Warga asyik menonton televisi yang menyajikan pertandingan sepakbola antara Brasil melawan Krosia dalam ajang Piala Dunia 2014 di ibukota Somalia Mogadishu. telegraph.co.uk
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah survei yang digelar oleh Repucom, lembaga yang berfokus terhadap perkembangan olahraga, pada tahun lalu menempatkan Indonesia dalam jajaran negara penggila sepak bola. Dalam daftar itu, Indonesia menjadi negara kedua yang mencintai sepak bola, dengan angka 77 persen penduduknya suka sepak bola. Posisi teratas diduduki oleh Nigeria (83 persen) dan di bawah Indonesia ada Thailand (75 persen) yang diikuti oleh Arab Saudi (74 persen) dan Argentina (72 persen).
Mengutip dari Businessweeek, Repucom dalam survei ini menggunakan sampel seribu penduduk di tiap negara dengan usia 16-69 tahun. Indonesia juga menempati posisi ketiga sebagai penonton televisi yang memfavoritkan pertandingan sepak bola tayangan utama dengan angka 74 persen. Pada posisi puncak adalah penduduk Mesir (88 persen), kemudian Nigeria (85 persen). Adapun penduduk Indonesia dan Brasil berbagi persentase yang sama sebagai penggemar nonton bola.
Pada Piala Dunia empat tahun lalu di Afrika Selatan, tercatat ada 3,2 miliar penduduk dunia yang menonton lewat televisi, atau 46 persen dari populasi dunia. Angka tersebut naik 8 persen dari penonton Piala Dunia 2006 di Jerman. Tahun ini, jumlah penonton diperkirakan juga akan naik karena Piala Dunia di Brasil baru memasuki paruh 16 besar.
Namun, di luar kecintaan dan rajinnya menonton sepak bola, ternyata Indonesia tak masuk sebagai penyuka bola di lapangan. Repucom mencatat Nigeria tetap tertinggi sebagai negara yang penduduknya paling tidak sepekan sekali bermain bola, dengan angka 65 persen. Diikuti Mesir (50 persen), Afrika Selatan (45 persen), Thailand (41 persen), dan Meksiko (39 persen).
Adapun Indonesia tak masuk daftar 15 besar negara yang penduduknya suka bermain bola di lapangan. Justru penduduk Malaysia lebih suka bermain bola di lapangan dengan angka 25 persen dan menempatkan negara tersebut pada posisi 14.
