Tiga Wajah Piala Dunia  

Reporter

Editor

Nur Haryanto

Rabu, 25 Juni 2014 11:53 WIB

Seorang seniman membuat mural timnas Brasil beserta dengan pelatihnya Luiz Felipe Scolari di Rio de Janeiro, Brasil (8/6). REUTERS/Pilar Olivares

TEMPO.CO, Jakarta - Di dalam ransel hitam yang selalu dibawanya, senjata itu tersimpan. Ada lebih dari delapan kaleng cat semprot berbagai warna, buku sketsa, dan pensil. Alat-alat tersebut sudah menjadi senjata Tiago Tosh, 32 tahun, seniman jalanan di Rio Janeiro.

Seniman jalanan merupakan istilah di Rio de Janeiro dan kota lainnya di Brasil yang disematkan kepada mereka yang kerap membuat grafiti atau gambar-gambar di tembok di sudut-sudut kota. Berbeda dengan para pengunjuk rasa yang masih tetap beraksi saat Piala Dunia berlangsung, Tiago memilih menumpahkan kegusaran hatinya di dinding-dinding di kawasan Alemao, sebuah favela di Rio de Janeiro.

Satu yang dia perlihatkan adalah grafiti yang menggambarkan empat granat yang jatuh dari langit. Sedangkan di bagian bawahnya ada kepalan tangan para pengunjuk rasa. “Pemerintah di sini selalu menjawab kritik dengan cara mereka sendiri,” katanya di sebuah siang di Alemao. “Menumpas pendapat.”

Sebenarnya, menurut pengakuannya, dia sendiri bukan termasuk penentang penyelenggaraan Piala Dunia di Brasil. “Justru saya senang Piala Dunia dilangsungkan di sini,” ujarnya. “Sejak kecil saya sangat menyukai sepak bola. Bahkan, saya sempat masuk beberapa sekolah sepak bola demi mewujudkan keinginan saya menjadi pemain bola terkenal.”

Menurut dia, perlawanan yang dia lakukan lebih ditujukan kepada pemerintahan Brasil saat ini, yang penuh kebohongan dan sarat korupsi. “Sebenarnya itu yang saya sampaikan.”

Tiago bersama komunitasnya bukan satu-satunya yang melawan melalui coretan di dinding yang bersuara keras terhadap penyelenggaraan Piala Dunia dan pemerintah Brasil. Di sepanjang jalan-jalan di Rio de Janeiro—terlihat berbagai gambar atau grafiti yang dibuat oleh kalangan seniman jalanan. Yang banyak terlihat dari grafiti itu adalah tulisan “Copa Para Quem?”—Piala Dunia Ini untuk Siapa?

Hal tersebut senada dengan isu yang diusung oleh para pengunjuk rasa yang kesal terhadap sikap pemerintah yang lebih mengutamakan pembangunan stadion di berbagai kota penyelenggara Piala Dunia. Padahal, menurut mereka, membangun rumah sakit dan sekolah jauh lebih penting untuk rakyat di negeri tersebut.

Termasuk deretan yang sepaham dengan Tiago adalah Paulo Ito, seniman yang berdomisili di Sao Paulo. Dia sempat membuat heboh di Sao Paulo dengan sebuah karya yang memperlihatkan seorang anak kecil yang menangis kelaparan. Namun yang tersaji di piring anak kecil itu malah sebuah bola. Itu merupakan sebuah kritik yang teramat pedas terhadap pemerintah yang dinilainya abai dalam soal pemenuhan kebutuhan untuk rakyat miskin.

Namun kelompok Tiago dan Paulo Ito tidaklah sendirian. Dalam kelompok seniman jalanan lainnya, ada yang memiliki sikap yang berbeda. Mereka tidak membuang jauh-jauh soal politik. Justru mereka memberikan dukungan kepada tim nasional Brasil alias Selecao.

Kelompok tersebut seolah menjadi representasi aspirasi kebanyakan warga Brasil yang tidak suka dengan gerakan para pengunjuk rasa. Bagi mereka, Piala Dunia jangan dicampuradukkan dengan politik.

Alhasil, di sudut lain Rio de Janeiro, yakni di Santa Teresa, Jambeiro, salah satu seniman jalanan, membuat sebuah gambar formasi lengkap tim Brasil dengan Hulk sebagai maskotnya. Jambeiro mengedepankan sebuah semangat bertanding dari Selecao sebagai salah satu kebanggaan negeri itu.

