Pabrik Pemain di Pinggiran Sao Paulo  

Reporter

Editor

Raju febrian

Kamis, 3 Juli 2014 15:42 WIB

Para siswa akademi sepak boal Desportivo. academiatraffic.com

TEMPO.CO, Sao Paolo - Lima lapangan sepak bola terhampar di markas Desportivo Brasil, Kota Porto Feliz, Sao Paulo, Brasil. Ukurannya sesuai dengan standar FIFA, dengan pagar kawat nan tinggi mengitari semua lapangan. Total, akademi sepak bola ini memiliki tujuh lapangan, dua di antaranya berukuran mini. "Kualitas rumput di sini sama dengan di Maracana," kata Presiden Desportivo Brasil, Rodolfo Canavesi, saat Tempo berkunjung ke sana, Oktober tahun lalu. Maracana akan menjadi stadion tempat digelarnya babak final Piala Dunia 2014.

Tak hanya lapangan yang mumpuni, Desportivo, yang terletak tiga jam perjalanan darat dari Kota Sao Paulo, juga punya segudang fasilitas lain. Pada bangunan utamanya, tersedia ruang kebugaran dengan berbagai peralatan fitness. Akademi ini juga memiliki ruang medis lengkap dengan dokter ahli. Ada pula kolam renang dan ruangan khusus untuk memulihkan cedera, lengkap dengan bak mandi berisi es batu.

Asrama Desportivo terdiri atas ruang tidur yang sanggup menampung lebih dari 100 atlet. Pengelolanya juga menyiapkan ruang kelas dan auditorium untuk menyaksikan video-video seputar sepak bola. Ada juga ruang rekreasi dengan meja biliar, meja pingpong, serta ruang makan.

Disponsori Nike dan berpartner dengan Manchester United serta Miami FC, Desportivo, yang berdiri sejak 2005, disebut-sebut sebagai salah satu akademi sepak bola terbaik di Brasil. Masuk Desportivo bisa berarti menggenggam tiket menjadi pemain bola profesional dengan bayaran besar. Sementara Brasil disebut sebagai negara pengekspor pemain bola, Desportivo bisa disebut sebagai salah satu pabrik yang memproduksi pemain lokal dan internasional.

Misalnya Jardel Nivaldo Vieira, yang bermain di Benfica, Portugal; Bruno Nascimento di Koln, Jerman; atau Bruno Gomes, yang nyaris dipinang Manchester United tapi akhirnya memilih berlabuh di klub papan tengah Brasil, Internacional. Pun Desportivo telah mengirim sejumlah lulusannya ke negara Asia. Rodolfo Canavesi mengklaim tak ada lulusan Desportivo yang tak mendapat tempat di klub sepak bola. "Kami menawarkan masa depan bagi para pemain," katanya.

Oktober lalu, 70 pemuda menjadi murid di akademi itu. Salah satunya Leonardo Campos, 17 tahun. Dia mengaku bersyukur bisa masuk Desportivo. "Saya sebelumnya berlatih di akademi Corinthians. Tapi saya suka di sini," kata Leonardo, yang bermimpi bergabung dengan Bayern Muenchen.

Saat Tempo berkunjung, belasan pemuda tengah mengikuti tryout yang menentukan mereka bisa bergabung atau tidak. Mereka dipilih dari berbagai penjuru Brasil, hasil pencarian para pemburu bakat. Menurut Rodolfo, mereka yang bergabung di Desportivo minimal berusia 14 tahun dan maksimal 20 tahun. Sebagian besar sudah didekati sejak masih berusia 12 tahun.

Di sini, para murid mendapat gaji US$ 200-500, tergantung usia mereka--hukum di Brasil tak membolehkan anak di bawah 14 tahun menerima bayaran. Sementara di tempat lain bermain sepak bola merupakan kesenangan, sepak bola di Desportivo kurang-lebih seperti pekerjaan.

Memang, Desportivo sangat serius mempersiapkan para muridnya menjadi pemain profesional. "Kami hanya menjual pemain berbakat," kata Rodolfo. Maka, segala sesuatu dikontrol secara ketat di Desportivo. Dua kali sehari, para murid berlatih sepak bola, diselingi dengan pelajaran akademis. Di sini, mereka juga wajib mengikuti kursus bahasa Inggris--umumnya penduduk Brasil hanya bisa berbahasa Portugis atau Spanyol.

Semua pemain juga hanya diperbolehkan memakan sajian yang disiapkan pengelola. "Semua kalori dalam makanan sudah dihitung. Tak melulu serius, murid yang sedang tak berlatih bisa bermain PlayStation atau menonton televisi. Tapi mereka hanya diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing sekali sebulan.

