Para pemain Aljazair Yacine Brahimi (tengah) berselebrasi dengan rekannya Madjid Bougherra (kiri) dan Islam Slimani (R) saat berhadapan dengan Korea di pertandingan Piala Dunia di Estadio Beira-Rio di Porto Alegre, Brasi, 22 Juni 2014. Aljazair memiliki sejumlah pemain Muslim yang juga menghadapi kewajiban berpuasa Ramadan. Alex Grimm/FIFA via Getty Images
TEMPO.CO, Jakarta - Tim Aljazair menyumbangkan hadiah karena keikutsertaan di Piala Dunia pada masyarakat yang tinggal di Jalur Gaza. Pemain Aljazair, Islam Slimani, mengatakan para pemain mendapat hadiah sebesar 5,25 juta poundsterling atau sekitar Rp 88,4 miliar karena mencapai babak perdelapan final dalam Piala Dunia 2014 di Brasil. “Mereka lebih membutuhkannya dibanding kami,” kata Slimani pada koran Belanda, Algmeen Dagblad, seperti dikutip situs Sports Mole, Jumat, 4 Juli 2014. Menurut Slimani, para pemain Aljazair ingin sekali membantu warga yang selama bertahun-tahun menderita karena konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina.
Pada Kamis kemarin, 3 Juli 2014, para pemain sudah tiba di Aljazair. Mereka disambut fan dan kemudian diarak keliling ibu kota Aljazair. Saat arak-arakan tersebut, terlihat bendera Palestina terpasang di bus tim Aljazair. Perjalanan tim Aljazair dalam laga di Piala Dunia terpaksa terhenti pada Selasa lalu setelah kalah 2-1 dari Jerman di babak perdelapan final. (Baca: Jerman Susah Payah Taklukkan Aljazair 2-1)
Tim Jerman sendiri mengakui harus susah payah mengalahkan Aljazair. Tiga gol dalam pertandingan tersebut baru tercipta dalam babak perpanjangan waktu setelah kedua tim bermain 0-0 selama 90 menit. Andre Schuerlle mencetak gol pertama bagi Dez Panser pada menit ke-92. Mezut Oezil kemudian membuat gol kedua pada menit 120. Pemain Aljazair memperkecil ketinggalan menjadi 2-1. Skor ini bertahan hingga akhir babak perpajangan waktu. (Baca: Joachim Loew Akui Jerman Kerepotan Hadapi Aljazair)