Gambar serupa juga banyak terlihat di beberapa tempat di Rio. Salah satu yang menarik adalah gambar Neymar sedang meniup hantu Maracanazo atau Trauma yang terjadi saat Piala Dunia 1950. Ketika itu, Brasil kalah melawan Uruguay, sehingga mereka gagal menjadi juara dunia untuk pertama kalinya.

Berbeda lagi dengan yang terlihat di sebuah hotel di Leblon, yang merupakan serangkaian pantai yang berdekatan dengan Copacabana dan Ipanema. Seorang seniman jalanan lain, Toz, membuat sebuah gambar besar dalam lembaran kain berukuran besar. Isinya justru mendukung pemerintah dalam penyelenggaraan Piala Dunia.

Gambar ini sudah berada di sana sebelum turnamen berlangsung dan baru akan diturunkan segera setelah pertandingan final di Maracana menghasilkan juara.

Tiago memahami sepenuhnya perbedaan yang ada di kepala teman-temannya sesama seniman jalanan. Menurut dia, hal itu bergantung pada sikap dari para seniman jalanan tersebut. “Kalau saya jelas, saya hanya ingin menentang sistem yang terjadi di negeri,” ujarnya.

Karena itu, dia pun kerap mendapatkan balasannya. Berkali-kali dia berurusan dengan polisi.



IRFAN BUDIMAN (RIO DE JANEIRO)




Baca juga:
Ghana Dicurigai Terlibat Skandal Pengaturan Skor
Tuah Rambut Kriwil David Luiz
Villa Tutup Karier di Timnas Spanyol dengan Gol
Ronaldo Akui Portugal Tim yang Biasa-biasa Saja
Belanda Bertengger di Posisi Puncak Grup B

Berita terkait

Mantan Gelandang Jerman Mesut Ozil Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

22 Maret 2023

Mantan Gelandang Jerman Mesut Ozil Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

Mesut Ozil pensiun dari timnas Jerman pada 2018 di tengah debat politik tentang imigran.

Baca Selengkapnya

Mantan Gelandang Real Madrid dan Juventus Sami Khedira Pensiun

20 Mei 2021

Mantan Gelandang Real Madrid dan Juventus Sami Khedira Pensiun

Sami Khedira mengundurkan diri sebagai pesepakbola profesional. Cedera membuat dia harus menyerah di usia 34 tahun.

Baca Selengkapnya

Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar: 6 Hal yang Penting Diketahui

17 Juli 2018

Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar: 6 Hal yang Penting Diketahui

Piala Dunia 2018 sudah berakhir dan yang selanjutnya akan digelar di Qatar pada 2022.

Baca Selengkapnya

Laporan Tempo dari Rusia: Angkutan Kota Andalan Meliput

7 Juli 2018

Laporan Tempo dari Rusia: Angkutan Kota Andalan Meliput

Selama meliput perhelatan Piala Dunia 2018, angkutan publik bisa jadi andalan.

Baca Selengkapnya

Piala Dunia 2018: Denmark Kalahkan Peru, Kasper Schmeichel Dipuji

17 Juni 2018

Piala Dunia 2018: Denmark Kalahkan Peru, Kasper Schmeichel Dipuji

Kasper Schmeichel mendapat pujian dari Denmark mengalahkan Peru dalam Piala Dunia 2018.

Baca Selengkapnya

3 Negara Ini Ajukan Jadi Tuan Rumah Bersama Piala Dunia 2026

11 April 2017

3 Negara Ini Ajukan Jadi Tuan Rumah Bersama Piala Dunia 2026

Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada mengajukan penawaran bersama untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026.

Baca Selengkapnya

Real Madrid Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

15 Desember 2016

Real Madrid Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

Real Madrid berhasil menundukan Club America pada semifinal Piala Dunia Antar Klub dengan skor 2-0. Karim Benzema dan Cristiano Ronaldo jadi pahlawan.

Baca Selengkapnya

River Plate Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

16 Desember 2015

River Plate Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

River Plate akan menantang pemenang laga antara Barcelona vs Guangzhou Evergrande di babak final. Laga itu akan berlangsung besok.

Baca Selengkapnya

Kolombia: Tanpa Suarez, Uruguay Tetap Berbahaya

14 Oktober 2015

Kolombia: Tanpa Suarez, Uruguay Tetap Berbahaya

Penyerang andalan Uruguay Luis Suarez masih menjalani larangan
pertandingan karena menggigit Giorgia Chiellini pada Piala
Dunia 2014.

Baca Selengkapnya

Messi Pinjamkan Nomor Punggungnya untuk Aguero

8 Oktober 2015

Messi Pinjamkan Nomor Punggungnya untuk Aguero

Aguero senang dengan tawaran Messi agar ia mengenakan kaus dengan nomor 10.

Baca Selengkapnya