Trompet Kepedihan

Reporter

Editor

Nur Haryanto

Kamis, 19 Juni 2014 11:49 WIB

Seorang penjual jersey peserta Piala Dunia 2014 memakai wig sambil meniupkan terompet saat berada di pasar tradisional di Managua, Nicaragua (11/6). REUTERS/Oswaldo Rivas

TEMPO.CO, Jakarta - Berada di Rio de Janeiro ataupun di kota-kota lain di Brasil saat tim Samba akan bertanding, selain melihat banyak orang ramai-ramai memakai baju kuning-hijau, berarti saatnya mendengarkan suara trompet, kadang petasan, yang berbunyi nyaring.

Semula bunyi-bunyi itu terdengar menyenangkan, tapi lama-lama terasa seperti menghadirkan sebuah kepedihan. Saya berada di tengah-tengah kegembiraan orang banyak tanpa bisa menikmati keriangan itu.

Bunyi-bunyi ini pula yang terdengar saat saya datang ke Korea Selatan untuk meliput Piala Dunia 2002. Di sana, tak hanya bunyi trompet yang memekakkan telinga, tapi juga teriakan yang menyemangati timnas tuan rumah yang terdengar di mana-mana. “Pilsung Korea” dan “tae han min guk” hampir tiap hari masuk ke telinga.

Televisi di sana memutar berulang-ulang pertandingan yang dilakoni Korea Selatan yang selalu menang. Mereka hanya kalah dalam babak semifinal ketika bertanding melawan Jerman, yang waktu itu masih diperkuat oleh Michael Ballack.

Pasukan Korea—begitu mereka menyebutnya tanpa kata “selatan”—memang luar biasa. Ditangani Guus Hiddink, para pemain bintangnya, seperti Ahn Jung-hwan dan Hong Myung-bo—yang kini menjadi manajer timnas Korea di Brasil—nyelonong hingga ke babak semifinal. Satu-satunya prestasi tertinggi dan tampaknya akan sulit disaingi oleh negara Asia lain.

Dulu di Seoul, Suwon, dan kota-kota lain di Negeri Ginseng. Sekarang di Rio de Janeiro dan sebelas tempat lain di Brasil. Suara trompet terus berbunyi saat tim tuan rumah tampil di lapangan. Bukannya ikut gembira, saya malah tambah mellow.

Saya membayangkan seandainya trompet-trompet itu nyaring terdengar di Jakarta, Surabaya, Medan, dan kota-kota lain di Indonesia, ketika tim Garuda tampil bermain di lapangan hijau. Tentu trompet itu bisa nyaring terdengar tanpa perlu Indonesia menjadi tuan rumah seperti Korea dan Brasil saat ini.

Sebab, menurut orang-orang di sini, keriangan para penduduk negeri ini selalu terjadi setiap empat tahun sekali, ketika jagoan mereka bermain dalam Piala Dunia.

Saat itu mereka menghias rumah dengan bendera dan pernak-pernik kebrasilan. Mirip dengan acara tujuh belasan di Indonesia. Mereka juga berkumpul bersama untuk menikmati setiap pertandingan yang diikuti tim nasionalnya.

Rakyat Brasil hanya perlu sekali dalam empat tahun untuk bersukacita. Saat yang tepat bagi mereka untuk meledakkan petasan, beramai-ramai memakai baju hijau-kuning, dan meniup trompet.

Sejak negeri ini merdeka, Piala Dunia sudah digelar 17 kali. Meniup trompet senyaring itu di Jakarta dan di kota lain berkali-kali pula hanya ada dalam bayangan. Tak ada yang tahu kapan itu terjadi.

Mengingat itu, bunyi trompet yang kini riang ditiup di Brasil pun terdengar pilu.

IRFAN BUDIMAN (RIO DE JANEIRO)













.

Advertising
Advertising

Berita terkait

Mantan Gelandang Jerman Mesut Ozil Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

22 Maret 2023

Mantan Gelandang Jerman Mesut Ozil Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

Mesut Ozil pensiun dari timnas Jerman pada 2018 di tengah debat politik tentang imigran.

Baca Selengkapnya

Mantan Gelandang Real Madrid dan Juventus Sami Khedira Pensiun

20 Mei 2021

Mantan Gelandang Real Madrid dan Juventus Sami Khedira Pensiun

Sami Khedira mengundurkan diri sebagai pesepakbola profesional. Cedera membuat dia harus menyerah di usia 34 tahun.

Baca Selengkapnya

Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar: 6 Hal yang Penting Diketahui

17 Juli 2018

Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar: 6 Hal yang Penting Diketahui

Piala Dunia 2018 sudah berakhir dan yang selanjutnya akan digelar di Qatar pada 2022.

Baca Selengkapnya

Laporan Tempo dari Rusia: Angkutan Kota Andalan Meliput

7 Juli 2018

Laporan Tempo dari Rusia: Angkutan Kota Andalan Meliput

Selama meliput perhelatan Piala Dunia 2018, angkutan publik bisa jadi andalan.

Baca Selengkapnya

Piala Dunia 2018: Denmark Kalahkan Peru, Kasper Schmeichel Dipuji

17 Juni 2018

Piala Dunia 2018: Denmark Kalahkan Peru, Kasper Schmeichel Dipuji

Kasper Schmeichel mendapat pujian dari Denmark mengalahkan Peru dalam Piala Dunia 2018.

Baca Selengkapnya

3 Negara Ini Ajukan Jadi Tuan Rumah Bersama Piala Dunia 2026

11 April 2017

3 Negara Ini Ajukan Jadi Tuan Rumah Bersama Piala Dunia 2026

Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada mengajukan penawaran bersama untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026.

Baca Selengkapnya

Real Madrid Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

15 Desember 2016

Real Madrid Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

Real Madrid berhasil menundukan Club America pada semifinal Piala Dunia Antar Klub dengan skor 2-0. Karim Benzema dan Cristiano Ronaldo jadi pahlawan.

Baca Selengkapnya

River Plate Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

16 Desember 2015

River Plate Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

River Plate akan menantang pemenang laga antara Barcelona vs Guangzhou Evergrande di babak final. Laga itu akan berlangsung besok.

Baca Selengkapnya

Kolombia: Tanpa Suarez, Uruguay Tetap Berbahaya

14 Oktober 2015

Kolombia: Tanpa Suarez, Uruguay Tetap Berbahaya

Penyerang andalan Uruguay Luis Suarez masih menjalani larangan
pertandingan karena menggigit Giorgia Chiellini pada Piala
Dunia 2014.

Baca Selengkapnya

Messi Pinjamkan Nomor Punggungnya untuk Aguero

8 Oktober 2015

Messi Pinjamkan Nomor Punggungnya untuk Aguero

Aguero senang dengan tawaran Messi agar ia mengenakan kaus dengan nomor 10.

Baca Selengkapnya