerintah harus memperhatikan apa yang akan terjadi jika menggunakan bahan yang tidak kuat untuk pembangunan.
"Struktur tangga ini tidak kokoh. Jika hanya satu atau tujuh orang dewasa melewatinya mungkin tidak apa-apa. Namun, lain ceritanya jika ada ribuan orang yang menaikinya," kata insinyur itu.
Polisi Brasil Mogok, Kota Ini Dijarah dan Dikuasai Gengster
7 Februari 2017
Polisi Brasil Mogok, Kota Ini Dijarah dan Dikuasai Gengster
Kekacauan hebat terjadi di Espirito Santo, Brasil, dipicu oleh polisi mogok memprotes tidak naiknya gaji mereka. Toko-toko dijarah dan dikuasai gangster.