Para pemain Desportivo juga kerap bertanding dengan klub lain. Mereka rutin mengikuti kompetisi domestik, yang sebagian besar mereka menangi. Pun kompetisi tingkat internasional mereka jalani. Di ruang kerja Rodolfo, berjubel piala yang telah mereka raih. Salah satunya Milk Cup, yang diadakan di Irlandia pada 2012. Mereka mencukur Newcastle United 3-0 pada babak final. Dari lima pertandingan yang diikuti, mereka mencetak 22 gol dan kebobolan 3 gol. Otomatis, semakin banyak klub besar yang melirik pemain Desportivo.

Rodolfo sama sekali tak malu menyatakan akademi yang didirikan oleh Traffic Group, produsen peralatan olahraga, itu bertujuan mencari duit. Hampir setiap pekan, pencari bakat dari berbagai klub besar datang dan menyaksikan performa para murid Desportivo.

Uniknya, Desportivo tak pernah 100 persen menjual langsung pemainnya. Istilah lainnya, akademi itu tak menggunakan sistem jual-putus. Menurut Rodolfo, Desportivo hanya menerima separuh dari harga jual murid yang direkrut klub lain. Tapi tunggu dulu. Desportivo mencantumkan klausul persentase yang bakal didapat jika pemain itu ditransfer ke klub lain di kemudian hari.

Cara ini, kata Rodolfo, jauh lebih menguntungkan ketimbang sistem jual-putus. Semua pengeluaran klub akhirnya terbayar lunas. Bahkan, Rodolfo mengakui Desportivo meraup untung besar dari bisnis ini. "Sepak bola adalah bisnis. Karena itu kami sangat serius menyiapkan pemain."

PRAMONO

Berita terkait

Mantan Gelandang Jerman Mesut Ozil Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

22 Maret 2023

Mantan Gelandang Jerman Mesut Ozil Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

Mesut Ozil pensiun dari timnas Jerman pada 2018 di tengah debat politik tentang imigran.

Baca Selengkapnya

Mantan Gelandang Real Madrid dan Juventus Sami Khedira Pensiun

20 Mei 2021

Mantan Gelandang Real Madrid dan Juventus Sami Khedira Pensiun

Sami Khedira mengundurkan diri sebagai pesepakbola profesional. Cedera membuat dia harus menyerah di usia 34 tahun.

Baca Selengkapnya

Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar: 6 Hal yang Penting Diketahui

17 Juli 2018

Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar: 6 Hal yang Penting Diketahui

Piala Dunia 2018 sudah berakhir dan yang selanjutnya akan digelar di Qatar pada 2022.

Baca Selengkapnya

Laporan Tempo dari Rusia: Angkutan Kota Andalan Meliput

7 Juli 2018

Laporan Tempo dari Rusia: Angkutan Kota Andalan Meliput

Selama meliput perhelatan Piala Dunia 2018, angkutan publik bisa jadi andalan.

Baca Selengkapnya

Piala Dunia 2018: Denmark Kalahkan Peru, Kasper Schmeichel Dipuji

17 Juni 2018

Piala Dunia 2018: Denmark Kalahkan Peru, Kasper Schmeichel Dipuji

Kasper Schmeichel mendapat pujian dari Denmark mengalahkan Peru dalam Piala Dunia 2018.

Baca Selengkapnya

3 Negara Ini Ajukan Jadi Tuan Rumah Bersama Piala Dunia 2026

11 April 2017

3 Negara Ini Ajukan Jadi Tuan Rumah Bersama Piala Dunia 2026

Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada mengajukan penawaran bersama untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026.

Baca Selengkapnya

Real Madrid Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

15 Desember 2016

Real Madrid Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

Real Madrid berhasil menundukan Club America pada semifinal Piala Dunia Antar Klub dengan skor 2-0. Karim Benzema dan Cristiano Ronaldo jadi pahlawan.

Baca Selengkapnya

River Plate Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

16 Desember 2015

River Plate Melaju ke Final Piala Dunia Antar Klub

River Plate akan menantang pemenang laga antara Barcelona vs Guangzhou Evergrande di babak final. Laga itu akan berlangsung besok.

Baca Selengkapnya

Kolombia: Tanpa Suarez, Uruguay Tetap Berbahaya

14 Oktober 2015

Kolombia: Tanpa Suarez, Uruguay Tetap Berbahaya

Penyerang andalan Uruguay Luis Suarez masih menjalani larangan
pertandingan karena menggigit Giorgia Chiellini pada Piala
Dunia 2014.

Baca Selengkapnya

Messi Pinjamkan Nomor Punggungnya untuk Aguero

8 Oktober 2015

Messi Pinjamkan Nomor Punggungnya untuk Aguero

Aguero senang dengan tawaran Messi agar ia mengenakan kaus dengan nomor 10.

Baca Selengkapnya