Pemain legendaris Brasil, Pele diangkat rekan-rekannya, setelah Brasil menjuarai Piala Dunia 1970 di Meksiko, pada 21 Juni 1970. Brasil mengalahkan Italia 4-1. AP
TEMPO.CO, Jakarta - Cerita menyenangkan itu semula hanya disimpan di balik baju polo belangnya. Namun rupanya, Jair Marinho tak betah untuk tidak memamerkannya. Di balik kaus polonya itu tampak gambar dirinya ketika berusia 28 tahun—yang tercetak di atas kaus dalamnya.
Gambar itu sangat istimewa. Jair berpose bersama Djalma Santos, Nilton Santos, Altair, dan Si Mutiara Hitam, Pele, ketika mereka sama-sama membela Selecao pada Piala Dunia 1962 di Cile. Lebih istimewa lagi, seperti yang terjadi pada 1958, mereka pun kembali menjadi juara dunia.
Jair, yang bermain sebagai bek kanan, pun kebagian mengangkat piala yang masih bernama Jules Rimet itu. “Siapa yang tak bangga mengangkat piala juara dunia. Selama ini Brasil juara lima kali. Dari hampir ratusan juta penduduk Brasil hingga saat ini hanya ada puluhan orang saja yang bisa melakukannya,” ujarnya dengan bangga. Akibat prestasi itu, pemerintah Brasil memberikan hadiah bagi setiap pemain berupa mobil.
Namun, menurut bekas pemain Corinthians dan Fluminense ini, pendapatan para pemain ketika itu jauh berbeda dengan yang diterima pemain Selecao saat ini. Menurut Jair, mereka, para pemain, tidak terlalu banyak menerima uang saku. “Kalau tidak salah sekitar US$ 7,” tuturnya.
Tidak banyak memang. Namun Jair, yang sebenarnya tidak diturunkan sama sekali dalam satu pertandingan pun, dan para pemain lainnya mengaku sangat senang dan bangga bisa membela negaranya. “Terpilih masuk Selecao saja menyenangkan. Lebih-lebih menjadi juara.”